Kekacauan Virus Mankills

7 2 0
                                    


Tekan vote untuk melanjutkan!

Terima kasih, selamat membaca ^^






















Sorry for Typo <3

Analie yang baru saja tertidur pukul 03.10 pagi harus terbangun karna ponselnya yang berdering tiada henti. Ia melirik ke arah jam dinding yang berada di dalam kamarnya ternyata sudah pukul 05.00 pagi, tapi orang waras mana yang menghubunginya pagi-pagi buta seperti ini?

"Halo?" kata Analie dengan nada khas orang baru bangun tidurnya.

"Dokter Analie, maaf menggangumu. Namun, ini keadaan darurat virus itu kembali mewabah, dan keadaan rumah sakit benar benar kacau. Kami kekurangan tenaga medis, kami butuh bantuanmu. Bisa kah kau datang?" kata seorang laki-laki yang sepertinya adalah rekan kerja Analie di rumah sakit.

Seketika Analie membuka lebar matanya, bangkit dari tidurnya dengan perasaan tidak karuan. Sudah Analie duga hal ini akan terjadi. Namun, bagaimana ia bisa kembali dengan cepat sedangkan ia berada di negara yang berbeda.

"Joshua, aku masih di Australand aku akan kembali secepatnya," kata Analie.

Setelah itu, Analie bergegas membersihkan diri dan menghampiri sang ayah yang sedang bersiap untuk lari pagi agar membantunya menemukan penerbangan tercepat ke Sundawn. Analie tidak membawa apa pun untuk kembali ke Sundawn, ia hanya membawa barang penting seperti passport, dompet dan ponsel. Bahkan koper berisi baju-bajunya tak ia bawa, ia hanya membawa jas dokter dan stetoskopnya.

"Analie, kau diantar menggunakan helikopter militer saja bagaimana? Agar cepat sampai," tanya sang ayah.

"Tidak masalah, pastikan hanya tentara perempuan yang berada di dalam helikopter itu. Terlalu beresiko untuk membawa tentara pria ke sundawn," jawab Analie. Sang ayah mengangguk, dan memerintahkan para prajurit wanita untuk bersiap.


***

Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam Analie pun tiba di Sundusk. Berlari dengan cepat menuju jemputan dari rumah sakit yang sudah menunggu kedatanganya. Ia sudah tidak memiliki banyak waktu saat ini, bahkan pengemudi mobil jemputan tersebut mengendarai mobilnya denga kecepatan di atas rata-rata.

Jalan yang sepi, para tenaga medis dari seluruh penjuru Sundawn berusaha mensterilkan jalan raya dan tempat-tempat umum dengan disinfektan. Namun, menurut Analie semua itu sia-sia dilakukan. Disinfektan hanya membunuh kuman dan membunuh virus kurang dari 10%, jadi itu tidak ada artinya.

"Apa sejak aku pergi semua ini sudah terjadi?"

"Iya dokter, saat dokter mengambil cuti keesokkan harinya virus itu menyebar sangat pesat bahkan lebih parah dari yang sebelumnya," kata supir wanita yang menjemput Analie.

"Lalu bagaimana keadaan rumah sakit saat aku tidak ada?"

"Awalnya semuanya berjalan lancar, kami dapat mengkondisikan pasien dengan baik. Namun semakin lama, pasien semakin banyak dan membeludak. Kami bahkan harus mengoper beberapa pasien ke rumah sakit lain, karna kami sudah kehabisan ruang rawat." Analie mengangguk paham.

THE MANKILLS | BANGCHAN FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang