Our Struggle

7 2 1
                                    

Tekan vote untuk melanjutkan!

Terima kasih, selamat membaca ^^















Sorry For Typo <3

Analie baru saja kembali dari rumah sakit setelah jadwal sipnya digantikan oleh rekannya yang lain. Ia yang belum sempat beristirahat atau sekedar membersihkan diri setelah kepulangannya dari Australand, diizinkan untuk pulang dan beristirahat sejenak.
“Haah.. aku lapar,” kata Analie pada dirinya sendiri.

Analie membuka kulkas dan tak ada apa pun di sana, mau beli di luar pun ia yakin semua restoran tutup karna pemerintah menghimbau seluruh masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah. Sepertinya Analie harus pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan.
“Bagaimana mungkin persebaran virus ini kembali lagi? Bukankah kemarin sudah lebih baik?” gumam Analie saat dirinya tengah bercermin dan bersiap untuk memakai skincare rutinnya.

Analie membuka lemari dan mengambil cardigan abu-abu yang biasa ia kenakan jika ingin keluar rumah, cardigan yang diberikan Chris saat ulang tahunnya. Analie sangat menyukai cardigan itu, karna bahannya yang lembut dan tebal dapat menahan udara Sundawn yang mulai mendingin karna sudah memasuki bulan September.

Analie menggunakan masker dan tak lupa kacamata yang tak boleh lepas dari dirinya. Setelah dirasa dirinya cukup rapih, ia pun meninggalkan apartemennya dan pergi menuju supermarket terdekat. Cuaca sore itu cukup berangin, membuat rambutnya terhempas angin lembut musim gugur di bulan September.

Supermarket di sekitar apartemennya memang tidak terlalu jauh hanya sekitar berapa meter, mungkin Analie hanya memerlukan waktu 10 menit berjalan kaki untuk sampai di sana. Suasana sekitar juga cukup sepi, hanya ada beberapa polisi yang berpatroli dan petugas medis yang sedang berkeliling untuk menemukan pasien gawat darurat. Beberapa kali Analie melihat mobil ambulan maupun jenazah melewati jalan raya.
“Semoga semua ini segera berakhir.” gumam Analie.

Tanpa ia sadari ia pun tiba di supermarket yang ia tuju. Analie tak ingin membuang waktu karna perutnya sangat lapar karna belum sempat sarapan atau pun makan siang. Ia hanya mengkonsumsi susu dan roti yang tersedia di rumah sakit.
Analie mengambil beberapa sayuran, daging, mie instan dan beberapa bumbu penyedap.

Tak lupa ia mengambil beberapa susu dan camilan sehat seperti buah dan yogurt. Analie memang terbiasa dengan pola hidup sehat, sebagai seorang dokter tentu ia sangat memperhatikan kondisi kesehatannya. Apalagi, di kondisi negara yang seperti saat ini. Dirinya yang super sibuk akibat wabah virus mankills tentu saja harus benar-benar memperhatikan kondisi kesehatannya.

Setelah menemukan semua yang ia butuhkan ia segera pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya. Tidak ada kasir yang melayani Analie, karna biasanya kasir yang melayani adalah laki-laki. Tapi karna pemerintah tidak mengizinkan para laki-laki pergi bekerja setelah melonjaknya kasus virus mankills, akhirnya seluruh sistem jual beli digantikan dengan self-service atau digantikan dengan tenaga robot.

Setelah ia selesai dengan misi berbelanja, ia dengan segera pulang ke rumah untuk memasak bahan makanan yang sudah ia beli. Memakan waktu 10 menit lagi untuk sampai di rumah, sejujurnya ia sudah cukup lemas karna tidak makan dengan cukup.

Sesampainya di apartemen, Analie segera meletakkan belanjaannya di meja dapur. ia pun beranjak untuk mempersiapkan alat masak, ia juga mengenakan celemek dengan corak kotak-kotak kesukaan sang ibu. Tak lupa ia mengikat rambutnya agar tidak mengganggu waktu memasaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE MANKILLS | BANGCHAN FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang