1

242 36 5
                                    

Wuxian menatap lekat pemuda anggun itu dengan tatapan memuja, bahkan tidak sadar bahwa siluman tadi ingin menyerangnya lagi, tapi serangan siluman itu segera dihentikan Wangji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wuxian menatap lekat pemuda anggun itu dengan tatapan memuja, bahkan tidak sadar bahwa siluman tadi ingin menyerangnya lagi, tapi serangan siluman itu segera dihentikan Wangji.

Mereka bertarung dengan sengit, walaupun Wangji sudah memotong salah satu lengannya tapi siluman ini cukup gesit, membuat Wangji kewalahan.

Memang diperjalanan pulang ke Gusu banyak sekali siluman yang menggangu nya jadi tenaga Wangji sudah terkuras setengah.

'srang'

Wangji berhasil mengenai perut siluman itu, tidak menyia-nyiakan kesempatan Wangji pun hendak mengambil kertas jimat untuk membakar siluman itu, tapi siapa sangka siluman itu justru malah mengambil kesempatan untuk menarik jubah Wangji

Jubah Wangji pun tersibak dan sedikit mempertontonkan paha nya yang putih mulus. Kemudian siluman itu menjilat bibir nya menatap Wangji lapar.

"Sialan, mesum"

Wangji melotot marah hendak menebas kepala siluman itu tapi Wangji lupa kalau jubah nya masih digenggaman siluman itu, hingga pada akhirnya Wangji malah terjatuh di bawah tubuh siluman itu.

"Haha cantik jangan terlalu agresif" siluman itu tertawa, Wuxian tidak tahan lagi melihat nya.. Wuxian hendak memukul kepala siluman itu tapi sang siluman menyadari nya.

'BRAKK'

Dengan cepat tubuh Wuxian terhantam pohon, akar-akar pohon pun merayapi tubuh Wuxian kemudian melilit nya, membuat Wuxian sulit bernafas.

"Akhhh"

"Jangan sakiti dia" gumam Wangji pelan tapi cukup untuk didengar siluman itu.

"Apa sayang? Aku tidak mendengarnya?"

"Aku bilang jangan sakiti dia"

"Hahaha boleh-boleh saja.. tapi ada syaratnya"

"katakan"

"Ikutlah ke duniaku, maka pria itu akan selamat" ucap siluman itu sambil tersenyum

"Dalam mimpimu" ucap Wangji

"Benarkah? Baik kalau begitu"

"AKHHH!!" Wuxian berteriak kesakitan karena akar pohon makin melilit tubuhnya dengan kuat membuat Wangji panik

"Itu pilihan mu"

"Dia akan mati perlahan terlilit akar" ucap siluman itu lagi. Wangji mengepalkan tangannya marah, merasa tidak berguna karena tidak dapat melakukan apa-apa, kemudian Wangji memejamkan mata nya dan menghela nafas pasrah

"Baik, aku akan ik-

Tiba-tiba saja labu giok Wangji bergerak tidak beraturan, dan muncul sinar putih kemudian keluarlah siluman baju putih.

Siluman baju putih menatap Wangji yang tengah berada dalam kukungan siluman lain dan mengeram marah.

Melihat ada siluman lain yang lebih kuat, siluman yang menindas Wangji pun langsung berlutut memohon pengampunan.

"Hormat siluman baju putih, hamba ti-tidak bermaksud- AKHHH"

Dengan cepat seruling siluman baju putih menusuk jantung siluman itu, lalu dalam sekejap siluman itu mati.

Akar yang melilit Wuxian juga menghilangkan dengan sendirinya, Wangji pun membantu memapah Wuxian untuk berdiri.

"Kenapa tubuhku lemah sekali ya rasanya, cantik" tanya Wuxian yang membuat Wangji mendelik karena panggilan Wuxian

"Akar itu menyerap Jindan mu"

"Ternyata lebih mending kelilit utang ya daripada kelilit akar" gumam Wuxian yang membuat Wangji geleng-geleng kepala.

"Ku antar kau pulang"

"Baiklah, kau sekalian mampir juga ya untuk mengobati lukamu" balas Wuxian

"Hei kalian mengabaikan ku!" Ucap siluman baju putih

"Kenapa kau bisa keluar?" Tanya Wangji

"Huh! Apa ini caramu berterimakasih?" Sindir siluman baju putih

"Aku tidak minta tolong kepadamu" balas Wangji tidak mau kalah

"Dasar! Wajah nya saja yang cantik tapi lidah nya tajam" cibir siluman baju putih

"Sudah bicara nya?"

"Hah? Ap- uaaaaa heyy!" Sebelum siluman baju putih menyelesaikan kalimatnya, Wangji sudah mengurungnya di labu giok.

Semua itu tidak luput dari perhatian Wuxian
"Kau memelihara siluman?"

"Bukan urusanmu"

.

.

.

"Oh ya, kita belum berkenalan. Aku Wei Wuxian, nama kecil ku weiying.. kau boleh memanggil ku Weiying karena kau sudah menjadi teman dekatku" ucap Weiying dengan penuh semangat

"Jadi bagaimana dengan mu? Ceritakan lah tentangmu"

"Oh ya ngomong-ngomong kau sangat menawan dan cantik.. pasti keluargamu juga sangat menawan ya"

"Kau tinggal dimana? Apa jauh dan sedang apa kau di hutan? Apa berburu?"

"Aiya kenapa kau diam saja?"

"Apa kau lapar? Jika lapar dikediamanku banyak sekali makanan enak.. kau boleh mencicipinya kalau mau"

"Oh ya.. kenapa kau menyimpan siluman di botol putih itu? .... Apa jangan-jangan kau berkomplot dengan siluman" Wangji langsung menoleh dengan tatapan tajamnya

"Aiyaa... jangan menatapku seperti itu.. baiklah baiklah... aku tidak bertanya lagi tapi bisa kau beritahu nama mu?"

"Wangji"

"Ah ya Wangji.. nama yang bagus. Aku akan mengingatnya"

"Wangji, apa kau pernah ke dermaga teratai sebelumnya?"

"Belum"

"Ckckck kau rugi sekali Wangji, biarku beritahu dermaga teratai adalah tempat paling terbaik di seluruh dunia.. kenapa? Tentu karena banyak makanan enak, festival yang unik dan kau tau apa yang lebih penting dari semuanya? Kau tau? Kau tau? Haha kau pasti akan kaget Wangji... Disana banyak gadis cantik hahahaha"

"Konyol" dengan begitu Wangji melepas rangkulan Wuxian

"Aiyaaa Wangji hey aku tidak bisa berjalan tubuhku sangat lemah hey... tunggu aku Wangji... Wangji hey... Kenapa berhenti?" Tanya Wuxian yang melihat Wangji tiba-tiba berhenti

'wushhh'

Wangji melempar jimat ke arah siluman yang datang tiba-tiba

"Kenapa siluman suka sekali menyerang secara tiba-tiba sih ckckck"

"Hati-hati" Wangji mengeluarkan binchen dan menebas tangan siluman yang hendak mencekik Wuxian

"Wuuuu hampir aku mati- Wangji... Wangji aku tidak salah lihat kan kita-

"Dermaga teratai" ucap Wangji

"Jiejie, Acheng" Wuxian dengan sekuat tenaga berlari menuju kediamannya

"Weiying"



TBC dulu sayang, buntu nih

Btw met malming😘😘

𝒹є𝔳𝕚𝓐n𝕋 𝕊є𝐜𝕋 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang