ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ•°•
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Setelah jam bekerjanya selesai, Jean seperti biasa ia menggunakan MRT untuk pulang, keberangkatan mulai dari stasiun pada pukul 17.30 dimana itu sudah lebih dari setengah jam urusan pekerjaannya biasanya telah selasai. Mendapati tempat digerbong ke-5, kini tidak banyak penumpang masih banyak kursi kosong yang tersisa. Mungkin karena sedang hujan, jadilah tak banyak yang menaiki MRT ini.
Memandang kearah jendela yang berada depannya, rintik hujan masih terus jatuh. Tanpa sengaja manik matanya mendapati seorang perempuan yang tengah duduk memejamkan matanya sembari menggunakan earphone di telinganya, di pandangnya wajah damai yang tengah memejam tersebut.
Cukup lama Jean memandang wajah perempuan itu hingga perempuan tersebut membuka matanya, tanpa sengaja mereka saling bersitatap.
Jean langsung mengalihkan pandangannya, setelah di rasa perempuan tersebut tidak melihat kearahnya. Ia menunduk, menarik segaris senyum tipis disana. Pikirannya teringat bagaimana mereka saling menatap, mata perempuan tersebut ternyata terlihat begitu cantik, matanya terkesan bulat.Akan segera sampai di tempat lokasi tempat penurunannya, bersiap untuk berdiri Jean memandang sebentar kepada perempuan tersebut. Berpikir apakah ini akan menjadi pertemuan terakhir bersamanya?.
Hingga kendaraan tersebut berhenti, Jean segera bangkit sembari menghela nafas. Ia berjalan keluar lebih dulu, dirinya duduk memutuskan untuk menunggu hingga hujan reda baru ia akan berjalan untuk pulang.
Melamun sembari jari jemarinya tidak berhenti bergerak. Sebuah helaan nafas kecil dari seseorang membuatnya menatap ke sampingnya, terkejutnya ia karena seseorang di sampingnya adalah perempuan yang sama saat berada di dalam MRT. Di buat lebih terkejut lagi saat perempuan tersebut juga tengah menatapnya, terburu-buru Jean menunduk sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hujannya lama sekali redanya"
Suaranya terdengar begitu lembut masuk kedalam pendengarannya, tidak menyangka jika dirinya bisa mendengar suara perempuan yang membuatnya tertarik pada pandangan pertama, Jean meresponnya dengan mengangguk pelan tanpa mengangkat pandangannya. "Ya- mungkin sebentar lagi akan reda"
Setelah Jean bersuara tidak ada lagi yang berbicara, hanya terdengar suara rintik hujan. Di dalam hatinya, ia menggerutu apa dirinya salah bicara atau bagaimana, mengapa percakapan tersebut terhenti seketika.
Menunggu cukup lama hingga hujan akhirnya reda, perempuan di sampingnya dengan terburu-buru bangun, dan pergi setelah mengucap salam perpisahan padanya.
Dari sana lah Jean mengenal Alisa, kini ia tengah duduk di sebuah café dengan menunggu hadirnya Alisa. Menyesap coffe latte miliknya, hingga lampu penerangan menyorot pada panggung yang berada di depan sana. Terlihat seorang perempuan tengah duduk sembari memegang gitar siap bernyanyi, itu adalah Alisa. Jean tersenyum, Alisa mulai mengucapkan lirik-lirik lagu tersebut dengan baik.
Jean terus memandang kedepan sana, Alisa menurutnya begitu sempurna. Suaranya mengalun indah, membuat Jean rasanya jatuh cinta berkali-kali pada perempuan tersebut.
Jean dan Alisa tidak saling mengenal, jika di lihat dari sudut pandang Alisa keduanya hanya bertemu saat di MRT dan menunggu bersama hujan reda, hanya sebatas itu saja. Berbeda dengan Jean, sejak pertemuan keduanya, mereka lebih sering bertemu di dalam MRT walaupun hanya Jean yang sering memperhatikan Alisa.
Sampai suatu waktu, ia memutuskan untuk mengikuti Alisa, hingga dirinya tau tentang Alisa yang sering bernyanyi di sebuah café. Sebuah kebetulannya lagi, Jean mengenal pemilik café tempat Alisa sering bernyanyi. Sejak saat itu lah Jean tau jika perempuan tersebut bernama Alisa dan ia juga sering mengunjungi café tersebut, hanya untuk melihat Alisa.
Berkali-kali Alisa mengulang lirik yang berada di lagu tersebut, rasanya Jean ingin terus mendengar Alisa bernyanyi seperti saat ini, Jean bersumpah ia merasa lagu yang Alisa nyanyikan untuknya. Bahkan ia tau ketika kini Alisa mengadakan pertunjuan pribadi dan ia menontonya, Alisa tetap tidak akan pernah melihat presensinya kan.. Apalagi saat Jean meminta Alisa bernyanyi untuknya, apakah mungkin Alisa akan menurutinya? Jawabannya adalah tidak, Jean selalu berharap, jika Alisa bisa bernyanyi hanya untuknya seorang.
Jean memandang sendu didepan sana, seorang laki-laki menghampiri Alisa setelahnya memeluknya mengundang banyak pengunjung lain bersorak. Iya.. Alisa memang sudah memiliki kekasih, seperti tidak ada kesempatan lagi untuknya mendapatkan Alisa.
Dilihatnya Alisa tengah tersenyum manis dengan menatap kekasihnya, Alisa sudah menemukan bahagianya. Dirinya selalu berharap menjadi salah satu orang yang mendengar semua cerita Alisa, seperti halnya laki-laki yang menjelma menjadi kekasih Alisa saat ini. Pastinya laki-laki tersebut sudah banyak mendengar cerita-cerita manis dari Alisa setiap harinya kan.. Jean berharap dirinya bisa menjadi laki-laki tersebut, menggantikan posisi laki-laki itu untuk menjadi kekasih Alisa.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
END
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ•°•
'I swear that every word you sing, you wrote them for me
Like it was a private show, I know you never saw me
When the lights come on and I'm on my own
Will you be there to sing it again?
Could I be the one you talk about in all your stories
Can I be him?"•°•
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Haii! Gatau pengen aja si iseng, ga nyambung emang tapi yaudahlah maafkan hehe😭😖
Selamat Malam, sleep well!
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent. | Lizkook AU
Подростковая литератураOneshoot Jungkook and Lalisa. ―Iridescent. Memiliki makna perubahan warna atau multicolor, yang di asumsikan berbagai macam warna yang terjadi di dalam kehidupan. Hidup yang memiliki banyak sekali kejadian tidak terduga, dan begitu mengesankan. Ins...