Bucketlist

979 85 5
                                    


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

•°•

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Seluruh kelas kini tengah free di karenakan para Ketua dan Wakil kelas tengah berkumpul, semua murid tengah sibuk pada dunianya sendiri. Begitu pula dengan Alena yang tengah bermain uno bersama dengan teman-temannya, wajah Rion yang sudah hampir penuh akan bedak tetapi ia masih ikut bermain bersama.

"UNOO― Hayoloh lo Lisya ngambil kartu lagi, cepetan gue ngomong unonya" Ucap Rion.

Dengan kesal Lisya mengambil kartunya lagi, sedari tadi dirinya selalu saja lupa untuk mengucapkan kata 'Uno' agar ia bisa mengakhiri semua kartunya.

Permainan yang belum terselesaikan harus berakhir seketika, tak kala Ketua kelas dan Wakilnya sudah datang sembari meminta semua murid untuk fokus padanya karena ingin mengumumkan suatu hal.

"Duduk ditempat masing-masing, bubar lo pada yang main Uno," Suara Wakil kelas yaitu Jihan begitu menggelegar membuat dari mereka semua segera berhenti dan kembali ke tempat duduk masing-masing. "Rion― Anjer muka lo udah kek pantat bayi banyak bedaknya." Lanjutnya, yang awalnya ingin marah tetapi diurungkan karena melihat wajah dari Rion yang penuh akan bedak.

Rion hanya mengendus sebal, memang teman sekelasnya tidak tanggung-tanggung memberi bedak. Dirinya lantas segera menghapus beda yang terdapat diwajahnya, karena sudah semakin kesal melihat Jihan yang masih saja tertawa.

"Oke, disini kita mau ngasih tau apa saja informasi yang didapat barusan. Baik― Silahkan Kack Andrian, lo aja yang jelasin" Ucap Jihan yang membuat teman sekelasnya menyorakinya.

"Kumpulan tadi menyampaikan, jika sekolah kita sebentar lagi akan berulang tahun, dan pastinya akan memiliki banyak acara. Sebelum berada dipuncak acara, sekolah kita akan mengadakan Bazar khusus kelas 10 dan 11, sementara kelas 12 mereka sudah punya kegiatan sendiri yaitu penampilan pensi dipenghujung acara. Setelah kegiatan Bazar akan dilanjut dengan berbagai lomba oleh semua angkatan, jadi ya kita harus mulai menyiapkan Bazar karena pelaksaan akan dilakukan seminggu lagi tepat pada tanggal 23 Mei. Sekian dari saya, Terima Kasih" Jelas Andrian, setelahnya mempersilahkan Jihan untuk menambahkan.

"Untuk kegiatan Bazar bisa kita diskusikan bersama, ingin menjual apa saja bisa di diskusikan agar semuanya sama-sama setuju," Melihat respon dari teman-temannya yang mengangguk setuju, ia melirik kearah jam dinding yang jam mata pelajaran sebentar lagi selesai, dimana akan dipulangkan lebih cepat dari jam pulang sekolah. "Oke, karena semua setuju kita bisa diskusikan bersama digrup kelas ya― Waktu untuk diskusi sekarang sepertinya tidak cukup, karena sebentar lagi akan dipulangkan" Lanjutnya.

Semua murid bersorak senang mendengarnya, mereka bangkit setelah mendengar bel telah berbunyi dan mengumumkan jika sekolah dipulangkan.

Alena yang kini telah berjalan bersama Jihan untuk menuju kearah gerbang utama sekolah, banyak dari siswa dan siswi yang berbondong-bondong untuk pulang. "Mampir dulu lah kerumah, main bentaran" Ucap Jihan.

"Main mulu pikiran lo, sibuk mikirin bazar lo tuh" Jawab Alena pada Jihan yang cengengesan saja.

Jihan menghentikan langkahnya tiba-tiba, membuat Alena juga ikut berhenti. "Ngapain berhenti sih"

"Lewat lapangan basket aja kata gue mah, walaupun keitung muter sama ngelewatin parkiran, tapi gapapa daripada lewat depan sana" Ucap Jihan, pasalnya didepan koridor tempat semua siswa dan siswi masuk dari arah gerbang terdapat banyak dari Kakak kelasnya yang tengah bergerombol disana, bisa Jihan tebak jika Kakak kelas mereka akan menuju parkiran, dan lagi salah satu diantara mereka terdapat sepupunya.

Iridescent. | Lizkook AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang