Beautiful Boy

1.1K 75 3
                                    


ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

•°•

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Tak terasa usia kandungannya sudah memasuki 9 bulan, sepasang suami istri kini tengah menikmati malam yang begitu tenang, seorang calon Ibu yang tengah memejamkan matanya sembari menikmati setiap elusan yang diberikan oleh suaminya kepada perutnya.

Keduanya begitu menunggu kelahiran buah hati mereka, tak sabar melihat anak kembarnya lahir kedunia. Setelah melewati berbagai perdebatan, keduanya akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran dokter untuk melakukan caesar.

"Mereka bergerak― Apa cukup sakit sayang?" Tanya Jeykey karena merasakan begitu kuat tendangan anaknya didalam perut Ibunya.

Lilyyan mengelus telapak tangan suaminya yang berada diperutnya. "Sedikit, mereka tidak sabar bertemu dengan Ayahnya"

"Sebentar lagi kita akan bertemu mereka, setelah menunggu dalam waktu yang lama dengan penuh kebahagiaan," Setelahnya memeluk lembut tubuh istri tercintanya. "Tidur sayang― Aku akan memelukmu" Ucap Jeykey menenangkan membuat Lilyyan menutup matanya berusaha untuk cepat terlelap.

Lilyyan sudah sekali untuk tidur dengan nyenyak akhir-akhir ini, karena perutnya yang memang sudah sebesar itu. Ia kesusahan untuk tidur terlentang, bahkan hanya untuk bangun begitu kesulitan karena perutnya.

°°°

Kandungannya sudah melewati batas perkiraan untuk melahirkan, tetapi sampai saat ini Lilyyan masih belum juga merasakan kontraksi. Satu minggu lalu, dirinya merasakan kontraksi, yang sudah membuat panik suami dan keluarganya. Ternyata, kontraksi tersebut hanya tipuan belaka, yang artinya hanya sekedar kontraksi sebentar.

Dokter juga menyarankan pada Jeykey untuk membantu Lilyyan agar segera mendapat kontraksi karena telah melewati perkiraan hari lahir anaknya, setelah melakukan hal yang disarankan oleh dokter, Jeykey mencoba membantu istrinya tetapi tetap saja tidak membuahkan hasil yang bagus.

Beberapa hari ini Lilyyan sungguh khawatir, dokter mengatakan jika sampai pada hari Sabtu tidak juga mendapat kontraksi akan diambil tindakan untuk induksi buatan bermaksud untuk merangsang kontaksi.

Dan ternyata tepat hari Kamis, Lilyyan mearasakn kontraksi tersebut. Setelah mendapat telfon dari Ibunya karena istirnya yang sudah waktunya melahirkan, dengan terburu-buru ia meninggalkan ruang rapat untuk menghampiri istrinya. Langkah kakinya tergesa-gesa untuk segera sampai pada diruangan bersalin, sejak didalam mobil, wajah khawatir Jeykey terlihat. Ia terus berdoa didalam hati, agar istri dan anaknya baik-baik saja hingga proses persalinan selesai.

Sesampainya diruangan bersalin, Jeykey melihat istrinya tengah meringis kesakitan memegang erat lengan Ibunya. Dengan segera ia menghampirinya, memegang erat telapak tangan Lilyyan yang dibalas tak kalah erat oleh istrinya. "Maaf sayang― Aku mencintaimu, aku tau kamu pasti bisa, ayo berjuang untuk anak-anak kita, dan berjanjilah jika kamu juga akan baik-baik saja.." Ungkapnya.

Lilyyan menatap suaminya, ia mengangguk setelahnya. Rasanya begitu sulit berucap, karena rasa sakit yang semakin lama semakin sakit. Ia menggengngam tangan Jeykey, menyalurkan betapa sakit kontraksi yang ia rasakan sekarang.

Tak lama dokter datang. "Sudah pembukaan delapan, dimohon untuk sedikit lagi menahannya"

Jeykey mengangguk mengerti, setelahnya kembali berusaha untuk selalu ada disamping istirnya.

2 jam telah berlalu, kini Lilyyan sudah berada diruang operasi untuk melakukan proses persalinan caesar yang ditemani oleh suaminya Jeykey. Dengan kesadaran yang masih ada, Lilyyan merasakan bagaimana Jeykey memeluk kepalanya, berusaha menguatkannya.

Iridescent. | Lizkook AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang