Rewrite The Stars

793 73 15
                                    

Ini ada yang request gitu, tapi aku ga pede dengan narasi kali ini wkwk. Kalau misal udah aneh terus ga nyambung banget, jangan lanjut bacaaa pleasee wkwk.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

•°•

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"She fell first, He fell harder"

"She fell first, He fell harder"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

•°•

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Suara ledakan dari arah timur terdengar hingga ketempat tenda peristirahatan serta tempat pengobatan didekat perbatasan desa, disana sebagai seorang perawat yang ikut andil dalam mengobati, Lalisa sedang memfokuskan diri untuk mengobati seorang tentara perang yang terluka akibat serangan ledakan. Jauh didalam lubuk hatinya, Lalisa selalu berdoa untuk keselamatan orang-orang didesanya.

Peperangan belum juga berakhir, masih terus terjadi setiap harinya. Bahkan menjadi sangat buruk. "Beristirahatlah disini, jika dipaksakan kakimu akan semakin parah." Jelasnya.

"Keadaan diluar sedang tidak baik-baik saja, saya harus membantunya." Wajah letihnya menatap Lalisa sembari menjelaskan dengan terengah-engah.

"Tolong― tolong, seseorang sangat membutuhkan bantuan disini." Suara teriakan dari luar, membuat Lalisa bangkit untuk menuju suara tersebut.

Berlari sembari membawa beberapa alat medis yang dibutuhkan, tepat saat didepan tenda salah satu tentara membawanya, dia berucap jika rekannya terluka cukup parah dibagian tangannya. "Aku bisa membantumu," Ujar Bellia tak kala melihat Lalisa kesusahan untuk mengobatinya.

Situasi cukup menegangkan, keadaan diluar benar-benar menakutkan. Kobaran api didepan sana yang disebabkan oleh ledakan terlihat, beberapa tentara perang berbondong-bondong datang kearah tenda tak kala keadaannya mulai tak memungkinkan. Lalisa bangkit, berucap pada rekannya untuk pergi sebentar, matanya melihat seseorang yang ia kenal tengah berlari menuju arah tenda. "Jika memungkinkan tolong kembali kesana, jangan sampai daerah perbatasan dirampas oleh sekutu musuh." Teriaknya, membuat para pasukan yang seharusnya berjaga didaerah tenda mengharuskan pergi ke arah perbatasan. 

"Juan― "

"Heyy, masuk-masuk kedalam. Jangan diluar ini berbahaya." Ucapnya panik dengan menarik lengan Lalisa menuju arah tenda.

Juan meletakan senjatanya, ia membuka sedikit bajunya tak kala merasakan tangannya tak bisa digerakan, terdapat luka tembakan yang beruntungnya hanya tergores mengenai Juan. Mata Lalisa terbelalak, ia lantas segera mengambil obat-obatan, menyiramkan alkohol untuk membersihkan luka tersebut. "Bisakah untuk sekarang diikat dengan kain saja? Aku harus segera kembali kearah perbatasan." Ujarnya, karena ia tak memiliki waktu cukup lama disini.

Iridescent. | Lizkook AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang