Chapter 4

803 47 3
                                    

Hy hy hadir lagi nih ada yang menunggu cerita ini kah?

Maaf ya lama update karena otak buntu memikirkan jalan cerita selanjutnya.

Semoga kalian suka dichapter ini.

Jangan lupa bintang nya untuk support aku.

Koreksi jika ada kesalahan kata atau typo dan jika ada kata-kata yang kurang pas dalam cerita segera koreksi. Agar direvisi nanti.

Happy reading
-----‐---‐------


"Jadi, ternyata perempuan itu punya aura yang begitu kuat. Intinya Lo harus lihat sendiri."

"Hm, kembali bekerja SEKARANG!!." Nada menekan.

"Ba-ik baik bos saya permisi." Bagas pun Lari terbirit birit menuju pintu.

"Aku tidak peduli." Mengedikkan bahunya dan kembali bekerja.


























#Di lantai berbeda tapi satu tempat

"Alika yuk ke kantin sudah waktunya istirahat nih." Syasya teman baru satu divisi Alika.

"Eh luan aja Sya gue mau keruangan sekretaris direktur untuk kasih berkas. Nanti gue nyusul lo." Menyusun berkas-berkas untuk di antar.

"Beneran ya dan hati-hati jika enggak sengaja jumpa pak bos, udah tau kan gosip beredar." Bisikan lirih didepan Alika takut kedengaran.

"Iya aman kok, aku duluan ya." Berlalu menuju lift lantai atas.

"Semoga kamu tidak sial Alika." Berdoa didalam hati.

Tapi nyata nya hari ini adalah hari sial dan sekaligus hari yang merubah takdir Alika.

Sesampai nya didepan pintu ruangan sekretaris direktur. Alika langsung bergegas mengetuk pintu tersebut.

Tok tok tok

"Silahkan masuk."

"Permisi pak, saya Alika dari divisi desain web ingin memberikan berkas yang harus di tanda tanganin."

"Baik nanti saya periksa, jika ada kesalahan saya akan infokan ke divisi kalian." Sibuk membaca berkas lain tanpa melihat kedepan.

"Baik pak, kalau begitu saya permisi pak." Berlalu ke luar ruangan.

"Hm."

Saat Alika berjalan ingin masuk ke lift untuk turun makan siang. Alika tidak sengaja melihat ke arah sebelah kanan tempat ruangan direktur perusahaan. Ada rasa penasaran di hati Alika tapi disatu sisi dia juga takut. Karena rasa penasaran nya yang tinggi akhirnya Alika memberanikan diri keruangan direktur.

Sesampai nya didepan ruangan direktur. Alika kembali memutar balik badan nya karena takut resiko yang akan di terima nya. Namun, saat akan kembali ke lift. Alika mendengar suara rintihan seseorang didalam ruangan direktur.

Jiwa kemanusiaan Alika pun tinggi. Sehingga Alika memberanikan diri langsung membuka pintu ruangan direktur.

Bruk

"Pak apa anda baik-baik saja ?." Suara tergesa dan khawatir sambil  waspada melihat sekitar.

"Ngghhh sa-sakit shhh arghh."

"Ada yang bisa saya bantu pak, saya akan menghubungi sekretaris bapak untuk membantu membawa ke rumah sakit." Dengan muka panik sambil memeluk badan direktur yang bergetar hebat dan berusaha menghubungi sekretaris direktur.

Tanpa Alika sadari  dia sudah lancang menyentuh badan direktur yang anti di sentuh. Namun, perhatian itu membuat hati seseorang menjadi hangat.

"Shh ja-jangan menghubungi siapa pun sshh." Menggenggam tangan Alika yang ingin menelpon.

"Baiklah pak, sttt saya ada disini samping bapak. Jika butuh sesuatu kasih tau saya ya pak. Sstt bapak harus tenang dan tarik nafas perlahan." Ujar Alika memeluk dan menepuk-nepuk badan Alka selaku direktur.

"Nghh panggil Alka saja jangan bapak." Mengeratkan pelukkan dan sakit didalam tubuh Alka perlahan hilang dalam dekapan Alika. Nyaman dan merasa dilindungi itu yang dirasakan Alka saat berada di dalam pelukan itu.

"Eh baiklah Alka, Sudah merasa baikkan pa- ee Alka ." Masih dengan posisi seperti tadi dan canggung. Belum terbiasa panggil dengan nama.

"Alka, Alka sudah tidak papa kan." Bingung tak kunjung bersuara dan berusaha melepaskan pelukkan untuk melihat keadaannya.

"Nghh jangan dilepas Alka mau bobok huh." Ujar Alka kesel tidur nya terganggu padahal sudah nyaman.

"Ehh tapi nanti Alka sakit badan nya kalau tidur sambil duduk seperti ini. Kita pindah posisi dulu ya." Ujar Alika dengan suara lembut sambil mengelus badan Alka.

"Hmm tapi pelukan nya jangan dilepas." Suara pelan dan masih menutup mata.

"Iya ayok kita pindah ke sofa ya, Pelan-pelan jalan nya." Mengangkat Alka dengan perlahan dari kursinya.

"Gak mau, gendongggg." Ujar Alka tidak bergerak seinci pun malah mengeratkan pelukkan nya.

Alika syok melihatnya, ternyata begini sikap dan sifat asli seorang direktur yang ditakuti semua orang. Namun berusaha tenang walapun jantung berdebar-debar. Alika perlahan menggendong Alka dengan perlahan tanpa membuat nya terusik.

Jangan salah Alika ini punya badan yang atletis karena sering olahraga dan angkat beban berat. Bahkan Alika mengikuti pelajaran ilmu beladiri dan tanding jika ada kesempatan.

"Iya sini saya gendong, puk puk tidur lagi ya." Menggendong koala dan berjalan dengan menepuk badan Alka.

"Nghh ngrokkk ngrokkk." Mendengkur dibahu Alika bahkan sampai mengences dibajunya.

"Astaga sampai ngencas di baju saya. Nyaman banget ya dalam pelukan saya pak." Duduk dengan Alka posisi koala didalam pelukan Alika.

"You are mine." Memandang Alka tajam dengan dipenuhin rasa obsesi dan rasa ingin memiliki. Tidak lupa terus mengelus badan Alka dan mengecup badan nya.


Ceo Is Submissive?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang