Saat ini libur kenaikan kelas telah dimulai. Dan hari ini, Azalea yang kerap disapa Alea sudah berada di Bandung atas paksaan sang Bunda. Mereka memilih liburan ke Bandung karena ada kakak laki-laki Alea yang sering dipanggil 'Bang Ramon' yang memiliki villa disana. Mereka tak hanya bertiga, namun berlibur bersama kerabat SMA sang bunda dan anak-anak mereka yang membuat Alea malas untuk ikut.
"Dek, tolong bawain koper ke kamar, dong!" Seru Naya, bunda Alea. Saat ini suasana sedang ricuh karena semua teman-teman Naya yang sibuk merapikan barang-barangnya.
"Kenapa gak bang Ramon aja sih, berat tau!" Kesal Alea.
"Ya udah sini mana, dasar lemah!" Ejek Ramon.
"Bunda liatin abangnya!" Adu Alea.
Ia mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru villa tersebut. "Tau gitu adek ga usah ikut liburan. Mana villa nya bau lagi, lo gak bersihin ini villa gitu? Jangan-jangan banyak setannya lagi." Ucap Alea menatap sinis sang abang.
"Iya noh, ntar setannya mampir ke kamar lo malem-malem." Jawab Ramon seraya tertawa ketika Alea memukulnya.
"Aduh, adik-kakak bertengkar terus ya." Sahut Tia, kerabat Bunda Naya.
"Hahaha, iya nih kalau ketemu mereka emang enggak akur, tapi kalau di rumah Alea kesepian. 'Kan suka saya tinggalin berhari-hari." Jawab Bunda Naya.
"Duh iya ya, di rumah Alea emang sendiri apa ada asisten?" Tanyanya lagi.
"Ada pembantu. Syukur, bisa nemenin Alea kalau saya lagi gak di rumah."
"Oh begitu rupanya, eh iya jeng, saya mau beres-beres dulu ya. Habis ini acara kita makan-makan." Ucap Tia kemudian ia membawa koper ke kamarnya.
Villa disini sangat luas, ada 4 kamar di dalamnya dan ruang tamu yang bisa cukup untuk puluhan orang, di depan villanya pun ada kolam ikan dan sungai untuk arum jeram. Tak lupa juga dibelakang villa terdapat lapangan basket dan kalian bisa melihat sunset di belakang villa dengan sungai kecil yang mengelilingi villa tersebut.
Alea merebahkan tubuhnya dikasur yang empuk. Ia tak bisa bohong bahwa sprei tersebut sangat harum.
"Wangi kan? Ngaku lo." Ucap Ramon memergoki adiknya.
"Ya udah sih, masih di bahas aja. Lo kemana kek pergi. Kesel banget gue liatnya." Kesal Alea.
"Adek!" Panggil Bunda Naya sedikit berteriak dari luar kamar.
"Apa bun?" Balas Alea yang tak kalah berteriak.
"Samperin dong bundanya." Balas Naya.
"Bentar bun."
"Cepet, kalo disuruh orang tua tuh!" Omel Ramon.
Alea memutarkan bola matanya malas. "Mulut lo gue geret."
"Kenapa bun?" Tanya Alea.
"Ini kamarnya barengan sama Tante Talitha ya. Ada kasur empat, kamu sama bunda barengan. Sisanya buat anaknya Tante Talitha sama Bang Ramon ya."
"Loh, kirain sendiri-sendiri kamarnya."
"Enggak dong, ini kamarnya ga cukup buat semua. Lagian satu kamar itu luas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Estungkara
RandomAzalea Kanaya Zakeysha, gadis yang kerap disapa Alea atau Lea. Ia sangat ambisius dan cukup beruntung dalam hal akademik maupun non akademik. Kehidupannya berubah berawal dari ikut reuni bundanya dan mengenal sosok Arkana Zayyan Mahendra. Satu-satun...