00.02 Pernikahan Pengubur Mimpi

144 6 0
                                    

"Istilah benci jadi cinta emang
the real adanya."

─Puji Rastanti.

***

"Cuma gara-gara kepergok ciuman aku berujung dinikahin, hiks hiks!" Itulah yang sejak pagi terdengar dari dalam kamar Puji. Gadis yang baru saja menginjak usia delapan belas tahun itu akan mengakhiri masa lajangnya setelah kepergok ciuman sama satu komplotan pasutri muda juga orang tuanya dan lebih parah itu terjadi di kamarnya sendiri. Daebak. Bravo.

"Emang dasar satu geng harus nikah muda yang gak ada rencana aja ikutan nikah muda kayak kita," kata Bima di luar kamar Puji dan menoleh ke arah Laskar yang sibuk dengan minumannya.

"Lo juga gak ada rencana, tuh, nikah muda," celetuk Laskar yang membuat mata Bima berubah dingin memandangnya.

"Gak usah segitunya kali, kan emang fakta. Lo kawin dulu baru nikah. Untung endingnya bahagia gimana kalau lo waktu itu beneran nangisin kuburan Anya?" sambung Laskar sembari manaik-turunkan alisnya.

Tanpa diduga Bima memukul bahu Laskar membuat cowok itu meringis. "Lu yang gak beradab nipu gue, dah tahu gue gak sadar masih didiemin!" hardik Bima.

"Biar lu kapok!" sarkas Laskar nampak puas.

"Heh! Malah sibuk ngegosip. Lihat di bawah udah ada penghulunya belum?" sembur Anya secara tiba-tiba sembari melengok dari balik pintu kamar Puji.

"Akh, ya, belum!" jawab keduanya serentak membuat Anya memicing dan keluar dari kamar lantas melihat ke lantai bawah.

Setelahnya Anya mendelik tajam ke arah Bima membuat suaminya meneguk saliva susah payah. "Kamu taruh Azura di mana, hah?!"

"Anu... di Mama sayang. Tenang aja!" jawab Bima dengan senyum gamang.

Anya berdecak dan melenggang begitu saja membuat Laskar mengerjapkan mata beberapa kali. "Anya emangnya galak?"

"Kalau lagi kumat, ya galak. Kalau lagi pengen dibelai, ya pasti manja."

"JANGAN NGEGOSIP AKU DENGER, YA!" teriak Anya tiba-tiba membuat dua suami muda itu bergumam takut sembari menjauh.

"Gimana, nih mainnya bagus gak?" celetuk Laskar super kepo.

Bima tersenyum jahil. "Jangan diragukan, semalam bisa lebih dari sepuluh ronde."

Laskar terkejut dan berdecak kagum. "Gila. Serius lo?"

Kepala Bima mengangguk tanpa ragu. "Serius gue."

"Andai bini gue yang begitu, pasti gue seneng."

"Dih, ngeres emang gue bilang main apa?" celetuk Bima yang membuat Laskar heran. "Gue main Uno sama Anya," sambung Bima sembari menepuk bahu Laskar.

Laskar tetap membisu dan mengingat kembali tentang pertanyaannya dengan jawaban yang tidak dia harapkan.

"Tapi─" Bima tiba-tiba memicing dan tersenyum jahil.

"Sabar aja, Lengkara, kan lagi masa pemulihan dari operasi pendonoran ginjalnya, bentar lagi juga sembuh. Makanya saran gue pas dia sembuh usahain lo minum obat kuat biar yang sekarang gak dikerjain nanti sekalian!" sambung Bima yang benar-benar, aduh pasutri muda ini emang lawak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2. Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang