[ DY.04 ] Dokter Jenius Lise

48

" Apakah kamu mendengar itu, D.L? "

Setelah memberikan benih kepada Aaron dan hampir menguncinya di kamar, aku berbisik kepada D.L.

“ Beri dia pancuran, toilet, dan tempat tidur sederhana. Semakin buruk semakin baik.”

Aku terus memikirkan kesejahteraanku di klinik.

“ Saya lebih suka tempat tidur murah yang berderit hingga punggungnya sakit. Tentu saja, tidak ada air panas di kamar mandi. Dan toiletnya tidak mengalir dengan baik.”

Jika demikian, dia tinggal di lingkungan yang jauh lebih baik daripada saya.

" Lise."

Dia menjawab bahwa dia muak dengan D.L.

" Apa aku harus pergi sejauh itu ? Itu bukan sesuatu yang bisa ku lakukan sendiri."

“ Ya, kamu harus melakukan itu. Ada alasannya.”

" alasan?"

" Aku menggambar rencana besar, jadi nantikan itu."

Mendengar itu, mata D.L berbinar dengan ekspresi bahwa sesuatu yang menarik telah terjadi lagi.

“ Pasti ada seseorang di Kadipaten Casseus yang dia tau.”

" Bukankah diat tadi  bilang tidak?"

" Dia Itu bohong."

Aku menyilangkan lenganku dan menyeringai.

" Kamu harus menangkapnya."

Sebuah rencana untuk menangkap mata-mata lain dengan satu mata-mata !

“Lalu Aaron Krillos itu… ”

“ Ya, manusia seperti
Esther atau Hans.”

" Apa?"

Ekspresi Diell mengeras.

Dia juga mengingat dengan jelas kekacauan saat itu.

" bagaimana kamu tahu?"

“ Itu selalu sama, yah. Aku mengetahuinya karena aku pintar.”

D.L langsung menyetujui jawabanku.

Aku melihat ke arah D.L
dan berkata dengan serius.

“ Untuk melakukannya… … D.L.,
maaf, tapi kamu harus mengawasimnya. Silakan."

" Pengawasan apa?"

“ Larang dia menghubungi siapa pun dengan dalih membantu. Anda dapat bergiliran melampirkanorang yang dapat diandalkan dari Pedagang Ferelman. ”

Aku dengan hati-hati mengatur kondisinya.

“ Sebaliknya, jangan
pernah bicara dengannya.
Dia harus melakukan tugas
yang berulang dan mendorong diri sendiri sampai Dia setengah gila karena kesepian.”

" Oke."

Diel menjawab dengan bersemangat.

“ Aku harus pergi dan
melihat kapan-kapan.
Bisakah aku berbicara dengannya ?”

" Ya."

Aku tersenyum dan mengangguk.

" Tidak apa-apa karena
kau temanku. Maksudku kau
itu spesial.”

Mendengar kata-kata itu, D.L membuat ekspresi seolah kekecewaannya di Kota
Hiburan telah hilang semua.

***

Saat Lise menonton wawancara Aaron, pangkat seorang duke cukup berisik.

Para ksatria dan pelayan yang pergi bersama Erhan telah kembali.