Part 1-Brother? Friend?

706 33 3
                                    

Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong !

Bel rumah berbunyi berkali-kali, jari-jari jam dinding di kamar pemuda yang sedang main play station itu sudah menunjukkan pukul 11.49 malam. Pemuda itu masih asyik dengan permainan play stationnya, mengabaikan orang yang telah menunggunya lebih dari 5 menit didepan pintu.

Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong !

Rey's POV

"Anjir, siapa sih jam segini maenin bel? Gak tau apa ini jamnya buat istirahat." Gerutuku.

Aku membanting stick ke sembarang arah di atas kasur, mengambil baju kaos putih di lemari dan memakainya cepat lalu berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. Aku ingin tahu, siapa orang gila yang bertamu tengah malam begini? Arggh...

Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong ! Ting Tong !

"Iya-iya, sabar dong!" ucapku geram. Demi apapun, ingin ku tinju muka pelaku keributan di tengah malam begini, sekali lagi dia menyentuh bel itu akan ku patahkan jarinya. Aku paling tak suka jika waktu bermainku diganggu. Apalagi ini kan malam minggu, waktunya untuk ku bersenang-senang. Menghabiskan waktu bermalas-malasan dirumah. Yayaya.. Aku jomblo, jadi wajarlah malam minggu hanya di rumah. Kenapa tidak pergi hang out sama teman-teman? Hmm, Tidak. Aku tak menyukai hal seperti itu, menurutku itu sangat membuang waktu. Lebih baik di rumah, menyelesaikan tugas atau melakukan hal yang menyenangkan-bermain pe-es contohnya.

Aku berjalan dengan langkah yang terburu-buru menuju ruang tamu. Duuh, karena terlalu terburu-buru aku hampir saja jatuh karena tersandung kaki ku sendiri. Aku harus lebih berhati-hati. Aku mengambil kunci yang ku letakan di atas meja seperti biasanya, memasukannya ke dalam lubang yang ada dipintu, dengan sekali memutar kunci itu pintu sudah terbuka. "Siapa si....h?" ucapanku sempat terhenti, karena seseorang yang berada di depan pintu rumahku saat ini sedang berjongkok dan sedikit bergemetar. "Kriss? Lo-lo ngapain jongkok disini?" Aku tahu betul siapa dia, namanya Kriss-Kriss Maraville. Sahabat baikku.

Karena tak direspon oleh Kriss aku menghampirinya dan mengangkat tubuhnya untuk berdiri, dia tampak kacau dengan rambut yang acak-acakan dan huh, bahkan napasnya pun bau alkohol. Dia diam tak menjawab pertanyaanku dan menatapku nanar, tanpa pikir panjang lagi aku memapahnya masuk langsung ke kamarku. Sesampainya di kamarku, aku membaringkannya di kasur. Dia langsung memejamkan matanya. "Kenapa lagi lo? Ada masalah apa ampe lo mabuk kek gini?" tanyaku sambil melepaskan sepatunya. "Dia selingkuh Rey" jawabnya lirih masih memejamkan matanya. " Dia? Dia siapa? Lia? Naya? Thata? Atau ada yang laen lagi? " Tanya ku bingung. "Bukan mereka bego! Yang gue maksud itu Kia."  Jawabnya ketus dan tangannya memukul pelan kepalaku. "Adow, gak usah pake mukul kali." Protesku.

"Kia? Oh iya, gue lupa sekarang kan lo udah pacar tetap, udah gak maen sana sini lagi. Lo sih dulu aja pake acara nolak dia segala, sekarang malah lo tergila-gila ama dia. Ampe mabuk kek gini. Lo kena karma Kriss." Cerocosku, lalu mengambil stick yang berada di tepi kasur dan kembali ke posisi nyamanku bermain pe-es. Belum sempat aku me-restart permainanku tadi, Kriss menarik kerah bajuku kasar.

"Panjang banget ceramah lo, udah kek cewe aja." Ucapnya malas. "Dan, siapa suruh lo lanjut maen? Ini udah jam 12 lewat. Mending lo temenin gue tidur."

Kriss menarikku paksa untuk berbaring di sampingnya. Aku meronta agar Kriss melepaskan tangan kanannya dari kerah bajuku, tapi Kriss semakin kuat, tangan kirinya mengenggam lenganku dan langsung melingkarkan tanganya serta kakinya setelah dia berhasil membuatku merebahkan badanku di kasur. "Udah, diem lo!" Bentaknya. Tapi aku masih tak terima dia membuatku tak berdaya seperti ini. "Badan lo bau Kriss ! Lo mandi dulu lah." Ucapku menginterupsinya. Kriss langsung melepaskan pelukannya dan mencium bajunya. "Masa sih? Emang gue sebau itu apa?" Tanyanya polos dan masih mengendus bajunya. "Iya, badan lo bau kek anak anjing yang gak mandi seminggu." Jawabku asal. "taik lo" Kriss langsung melingkarkan tangannya lagi di badanku dan kali ini lebih erat dari sebelumnya. Aku menggerakkan badanku sembarang agar dia melepaskanku. "Kalo lo masih kagak bisa diem, gua cium lo baru tau rasa."

Puppy Love?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang