Hii, Love!
Ketemu lagi sama aku, semoga kalian masih betah sama cerita ini yaa.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak sebelum membaca!
Karena yaa, aku butuh banget dukungan kalian, entah itu vote atau komen yg jelas kedua hal itu sangat aku butuhkan.
Jadi selamat membaca dan tandai typo!
***
Bel pulang telah berbunyi, para murid pun keluar dari kelas begitu para guru telah meninggalkan ruang kelas.
Seperti Anara. Kini gadis itu tengah bersiap pulang sembari menata buku ke dalam tas, setelah selesai gadis itu langsung menutup resleting tas.
Menyampingkan tas, Anara berjalan menuju pintu dan meninggalkan kelas yang tersisa beberapa orang yang bertugas piket.
Sembari memindai sekolah barunya, Anara bersenandung menyanyikan sepotong lirik lagu yang dia sukai.
Tatapan matanya tanpa sengaja menatap gengnya Sagara yang juga tengah berjalan berlawanan arah dengan dirinya.
Saat saling berhadapan, mata Anara menelisik satu persatu dari mereka kemudian bibirnya tersungging menampilkan senyum miring.
Gazza yang melihat murid baru yang sudah ia klaim menjadi musuhnya maju. Kini Gazza lah yang berhadapan dengan Anara sementara temannya yang lain hanya melihat.
"Jadi ini yang namanya Anara? Anak murid baru yang udah sok berani ngelawan kakak kelasnya," kata Gazza menekan setiap kata yang dia ucapkan.
Anara tersenyum tipis, "Sayangnya kakak kelas kayak kalian gak pantes di hormati. Buat apa di hormati dan di hargai kalo tindakan kalian suka menindas orang-orang? Sayangnya sikap kalian minus di mata gue, meski secara fisik kalian itu sempurna," balas Anara santai.
Gazza mengeraskan rahangnya, dia tak begitu terima dengan pembalasan Anara. Begitu pula Sagara dan teman-temannya.
"Lo gak usah belagu anj*ng!" Dikta mendorong bahu Anara cukup kuat hingga perempuan itu hampir saja terjatuh jika tak mempertahankan beban berat tubuhnya.
"Santai dong bro. Masa lawan cewek kayak gini? Yang gantlemen dong," ucap Anara mengejek.
Dan hal itu nyatanya mampu membuat anggota Black Angel tersulut emosi dengan perkataan yang Anara lontarkan.
"Lo-"
"Stop buat ulah, Anara. Lo harusnya sadar sama siapa yang lo lawan." Sagara buka suara memotong perkataan Elvano.
Arana mengangkat wajah angkuh, tatapan remeh dia tujukan pada empat orang di hadapannya. Tangan yang bersedekap dada dan wajah terangkat angkuh seolah benar-benar menantang Black Angel.
Menjilat bibirnya sejenak, Sagara menatap Anara dingin. Sorot matanya yang tanpa emosi namun tajam bak seorang elang yang menatap mangsanya itu menembus pandang Anara yang juga menatap lelaki itu.
"Mungkin hari ini lo masih berani nantangin kita, tapi gue pastiin lo akan tunduk di bawah gue, Anara." Perkataan yang terdengar seperti janji terdengar jelas di telinga Anara.
Tapi bukan Anara namanya jika langsung mundur. Dia justru semakin menantang dengan tindakannya yang menendang sesuatu milik Sagara hingga laki-laki itu meringis.
"Itu balasan buat orang jahat kayak lo yang udah nyakitin orang gak bersalah." kata Anara tanpa berdosa.
Tatapan Sagara semakin menajam, lelaki itu berdesis. "Gue pastiin lo akan kalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara | Dominant
Подростковая литератураSagara Adhiyaksa, cowok kasar yang memiliki tempramen sangat buruk. Cowok yang memiliki segudang sikap bad dengan sikap yang sangat dominan-nya itu. Balapan? Sudah menjadi kebiasaannya. Alkohol? Sudah menjadi menu kesehariannya. Tawuran? Tak usah...