Hii, Love!
Ketemu lagi sama aku, semoga kalian masih betah sama cerita ini yaa.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak sebelum membaca!
Karena yaa, aku butuh banget dukungan kalian, entah itu vote atau komen yg jelas kedua hal itu sangat aku butuhkan.
Jadi selamat membaca dan tandai typo!
***
Tampak segerombolan remaja tengah menongkrong di warung belakang sekolah. Dari banyaknya remaja, terdapat sekumpulan anak-anak nakal yang memakai seragam sekolah yang berbeda.
Pakaian yang di keluarkan, tak memakai dasi, memakai anting hitam, dan yang terakhir kancing dibuka semua hingga menampakkan kaos hitam polos.
Urakan? Sangat, tapi tampaknya para siswa disini tak ada yang peduli dengan penampilan mereka itu.
Terlebih di persekumpulan geng Black Angel, mereka isinya anak-anak nakal yang hobinya balapan, tawuran, dan mabuk-mabukan. Tak ada kegiatan yang faedah, mereka selalu melakukan dengan seenaknya.
Siswa-siswi disini tak jarang takut pada geng Black Angel. Karena mereka, selalu bertindak semaunya tanpa ingin di bantah.
Layaknya raja, apapun yang mereka inginkan harus di penuhi. Jika membantah, bullyan yang di dapat.
Kejam memang. Namun nampaknya geng Black Angel tak peduli. Terlebih pada ketuanya. Karena ketua Black Angel terkenal brandalan dan juga menyeramkan. Anaknya yang urakan, suka memberontak, tak suka di atur, pembuat masalah, dan suka bolos-bolosan adalah ciri khasnya.
Hal itu sudah tak asing lagi di mata anak-anak Tunas Bangsa. Terlebih geng yang di naungi Sagara--ketua Black Angel itu isinya hanya anak-anak nakal yang suka membuat onar.
Sehari saja tak membuat masalah, itu bukan Black Angel namanya. Karena mereka itu, memang gemar mencari masalah dengan dewan guru. Tak peduli akan skorsing yang mereka dapat, bila puas pasti mereka senang.
"Eh Gar, katanya ada anak baru nih. Sabi kali kita jadiin babu? Lumayan 'kan duit kita." Rayanka Dikta, cowok dengan seribu kenakalannya yang tak pernah habis, selalu bertindak semaunya adalah sikapnya.
Ucapan Dikta nampaknya di setujui oleh teman-temannya. Terlihat dari mereka yang langsung memusatkan pandangan mereka pada ketuanya seolah meminta persetujuan.
Sagara, cowok itu menghisap batang nikotin di tangannya kemudian menghembuskannya. Cowok itu menyugar rambutnya kemudian kepalanya mengangguk seolah menyetujui ucapan sahabatnya.
"Asikk! Kita bakal dapet babu baru bro." Dikta dan Elvano Ganendra--salah satu sahabat Sagara saling bertos ria dengan raut senangnya.
"Btw kita tadi belum buat ulah. Gimana sekarang aja?" Gazza Mahatma, cowok itu menatap teman-temannya dengan senyum miring yang tercipta.
Belum membuat masalah rasanya hambar dalam diri Gazza, tapi sepertinya bukan hanya Gazza saja, tapi teman-temannya pun juga.
Maka dari itu, sekarang lah aksinya.
***
"Karena lo sekarang masih murid baru, jadi gue perlu kasih tau hal penting ini ke lo. Pertama, jauhi anak-anak Black Angel dan jangan pernah buat ulah ke mereka kalau lo gak mau kena akibatnya. Kedua, lo perlu patuhi peraturan disini kalau gak mau berurusan sama salah satu anggota geng Black Angel. Meskipun mereka nakal, ada salah satu dari mereka yang ikut organisasi OSIS. Masalahnya sepele, karena uang. Lo ngerti omongan gue kan?" Kanaya Aprilia, gadis itu menatap murid baru yang baru saja memasuki kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sagara | Dominant
Ficção AdolescenteSagara Adhiyaksa, cowok kasar yang memiliki tempramen sangat buruk. Cowok yang memiliki segudang sikap bad dengan sikap yang sangat dominan-nya itu. Balapan? Sudah menjadi kebiasaannya. Alkohol? Sudah menjadi menu kesehariannya. Tawuran? Tak usah...