05 - RED

106 30 6
                                    

[Bernas]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bernas]

Berisi penuh (tentang butir padi, susu, bisul): Buah padi bernas · (kiasan) · banyak isinya (tentang pidato, petuah, ceramah.)

- SPARTA LAST DAY -

Hari minggu tentu saja menjadi hari yang paling ditunggu oleh para pegawai negeri. Menikmati hari libur dengan bersantai atau hanya sekedar menghabiskan waktu di rumah bersama orang terkasih juga keluarga. Begitu pula dengan Ragnar, ia mengambil cuti dua hari untuk rehat sejenak dari kejaran kasus selama dua minggu berturut. Pukul sembilan pagi dan ia baru saja membuka kedua matanya. Menggeliat meregangkan tubuh yang rasanya kebas bukan main. Ia melirik sedikit jendela menemukan matahari sudah memasukan sinar sinarnya melalui celah gorden. Silau dan panas menerpa ketika ia duduk bersandar di kasur.

Tubuh atletis yang tak tertutup benang bagai pahatan Donatello yang berlekuk indah. Pemandangan yang sedap dilihat. Sayangnya Ragnar tak memiliki orang untuk ia pameri. Hidup sebatang kara sudah jadi ciri khas pria itu. Ia membuka laptop mengecek beberapa email yang diantaranya hanyalah tawaran promo dari perusahaan. Selain menjadi polisi Ragnar adalah seorang investor, ia gemar menanam saham.

Ketenangan paginya tak bertahan lama ketika bel rumah berbunyi tanda akan adanya tamu. Malas, ia sangat enggan untuk bangkit dari kasur yang empuk dan hangat. Suara bel kembali terdengar.

"Sialan, siapa yang bertamu sepagi ini?" Keluhnya selagi berjalan untuk membukakan pintu tamu tak diundang. Tak perlu repot mengenakan kaus, ia bertelanjang dada turun ke bawah menyambut tamu yang demi apapun Ragnar pun terkejut melihat orang ini berdiri di depan pintu rumahnya.

Pria yang ada di depannya kini tersenyum kikuk, seolah sama terkejutnya dengan si pemilik rumah. Pria itu menyapa Ragnar dengan kaku "Ehm, selamat pagi Tuan Ragnar."

"Dr. Anderson, apa yang kau lakukan di sini?" Ragnar tak menjawab, ia malah melontarkan pertanyaan retoris pada Ellio. Melihat wajah dokter itu yang memerah, Ragnar mempersilahkan tamunya untuk masuk. "Masuklah, kau kedinginan, wajahmu memerah." mendengarnya Ellio segera masuk dan menutup wajahnya menggunakan stopmap yang ia bawa sedari tadi.

Dokter itu agak terkejut dengan interior rumah Ragnar yang sangat megah. Rumah bergaya inggris kuno dengan banyak jendela serta warna coklat susu yang mendominasi, membuat siapa pun itu merasa hangat untuk tinggal di dalamnya. "Kau punya selera yang bagus soal desain interior, Tuan Ragnar." pujinya. Ragnar hanya menggeleng, ia mempersilahkan Ellio untuk duduk sedangkan ia kembali ke atas kamarnya untuk berganti pakaian yang lebih sopan. Sopan bagi Ragnar adalah sebuah piyama satin untuk tidur.

"Jadi, apa keperluanmu kemari, bagaimana kau bisa tahu rumahku?" Ellio bergidik ketika Ragnar memandangnya dengan intimidasi. Ia berasa seperti tikus kecil di kandang singa.

"Officer Matthew yang memberikannya padaku karena aku mau mengantar hasil otopsi ini. Ia bilang aku harus memberikannya langsung padamu." mendengar jawaban Ellio membuat Ragnar memijat pangkal hidungya pelan.

SPARTA LAST DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang