[ Sabitah ]
Sabitah adalah bintang yang dari Bumi, posisinya tampak tetap, tidak bergerak.
Ini merupakan bintang penunjuk arah bagi nelayan.
♤ SPARTA LAST DAY ♤
Di ujung kepulan asap berpadu masam menyadarkannya dari bulir keringat yang menetes dari pelipis ke dagunya. Bau harum yang tercipta dari bahan masakan yang tercampur pada sebuah wajan itu membuat sudut bibirnya terangkat bangga. Seolah ini adalah kesekian kalinya dia menyelesaikan masakan penuh makna. Bahkan untuk pertama kalinya tangan kasar itu menyentuh perkakas dapur. Bak chef prfesional saja.
Tangannya menyendok sedikit demi sedikit air dari masakannya sebagai tasty. Dicicipinya penuh yakin sebelum tangan itu kembali menuangkan sedikit garam sebagai tambahan rasa asin yang masih jauh dari kata 'tepat' seperti keinginannya.
Berulang kali lidahnya masih merasa kurang, jauh dari rasa asin yang ada di pikirannya. Ujung lidah itu kembali menyentuh permukaan sendok dengan lembut. Kepalanya masih menggeleng kurang suka.
"Apa yang kau masak?" tiba-tiba suara pemilik rumah itu muncul di belakangnya. Bau harum dan gurih dari makanan yang sedang dibuat seolah memaksanya harus cepat disantap. Sebelum semua kejadian tidak masuk akalnya menyapa.
Dean tersenyum seolah tidak memiliki salah. Keseringan bersama dengan Sam membuatnya bersikap seenak hati. Sam semakin melebarkan kesabarannya. Untung Dean hanya berusaha menggunakan dapurnya tanpa berniat membakarnya sama sekali.
"Makan malam." ujarnya sambil menunjukkan masakannya yang terlalu berkuah.
Samith mendelik dengan masakan Dean untuk pertama kalinya. "Aku akan makan di luar." Samith lantas mundur perlahan, mengurangi pandangannya terhadap masakan Dean adalah langkah terbaik untuk menyelamatkan pandangannya yang berharga.
Sudut bibir Dean lantas berubah, tadinya tersenyum senang karena merasa bisa memberi Sam nutrisi kehidupan kini beralih manyun tak suka dengan sikap Samith.
Samith hanya tersenyum kikuk, pantatnya telah terduduk di depan TV yang menampilkan beberapa kejadian sebuah awak kapal yang terhuyung ombak lautan.
"Untung saja, badai itu tidak menelan mereka." Sam yang sedang meneguk minumnya lantas terbatuk, kehadiran Dean di belakangnya membuatnya terkejut.
Tangannya mengusap sisa air yang tumpah di sekitaran wajahnya. Dean hanya tertawa seolah tak merasa salah. Melihat anak yang lebih muda darinya hanya bisa memicingkan matanya menatap sebal Dean tanpa bisa berlaku apa pun. Dean kembali memandang layar TV dengan seksama.
"Seharusnya sabitah membuatnya tahu bagaimana harus berhadapan dengan deburan ombak kasar di lautan." cletuk Dean sembari menekan tiap tombol angka diremotenya dengan ritme cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARTA LAST DAY
Fanfiction《 M x W 》 Menurutnya cinta itu lemah, cinta itu payah. Cinta dan kasih sayang adalah pokok dari datangnya sengsara. Ia tak percaya tapi tak juga mengelak. Persahabatan, asmara, keluarga bahkan alasannya membalas dendam berlandaskan oleh rasa cinta. ...