[ Merah ]
/me·rah/ /mérah/(noun) warna dasar yang serupa dengan warna darah,
(Adj) mengandung atau memperlihatkan warna yang serupa warna darah♤ SPARTA LAST DAY ♤
Awan kelabu di atas sana menampilkan sendu bagi penikmat langit biru. Bayu menyapu dedaunan pelan seraya membawa kabar dari ujung sana. Tatapan pekat menuju swastamita di ujung netranya hanya terpancar itikad tidak terima dari keadaannya.
Pandangan sayu terhadap langit sore itu mulai tersadar saat bau asap rokok menghampiri hidungnya. Tubuhnya bersandar pada pohon besar yang rimbun. Warna merah langit sore yang seharusnya tampak elok kini hilang terpudarkan sebab awan gelap yang menebal.
"Kau seharusnya tetap di dalam setelah kedatangannya." raut wajah lelaki yang baru saja berjalan kepadanya hanya bisa melayangkan raut bertanya.
"Aku tak seremeh itu hanya untuk berhadapan dengan Joel." jawabnya. Dean menginjak putung rokoknya, tangannya bergerak mengangkat minuman yang sudah mengeluarkan butiran embun itu lalu di teguknya pelan.
Kedatangan Joel pada divisinya secara langsung hanya untuk bertanya hal yang sebenarnya bisa didapatkannya dari informan, membuat kepala divisi itu kembali memikirkan sesuatu. Tidak perlu sampai ke kantor hanya untuk mendapatkan jawaban itu, pikirnya.
"Lagi pula sejak lama dirinya memang memiliki hubungan dengan para atasan kepolisian." Dean yang kerap mendapatkan informasi tentang hal ini hanya bisa menahan geram tanpa balasan nyata.
"Itu hanya alasan, karena dia punya segala kuasa termasuk untuk hal yang menyangkut dirinya. Seperti jepit rambut dengan pengakuan dicuri itu." jelas Ragnar menatap langit kosong. Alasan apa pun yang mendasari kedatangan Joel di kantor terutama divisinya menjadi sebuah tanda tanya besar, tidak ada kedatangan hampa kecuali dengan maksud lain.
"Ya, terlebih lagi pada pabrik tekstil yang kita datangi. Dari informasi yang ku dapatkan, Joel menjadi salah satu pelanggan yang paling sering melakukan pembelian pada pasar gelap selama kurang lebih enam tahun ini." Dean meremas minuman kalengnya yang sudah kosong. Buku jarinya memerah, emosinya makin meningkat.
Perlahan langit mulai gelap, cahaya minim dari bulan membuatnya semakin kalut dengan suasana. Rintik hujan mulai terasa di permukaan kulitnya. Tapi tak ada niatan sedikit pun dari mereka untuk meneduh.
"Kau tahu, setelah kepulangan Helga seharusnya aku turut menyambutnya." rasa sesal Dean makin membesar, salah satu anggota divisi yang kerap membantunya itu tak mendapat sambutan yang layak atas kepulangannya. Informasi yang didapatkan menjadi salah satu tumpuan untuk batu loncatan selanjutnya.
"Dia mencarimu, kubilang sedang ada tugas lain yang harus kau selesaikan segera." Ragnar menghabiskan putung rokoknya, pandangannya beralih pada Dean yang mengangguk pelan di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPARTA LAST DAY
Fanfiction《 M x W 》 Menurutnya cinta itu lemah, cinta itu payah. Cinta dan kasih sayang adalah pokok dari datangnya sengsara. Ia tak percaya tapi tak juga mengelak. Persahabatan, asmara, keluarga bahkan alasannya membalas dendam berlandaskan oleh rasa cinta. ...