01.

170 19 1
                                    

"Ibu! aku ingin membeli tusuk rambut" ujar gadis remaja yang sedari tadi merengek pada ibunya untuk dibelikan tusuk rambut.

"kau ini, di rumah kau sudah punya banyak injun-ya." sahut sang ibu.

Renjun, gadis cantik itu merengek minta dibelikan sebuah tusuk rambut berwarna perak dengan mutiara putih di atasnya. Renjun ingin membeli tusuk rambut itu untuk sahabat nya.

"aku ingin membeli itu untuk Nana ibu, ayolah ibu beli kan" baiklah sang ibu menyerah untuk menolak permintaan sang anak.

Renjun dan sang ibu berjalan mendekati pedagang tusuk rambut itu lalu membeli dua pasang tusuk rambut, tusuk rambut itu begitu indah dipandang. ah, Renjun tidak sabar untuk memberikan nya kepada sahabatnya itu.

Renjun dan ibu sudah pulang, Renjun langsung memasuki kamarnya untuk menulis surat lalu dikirimkan kepada sahabatnya itu.

"cah, antarkan ini ke Putri Jaemin jangan sampai hilang! terimakasih paman." Renjun memberikan suratnya pada pengawal disana.

Huang Renjun, dia adalah anak Jendral Huang. Jendral Huang sendiri adalah Jendral kepercayaan Raja Lee. Huang Renjun, gadis itu begitu ceria dia juga suka dengan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan cita-citanya adalah menjadi seorang tabib terhebat di kerajaan ini.

Renjun bertemu dengan Jaemin sahabatnya di sebuah festival kembang api, saat itu Renjun di kejar oleh para bandit di tengah tengah megahnya festival itu untuk saja ada Jaemin yang menarik nya untuk bersembunyi di tengah tengah para pengawal kerajaan yang menjaga Jaemin, semenjak itu mereka menjadi teman baik, mereka juga sempat masuk ke akademi dan menjadi murid terbaik.

berbicara tentang kasta mereka, Renjun dan Jaemin berbeda. walaupun Jaemin seorang anak Raja namun Jaemin termasuk clan Róma dan Renjun clan Amóre. 90% gen Renjun adalah milik ibunya, Ayah Renjun adalah clan Doménic dan Ibu Renjun clan Amóre. Pantas saja keduanya terlihat begitu bahagia. berbeda dengan Jaemin, gen Jaemin memang milik sang ibu namun clan nya berbeda dengan kedua orang tuanya, Jaemin mewarisi clan Róma dari sang nenek sedang kan kedua orang tuanya memiliki clan Doménic dan clan Amóre.

Walaupun begitu, keduanya tetap sahabat baik.

°°°

"Putri, ada yang mengirim surat." ujar dayang sambil membawakan segulung kertas.

dia adalah Putri Na Jaemin, putri ke 3 dari 3 bersaudara. Jaemin adalah anak Permaisuri Na yang kedua. Jaemin sebenarnya di bebaskan dari jeratan peraturan istana mamun bukan berarti Jaemin tidak di perhatikan oleh kedua orang tuanya, Jaemin di bebaskan dari peraturan istana karena dirinya adalah Putri kesayangan Raja Seo.

Jaemin menerima gulungan kertas tersebut lalu menyuruh dayang itu keluar. Jaemin membuka gulungan kertas tersebut lalu membacanya.

Hai Nana-ya!
bagaimana kabarmu disana? aku begitu merindukanmu. aku ingin sekali kesana namun tidak diizinkan oleh Ayah, kau tau kan bagaimana kerasnya Ayah menolak. besok malam akan ada festival kembang api di ibukota, kau ingin kesana tidak? aku akan kesana bersama dengan kakak kakak ku, ah ya aku punya kejutan untukmu nanti, jika besok malam kau tidak bisa datang ke ibukota aku akan mengirimkan hadiahnya ke istana Thelesa jika kau datang ke ibukota aku akan memberikan nya disana. aku tunggu kabar baik nya Nana-ya
Huang Renjun dari kediaman Nakamoto.

senyum Jaemin terlihat jelas setelah mengetahui siapa yang mengirim surat tersebut, Jaemin langsung buru-buru berlari ke arah istana utama untuk bertemu dengan Ayah dan ibunya.

"Putri jangan berlari, jika tidak anda akan terjatuh. Putri tunggu"

ya begitulah kira-kira para dayang yang meneriaki Jaemin yang berlari. dayang juga ikut lari ya.

°°°

"kau harus segera menikah, Yang Mulia. aku sudah tua, aku ingin menyaksikan kau menikah, aku ingin menggendong cucu sebelum aku mati." ujar seorang perempuan paru baya.

"apa yang kau ucapkan Ibu! aku akan segera menikah namun tidak sekarang, aku juga belum mempunyai calon nya Ibu." lesu sang anak.

"Jeno, menikah lah dengan putri dari kerajaan Thelesa. kerajaan kita sudah bersahabat baik dengan kerajaan Thelesa, menikahlah dengan putri dari kerajaan itu Jeno."

Ratu Ten, Ibu Jeno.

Jeno menghela nafas lalu menatap sang ibu, "ibu.."

"Ibu mohon Jeno-ya, kau seorang putra mahkota kau harus mencari pasangan hidup mu sebelum kau menjadi seorang Raja." ujar Ten.

"Ya, terserah ibu saja. aku akan pergi berlatih pedang, salam Ibu." pamit Jeno lalu pergi meninggalkan paviliun Ratu.

" pamit Jeno lalu pergi meninggalkan paviliun Ratu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

segini dulu byee

Amóre & DoménicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang