01. Prolog

1K 30 6
                                    

*** Aldi's POV ***

Semenjak kejadian luar biasa itu, kini aku benar-benar sangat menyesal, karena aku memulai dengan perbuatan yang tidak baik, maka aku menuai hasil yang tidak baik pula.

Seandainya dulu aku bermain lebih lembut, maka aku bisa mengambil hati Pa Egi dengan sadar. Namun, aku belajar dari pengalaman, maka jika aku mencintai seseorang, maka perlakukan seperti pasangan hidup, bukan hanya menyalurkan nafsu saja.

Aku masih diterima bekerja di sekolah ini, keputusan Pa Amin menerimaku adalah karena yang mengetahui kasus ini hanya dia saja. Untungnya seperti itu, sehingga tak ada satupun yang akan mencibirku.

Namun setelah kejadian itu, banyak yang bertanya-tanya kemana perginya Pa Egi kepadaku. Aku hanya menjawab 'tidak tahu', karena aku tidak mungkin berkata yang sebenarnya.

Jujur saja, setelah aku 'putus' dari Pa Egi, aku masih belum bisa move on, karena kisahku dengan Pa Egi adalah kisah terbaik yang pernah hadir dalam hidup ini, namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur, kesalahanku yang tak mungkin dimaafkan harus aku terima.

Akhirnya selama 6 bulan ini, aku harus move on dari Pa Egi, walaupun itu adalah masa terberatku. Namun setelah tahun ajaran ini selesai, aku mendapat jabatan sebagai wali kelasnya Tama dan petualangan pun dimulai...

*** Tama's ***

Aku adalah Tama, sekarang aku naik ke kelas 12 MIPA-1. Jujur saja aku senang banget karena aku sekarang sudah kelas 12 yang artinya sebentar lagi akan masuk ke perkuliahan.

Ngomong-ngomong kelas 12, aku dapat wali kelas Pa Aldi. Senang sih, karena beliau banyak bantu selama aku menjadi ketua OSIS. Bahkan aku banyak belajar darinya, namun terkadang terasa risih juga karena Pa Aldi pernah pegang otot lengan dan perut.

Oh iya ngomong-ngomong tentang otot, memang kata orang-orang aku punya otot yang ideal banget, tidak kekar, namun pas porsinya. Wajahku bisa dibilang tampan, sehingga banyak cewek-cewek di sekolah mengejar-ngejar aku. Hehe...

Hingga kuputuskan berlabuh hati kepada seorang perempuan di kelas 12 MIPA-2, yaitu Harum. Perempuan cantik dan sosialita. Awalnya ia hanya fans kepadaku, suka melihat aktivitasku, tapi aku pun kepincut hati karena dia adalah wanita yang penuh perhatian, namun kadang posesif.

Kadang Harum juga agresif, pernah suatu momen ia mencium pipiku di pinggir jalan, padahal kami masih SMA. Hal itu adalah kejadian pertama kali dalam seumur hidupku. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya selama tidak lebih daripada itu.

Lalu ada teman sekelasku dari kelas 11 MIPA, yaitu Bobby. Ia termasuk teman tapi tidak kuanggap, karena ia terlihat feminim dan tidak ada macho-machonya sama sekali. Aku risih kalau dekat dengan dia.

Tapi dia sendiri suka mendekati aku dan suka bertanya "butuh bantuan apa?"

Aku tidak pernah menjawabnya, kalaupun menjawab, aku akan bilang "tidak perlu Bob..."

Ya tapi ia tetap memaksa, sehingga aku terpaksa memenuhinya, walaupun selalu aku ragu apakah dia bisa menyelesaikannya atau tidak. Tapi kenyataannya, ia merupakan sosok yang cekatan dalam membantu aku.

Namun Bobby bukan membantuku dalam pelajaran, karena aku termasuk siswa berprestasi sehingga tidak perlu dibantu dalam hal itu, bahkan Bobby lah yang seharusnya dibantu dalam masalah pelajaran. Maka ia biasa membantu dalam membelikanku makan, minum, atau misalkan menjadi supir ke toko-toko.

Bahkan ia membantu promosi ketika aku dicalonkan jadi ketua OSIS, ia membuat poster dan mengajak adik-adik kelas untuk memilihku. Dia juga anak OSIS sih, jadinya semakin erat pertemanan ini, walau tadi sebenarnya aku risih dengannya...

Aku juga terkadang kasihan sama Bobby, karena ia suka dibully sama teman-teman, dibilang cewek atau mayu (re: kemayu), tapi ia sepertinya sudah kuat dengan ejekan itu.

Nah ada juga Rani yang merupakan ketua kelas di 12 MIPA ini. Kok perempuan sih?

Karena laki-lakinya tidak ada yang mau, termasuk aku juga, karena aku sudah ada jabatan jadi ketua OSIS. Rani dipilih karena aktif di kelas dan tipe pengayom teman-teman, termasuk bisa mengayomi Bobby.

Rani pun bilang bahwa sebaiknya aku berteman dengan Bobby untuk melindungi dia, karena aku menghargai keputusan ketua kelas, akhirnya aku sebangku dengan Bobby di kelas 12 MIPA ini.

*** Bobby's POV ***

Perkenalkan namaku Bobby, aku sekarang di kelas 12 MIPA-1, sekelas dengan Tama. Tentu saja aku adalah cowok gay yang menyukai Tama. Aku sangat rela dimanfaatkan oleh Tama dalam segi apapun, termasuk tubuhku. Namun Tama tidak mungkin melakukan itu, karena sejatinya ia adalah cowok straight.

Aku terpesona dengannya sejak kelas 11 MIPA. Kebetulan kami sekelas... atau inilah yang dinamakan dengan jodoh? hehe... Jujur saja ketika pertama kali melihatnya, aku seperti melihat malaikat yang tampan rupawan.

Teman-temanku sering mengatakan bahwa aku bencong atau kemayu, bahkan aku dipanggil dengan sebutan 'mayu' daripada Bobby, namun aku sudah kuat dengan ejekan teman-teman, karena aku dari SMP memang disebut kurang lebih seperti itu.

Meskipun aku kemayu, tapi aku memutuskan bergabung dengan OSIS di kelas 11 agar bisa dekat dengan Tama dan aku rela mempermalukan diriku sendiri untuk kebahagiaan dan keinginan Tama, seperti misalkan aku rela teriak keras-keras untuk mempromosikan Tama sebagai ketua OSIS.

Hingga akhirnya Tama menjadi ketua OSIS dan aku menjadi Seksi Bidang Seni. Sampai sekarang kami masih jadi anak OSIS yang sebentar lagi purna bakti.

Oh iya, kelemahan Tama itu hanya satu, yaitu Tama sering kali luluh dengan 'paksaan bantuan' aku sehingga aku bisa dekat dengannya untuk membantu memenuhi kebutuhannya. Hingga sekarang aku sebangku dengan Tama di kelas 12 MIPA ini adalah keajaiban yang luar biasa.

Namun belum pernah aku sekalipun melihat ia telanjang dada apalagi bugil. Pernahnya melihat ia hanya mengenakan kaos lekbong yang terlihat otot-otot bisepnya sungguh menggoda hingga kontolku tidak bisa diajak kompromi untuk tidak ngaceng. Karena nafsuku tinggi kepada Tama, seringkali aku memuntahkan spermaku sambil membayangkan dia.

Semoga saja nanti terealisasikan haha...

***

Ini baru prolog dari keadaan kelas 12 MIPA yang berisikan Tama, Rani, dan Bobby dengan wali kelasnya Pa Aldi. Tentu saja ini akan menjadi cerita batu bagi mereka. Kira-kira kisahnya seperti apa ya?

Jangan lupa buat vote guys, ini adalah sekuel dari cerita pertama kami :v

Cerita TamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang