*** Tama POV ***
Sesampainya di rumah Harum...
"Ayang yuk masuk dulu ke rumahku", pinta Harum.
"Ah engga ah, aku langsung aja ya yang...", kataku menolak halus.
"Masuk dulu dong sayang, ini kan pertama kalinya kamu kesini", paksa Harum.
Memang benar selama pacaran sama Harum, aku belum pernah main ke rumah Harum. Hanya lewat saja biasanya. Mau menolak permintaannya, tapi Harum sudah minta berkali-kali, kasihan juga sih.
"Ya udah deh aku masuk ke rumah kamu, sebentar aja ya tapi...", jawabku.
Akhirnya kami masuk ke halaman rumah Harum yang luas banget. Mungkin ada 5x dari halamanku.
Memang benar, Harum adalah anak orang kaya, bapaknya aja kerja di perpajakan. Tapi ga tau juga uangnya dari mana hehe...
"Sini yang, ke taman aja", ajak Harum.
Memang benar selain halamannya luas, masih ada taman bunga yang indah sekali. Di sana sudah disediakan desain terbaik untuk menikmati indahnya hari.
Aku yang berlagak baru melihat pemandangan ini langsung memutuskan untuk keliling-keliling.
Setelah puas melihat-lihat taman yang indah ini, aku memutuskan untuk rebahan di taman. Sedangkan Harum pun segera menghampiriku sambil duduk di taman juga.
"Ayang suka?", tanyanya.
"Suka banget! Enak ya jadi orang kaya...", kataku.
"Ya enak ga enak, enaknya bisa dapetin banyak hal. Tapi..."
"Tapi apa Rum?"
"Tapi aku kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuaku..."
Kulihat raut wajah Harum makin sedih.
Aku langsung beranjak duduk dan berusaha menenangkan Harum dengan mengusap-usap punggungnya.
Setelah dirasa tenang, aku menghentikan usapanku dan beranjak untuk pulang, namun...
"Mau kemana sayang?"
"Mau pulang ya, takut kesorean", kataku.
"Hmmm... Baiklah, tapi boleh aku peluk ga?"
"Boleh dong, kamu kan pacarku"
Harum berdiri dan memelukku erat. Aku pun berusaha memberikan dukungan untuknya. Dalam pelukannya, dada Harum yang besar menyentuh dadaku, meskipun aku masih berpakaian seragam komplit, namun aku merasakan rangsangan yang luar biasa.
Bahaya nih kalau sampai terangsang.
Aku menghentikan pelukan ini, namun Harum makin kuat.
"Udah Rum, lepasin ya..." pintaku lagi, sebelum Harum bertindak lebih.
Harum pun melepaskan pelukannya dan meraih tanganku untuk diusapkan ke payudaranya, "aah sayang..."
Segera aku menarik tanganku dan langsung pamit ke Harum. Kulihat Harum yang kecewa tanpa kata membiarkanku pergi...
Saat di luar, sambil berjalan kaki, aku masih mencari angkot yang bisa membawaku ke rumah. Namun belum ada sama sekali, padahal biasanya jam segini masih ramai kendaraan.
Hingga ada yang memanggilku dari belakang, "Tama???"
Sata kutoleh ternyata itu Pa Aldi. Wali kelasku yang ganteng dan keren. Kami sudah saling kenal karena beberapa bulan sebelumnya, kami sering terlibar kegiatan bersama untuk program sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Tama
Fantasy6 bulan semenjak kejadian luar biasa yang menimpa Pa Aldi dan Pa Egi, kini Pa Aldi masih mengajar di sekolah yang sama. Ia sekarang diamanahi sebagai wali kelas 12 IPA-1, yaitu kelasnya Tama. Pa Aldi diam-diam menyimpan rasa kepada Tama, sedangkan T...