"Risky! Pagi!" Risky sudah menggendong tas dibahunya, bersiap untuk mengawali harinya dengan menggaet ilmu di universitas barunya. Suara itu adalah suara Joe, sangat riang untuk ukuran suara-suara di pagi hari yang harusnya tenang.
"Oh, hai Joe. Pagi juga" Ucap Risky seraya berusaha membenarkan puzzle rubik yang kemarin ia beli saat masih di Amerika.
"Risky, lo main rubik?" Joe sedikit antusias jika sudah membahas rubik, tak sedikit orang tau juga dia jago bermain rubik.
"Iya, tapi kayaknya gw gak bisa nyelesaiin ini" Kata Risky kepada Joe yang matanya sudah berbinar-binar.
"Gw bisa nyelesaiin! boleh pinjem nggak, ky? boleh ya?" Kata Joe.
Risky segera memberikan rubiknya kepada Joe, hanya beberapa detik saja, Joe berhasil menyelesaikan rubik itu dengan mudah.
"Keren juga lo, Genius Joe" 'Genius Joe' adalah julukan yang Risky berikan kepada Joe, Risky bukanlah orang yang gampang untuk memecahkan puzzle seperti rubik dan kawanannya.
"Genius Joe? Oh! Genius Joe, Oops!" Jargon ala-ala Joe, seraya memberi gestur menaik-turunkan kacamata.
Dengan seperti mengundang tawa kecil antara keduanya, Risky juga ikut tertawa dengan jargon ala-ala Joe yang terinspirasi dari julukan barunya, Genius Joe.
- - -
Joe, mahasiswa arsitek, yang hidupnya biasa-biasa saja. Pemuda ini tengah sibuk berkutat dengan laptopnya di cafetaria, seperti biasa, ia harus mengerjakan tugas walaupun diberi nilai sesuai suasana hati.
"Gw perasaan rajin amat ya? kayak, sekali-sekali gitu seorang Djoenathan males-malesan terus gulung-gulung dikasur" Gumamnya seraya menatap layar laptop.
"Kak Joe?"
Suara itu memanggil namanya, Joe sedikit parno jika itu adalah hantu kantin yang rumornya sedikit jahil ke para pengunjungnya. Namun setelah dilihat, ternyata bukan hantu kantin yang sedikit ditakuti oleh Joe.
"Oh, Yutha?"
Joe mengenali Yutha, dahulu mereka berdua berada ditempat bimbel yang sama semasa mereka SMP hanya saja Joe lebih tua dibanding Yutha. Joe juga sangat akrab dengan Yutha, Yutha sudah dia anggap seperti adiknya sendiri sama halnya Jova, adik kandung Joe.
"Wah, Kak Joe masuk sini juga ternyata. Kak Joe nggak bilang-bilang kalo mau masuk kesini, Kak" Ucap Yutha lalu duduk didepannya.
"Biar surprise gitu. Oh iya lo mau makan apa? biar gw beliin" Tanya Joe ketika Yutha berada didepannya.
"Oh gausah, gw habis ini mau pulang kok. Gw disini cuman mau ngobrol sesuatu tentang Kak Gatvin" Tutur Yutha seraya tangannya merogoh tas untuk mengambil beberapa lembar foto.
"Gatvin? pacar lo yang pindah keluar negeri itu? kenapa tuh dia?" Joe bertanya lagi kepada Yutha sedang tangannya sibuk merapikan laptopnya.
"Kak Joe plis jawab jujur ya, ini menurut gw penting sih jadi gw mohon lo jawab jujur aja walau lo mungkin sebelumnya udah disogok voucher matcha starluck"
"Iya, Tha. Gw bakalan jawab sejujur-jujurnya" Kata Joe.
"Oke, lo tau anak-anak ini nggak?" Kata Yutha dan menunjukkan beberapa lembar foto ke arah Joe. Joe yang begitu diberi lembarannya, ia meneliti foto itu.
"Eh buset pantes bapaknya Gatvin kaya banget, tuyulnya aja 4" Kata Joe ketika melihat foto 4 bersaudara.
Setelah diberi beberapa pertanyaan oleh Yutha, Yutha memutuskan menceritakan apa yang ia temukan sebelumnya.
"Jadi kata lo, Gatvin ini sebenernya kembar 3? jadi abangnya bukan cuman Farhan doang? ada lagi yang namanya Gatvan sama Gatven?" Kata Joe seraya kepala Yutha mengangguk di setiap pertanyaan.
"Lo kan udah lama jadi tetangga Gatvin walau dia tinggal sendiri, si Gatvan sama Gatven ini pernah nyamperin Kak Gatvin gak?" Tanya Yutha kepada Joe, setahu Yutha, Joe memang lama meninggali rumah disebelah rumah Gatvin.
"Jujur banget ini mah, gw gak pernah liat Farhan, Gatvan sama Gatven tapi emang gw tau Farhan doang itu juga taunya pas orangnya wassalam" Jelas Joe kepada Yutha yang ber oh-ria.
"Yaudah kak, gitu aja sih sebenernya. Gw balik duluan ya, kak" Kata Yutha.
"Hati-hati, Tha!"
- - -
Waktu menunjukkan pukul 22.25, ia berada didepan tokoh starluck untuk membeli minuman favoritnya. Masalahnya hanya 1, busway yang selalu ia tumpangi sudah tidak lewat untuk jam segini.
Terpikirkan dibenaknya untuk berjalan kaki saja, bagi Joe tidak akan terlalu jauh jaraknya.
Mungkin hari ini sedikit buruk untuk Joe, ketika ditengah jalan, ia malah dihadang para preman-preman jalanan. Sudah pagi tadi ia mendapat masalah dengan satu dosen, menyenggol makanan orang lain, melewatkan busway sekarang dihadang preman.
"Bagi duit!" Preman itu sedikit berteriak ke arah Joe, Joe bisa melawan jika jumlahnya hanya 1-2 orang. Masalahnya, ini berjumlah 6 orang, Joe tidak bisa melawannya sendirian.
"Idih, siapa lo minta-minta duit gw? pengemis kah?" Kata Joe sedikit menantang preman-preman itu.
"Manis-manis gini galak bener, boleh kali sama gw" Salah satunya menyeletuk dengan tatapan mesum. Joe sedikit kaget namun juga kesal.
Joe memutuskan untuk berlari secepat mungkin dari preman-preman itu, sialnya, Joe pun dikejar oleh mereka.
Ditengah-tengah misi kabur dari para preman, seseorang dengan motornya datang mendatangi Joe dan berhenti disebelahnya.
"Joe! naik!" Orang itu berteriak dibalik helmnya, langsung Joe pun menaiki joks belakang yang kosong itu.
Dirasa sudah jauh dari kawanan itu, Joe menanyakan siapa seseorang dibalik helm hitam itu.
"Lo siapa deh?" Tanya Joe.
"Gw Risky, lo kenapa bisa dikejar preman preman itu?" Tanya Risky kembali kepada Joe.
"Gw kabur, Ky. Mana gw juga dicabul tadi" Jelas Joe kepada Risky.
Reflek Risky memberhentikan motornya, dan mendapatkan 1 pukulan manja dari Joe dibelakangnya. "Risky goblok! ngerem tuh ngomong dulu biar gw siap-siap!" Begitu pekik Joe. Dan, Risky turun dari motornya. Masih menggendong tas dibelakangnya.
"Joe, tunggu sini bentar ya. Gw gak lama" Kata Risky berlari kembali ke arah para preman-preman itu berada.
Sedikit lama Joe menunggu, akhirnya Risky kembali dengan keadaan baik-baik saja tanpa lecet sama sekali. Setelah itu, kedua pemuda itu kembali ke kos, sebelum keduanya masuk ke kamar masing-masing, Joe berlari ke arah Risky.
"Risky! Makasih banget tadi mau nyelamatin gw, Ky! besok lo mau apa di kantin? gw tratir, Ky!"
"Gausah, gapapa, gw kan tulus nyelametin lo"
Joe sedikit melompat-lompat seraya memegangi lengan Risky, lalu ia meraih pucuk kepala Risky dan mengecupnya. Setelah itu, ia kembali ke kamarnya.
Tanpa Risky sadar, ia tersenyum lebar karena perlakuan Joe kepadanya.
TBC
Risky Gayesha Arkananta (Ricky)
Djoenathan Layatha Guntur (Lee Jeonghyeon)
Djovalion Layatha Bimasakti (Mun Junghyun)
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
FanfictionJika menyukai dalam diam adalah perlombaan, maka, Risky akan mendapatkan banyak medali karna menyukai Joe dalam diam. 리키 - 이정현 local au start: 8/3/23 end: ---- (slow update - Redemansi sequel)