"jadi si Jova itu adek kembar lo?"
Kantin itu sedikit ramai karena adanya manusia-manusia yang siap memenuhi ruangan penuh makanan dan minuman itu. Diantaranya terdapat Risky dan Joe yang sedang berhadap-hadapan disalah satu meja kantin.
"Iya, dia adek kembar gua. Tapi lo nggak bakal tau alasan kenapa gua selalu nolak telfon dia dan nggak bales pesan dia"
"Lah? kenapa coba? kan lo kakaknya"
"Jujur aja dari lubuk hati gua yang paling dalam, gua selamanya gak pernah benci atau apa sama dia, gw cuman nggak mau buat dia kecewa"
Keduanya hening sejenak, Risky yang mencerna cerita masa lalu Joe dan Joe sendiri yang belum melanjutkan kalimatnya itu. Djovalion Layatha Bimasakti atau kerap kali disapa Jova, adalah adik kembar dari Joe.
"I know lo gak pernah benci sama sekali sama adek lo, tapi kenapa lo harus ngacangin dia? sorry, kalo jatuhnya gua kepo sama kehidupan lo" Ucap Risky ketika berhasil mencerna kalimat Joe tadi.
"Gapapa, Ky. Dia berusaha ngehubungin gua, mungkin dia kangen kali"
- - -
Kembali ke masa dimana hubungan keluarga Joe masih baik-baik saja. Joe yang masih sering disamping Jova yang dibangku SD dan Joe dibangku SMP.
Jova sering menunggu Joe didepan sekolah ketika dirinya sudah pulang dari sekolah, mungkin bermain dengan anak kucing dapat menyairkan rasa bosannya.
"Jova! nunggu lama gak?" Panggil Joe ketika anak-anak SMP itu berhamburan keluar untuk pulang.
"Nggak bang, gak lama. Ayo balik bang, Jova laper!"
Selayaknya keluarga harmonis yang diidam-idamkan banyak orang. Joe dan Jova berjalan kembali ke arah rumahnya dengan penuh riangnya.
Tidak semua hal yang sempurna selalu sempurna, kala itu, suatu hal yang tak diinginkan terjadi.
"Ma? kenapa nangis? terus kenapa rumahnya berantakan? mana Papa?" Pertanyaan yang bertubi-tubi dari Joe untuk ibunya.
Setelah dijelaskan mulai dari titik A permasalahan sampai titik akhir, entah mengapa perasaan marah Joe memuncak, ia tahu jika ia tidak seharusnya marah namun ia susah untuk mengendalikan emosinya.
Hari demikian hari, sosok Joe yang sangat peduli dengan Jova lama kelamaan menjadi sosok Joe yang acuh tak acuh terhadap Jova. Jova sendiri pun bingung dengan perubahan sikap kakaknya.
"Bang, kenapa berubah sama Jova? ada salah? bilang dong, Bang"
Kala itu, Jova berada didepan kamar Joe, mereka berdua berhadapan menatap wajah satu sama lain. Joe yang sebenarnya tak tega melihat adiknya seperti itu pun rasanya ingin menangis dihadapan Jova, sekali lagi, Joe susah untuk mengendalikan emosinya saat itu.
"Jova, jangan ngomong lagi sama abang, pergi dari sini."
Kalimat itu sontak membuat Jova kaget, perasaanya campur aduk juga.
"Loh? jawab dulu pertanyaan Jova baru aku mau pergi"
"PERGI JOVA! AKU GAK MAU LIHAT JOVA LAGI!"
Setelah kejadian itu, ibu Joe menitip Joe sementara ke ayahnya. Alih-alih mendapat perhatian, Joe malah mendapat siksaan dari ayah kandungnya.
"Ampun pa! Joe janji bakal dapet nilai yang lebih tinggi lagi! jangan pukul Joe pa!"
Joe berteriak kesakitan, lebam dimana mana dan tak sedikit bekas luka yang diterima Joe.
- - -
"Kakak dimana? biar aku aja yang jemput kak!"
Gatvin menginjakkan kakinya di bandara, sudah lebih dari 1 tahun ia tidak bertemu Yutha secara langsung, ia merindukan pujaan hatinya sedari SMA itu.
Alih-alih mengizinkan Yutha menjemputnya di bandara, ia melarangnya. Entah kenapa sejak ia sampai di bandara itu, Gatvin merasa banyak yang memperhatikannya dari segala arah.
"Jangan, nanti kakak aja yang nyusul dirumah Yutha, ya? Yutha disitu aja"
"Yah, yaudah deh. Yang penting Kak Gatvin balik! Telfonnya aku tutup ya kak, dadah Kak Gatvin!"
Setelah menutup telfon itu, ia hendak menelfon Ricky atau Risky sebagai nama samarannya. Selama Gatvin berada di luar negeri, Ricky menceritakan banyak pengalaman semenjak kedatangannya di hari pertama, termasuk ia bertemu Joe.
"Ky, jemput dong. Gua udah turun dari pesawat"
"Buset, Vin. Lo pake parasut?"
"Bego bener nih bule satu, paling bener lo jemput gua, cepet kagak pake lama"
Telfon ditutup sepihak oleh Gatvin, disebrang sana, Ricky atau Risky kesal dengan perilaku Gatvin.
"Ky, lo kenapa? PMS lo?" Joe heran dengan sikap Risky yang aneh, menurutnya.
"Joe, lo mau ikut gua jemput temen gak?" Risky mengajak Joe, rencananya agar memanas-manasi Gatvin ketika ia tidak bersama Yutha.
"Jemput temen? gua ganggu gak nih?"
"Nggak lah, daripada gua sendirian"
"Oke, gua ikutan"
Beranjak dari duduknya, Risky dan Joe memakai mobil untuk menjemput Gatvin. Agak jauh dari jarak kos-kosan mereka ke bandara dimana Gatvin sekarang berada.
Sesampainya disana, mata mereka berdua mencari sosok pemuda tinggi, tampan nan kaya raya itu. Risky yang menemukan duluan dan berteriak memanggil namanya.
"Gatvin! woi!" Teriak Risky, walau mengundang banyak mata kearahnya, ia tidak perduli.
"Buset Risky udah punya pasangan aja" Gatvin tak lupa memanggil namanya dengan nama 'Risky' dan bersikap tidak terjadi apa-apa.
Melihat Joe disebelah Risky, Gatvin rasanya tak asing dengan wajah itu.
"Eh, lo Nathan gak sih?" Tanya Gatvin, memastikan jika orang itu adalah benar orang yang ia kenal dimasa lalu.
"Kok lo tau nama gua?" Joe bertanya kembali, ia sebenarnya tidak ingat siapa sosok Risky dan Gatvin dimasa lalunya.
"Bentar, lo Nathan kan? lo geng-geng an gw dulu buat nyolong mangga kepala sekolah pas SD anjir" Gatvin ingat pada Joe yang dulu ia dan Risky panggil 'Nathan'.
"OH! LO KAI BUKAN?" Joe pun juga mengingat siapa Gatvin, namun belum mengingat siapa Risky.
"Iya, terus lo inget gak yang disamping lo siapa?"
Joe menengok kearah Risky, Joe pun juga bingung, apakah dulu mereka bertiga adalah sepasang teman saat di sekolah dasar?
"Risky, jangan-jangan lo tuh Arka?" Pertanyaan itu terjawab dengan tawaan kecil dari Risky.
TBC
Jadi gini ya bagi yang bingung hehe, mereka itu manggilnya dari nama tengah atau nama akhir gitu konsepnya. Jadi:
- Kai : Gatvin Kailash Nareswara
- Nathan: Djoenathan Layatha Guntur
- Risky: Risky Gayesha Arkananta
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin
FanfictionJika menyukai dalam diam adalah perlombaan, maka, Risky akan mendapatkan banyak medali karna menyukai Joe dalam diam. 리키 - 이정현 local au start: 8/3/23 end: ---- (slow update - Redemansi sequel)