chapter 3. awal mula

570 58 3
                                    

Disaat cahaya lilin menghiasi seisi ruangan, lantunan indah dari alat musik juga mengisi ruangan aula, dari aula lantai dua anggota inti keluarga paxley perlahan menuruni tangga termasuk Gusion dan Floryn.

Aamon kemudian menyambut para tamu, dia berpidato sedikit dan mengatakan rasa senang nya akan orang" yg sudah bersedia hadir.
Acara di buka dengan prasmanan, pelayan-pelayan di manssion mulai pergi ke sana dan kemari mendatangi para tamu dan menyuguhi mereka wine.
Orang-orang bersulang dan mulai meminum wine, tak terkecuali Natan ia di suguhi wine oleh seorang pelayan yg tersenyum ramah pada nya, Natan membalasnya dengan senyuman.

Kaget, pelayan itu tak menyangka senyum nya akan di balas oleh salah satu tamu, karna hal tersebut dia malah salah tingkah sendiri dan lupa menuang wine ke cangkir Natan.

Pelayan itu kemudian pergi dengan rasa malu dan masih sedikit salting, Natan yg tidak peka. Malah mengira pelayan itu tidak menyukai nya.
Natan memang orang yg tidak peka jika seseorang suka padanya.

Natan pun bersulang dengan Silvana dan mereka meminum wine bersama,
Silvana dan Nathan sembari mengobrol membahas sesuatu.
Silvana"tuan Nathan apa anda tidak punya niat untuk bekerja sebagai ilmuan khusus kerajaan?" Tanya silvana
Natan hanya menggelengkan kepala, karna itu adalah pertanya yg sering di lontarkan oleh silvana pada nya.

Beberapa saat kemudian pesta dansa di mulai, orang-orang sudah siap dengan pasangan nya masing-masing.

Hah Natan? Jangan kan pasangan, dia bahkan tidak menggubris beberapa orang yg sempat mengajak nya berdansa.

Lampu kembali redup, para pemain alat musik mulai memainkan alat musik mereka, iringan musik klasik yg indah memenuhi suasana pada ruangan itu, Natan berdiri di dekat pintu balkon yg terbuka, ia menatap sekeliling, menyaksikan orang-orang yg tengah asik berdansa.

Bahkan ia melihat Gusion yg sedang berdansa dengan seseorang yg ia tidak kenal. Namun ia tidak terlalu memedulikan nya, Natan berjalan ke arah balkon.

Ia menatap langit yg di penuhi oleh bintang-bintang, ia kemudian melihat jam tangan nya, jam sudah menunjukan waktu 19:05 "waktu cepat sekali yah" gumam Natan.

Natan melamun sembari melihat langit entah apa yg ia pikir kan namun tiba-tiba ada seseorang yg menepuk bahu nya, ia pikir itu adalah Gusion.

Namun di luar dugaan saat ia memalingkan pandangan nya...orang yg berdiri di belakang nya saat ini adalah Aamon. Natan shock bukan main- kaki nya gemetar namun ia mencoba menahan nya meski pun tangan nya menjadi dingin karna gugup, bagaimana tidak gugup seorang Duke paxley yg sangat di segani dan ditakuti tiba" berada di belakang nya, bukan hanya itu Duke lah yg pertama memanggil nya. Gimana Natan gak panik.
Jujur Natan lebih takut pada Aamon ketimbang Silvana, karna meski Silvana juga sama-sama penguasa tapi ia tahu betul sifat Silvana dan Aamon itu sangat bertolak belakang.

Natan membungkuk memberi hormat pada Aamon meski suara nya agak bergetar karna gugup, tanpa basa basi, Aamon tiba-tiba mengatakan sesuatu yg membuat Natan kaget bukan main. Aamon mengajak Natan berdansa.
Wait what- bagaimana seorang Duke paxley yg sudah memiliki tunangan tiba-tiba mengajak orang biasa seperti Natan berdansa, dia kerasukan setan jenis apa!? Pikir Natan.

Aamon hanya diam menunggu jawaban dari Natan.
Natan yg bingung mencoba bertanya dengan gagap "a-pa yg an-da maks-ud yg mulia "
Aamon menatap dengan tatapan seakan ingin membunuh Natan ia kemudian berkata, "mau kah kau berdansa denganku?" Aamon bukan tipe orang yg suka mengulang pertanyaannya 2 kali.

Natan diambang kebingungan, jika ia menolak ia takut akan di bunuh oleh Aamon, tapi jika ia setuju ia takut para tamu dan tunangan Aamon akan menganggap nya sebagai pelakor.
"Tuhan tolong aku" Natan hanya bisa membatin.

Dia bisa saja tidak menggubris Aamon layaknya orang-orang sebelum nya yg mengajaknya berdansa, namun hey ini Duke paxley men- yg ada bisa makin gawat kalau gak digubris.
Natan yg melihat tatapan mata Aamon yg sepertinya ingin segera mendapat jawaban.

Bodoh nya ia malah mengatakan hal yg seharus nya tidak ia katakan.
"Maaf- yg mulia,tapi bukan kah anda seharusnya berdansa dengan nyonya Floryn"

Deg!!

Aamon yg mendengar nya langsung memperlihatkan tatapan membunuh yg dimana auranya lebih mencekam dari sebelum nya.

"Mulut gobl*k" 
"Aku bisa benar-benar mati kalau seperti ini"
"Aaa mulut beg*"
Natan hanya bisa mengumpat dalam hati, menyesal akan apa yg ia katakan.

Bersambung

Beautiful Obsession | Aamon NatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang