Hening. Tatapan seram Aamon sudah cukup membuat Natan terdiam....
.
.
.
.Aamon berbalik dan dengan suara lirih ia berkata
"Kau sama saja seperti yg lain."
Lalu meninggalkan Natan yg tengah menahan getaran di kaki nya.Natan bingung,lega,takut,tidak enak dengan Aamon. perasaaan nya benar-benar campur aduk.
Belum lama bernafas lega, dari balik kerumunan yg tengah berdansa ia melihat Aamon dan Gusion beserta perempuan yg berdansa dengan Gusion tengah berdiri disamping nya.Mereka seperti tengah adu mulut, entah apa yg mereka katakan. Jarak nya terlalu jauh sehingga Natan tidak mendengar apa yg mereka ributkan, aneh nya, kenapa hanya Natan yg sadar akan hal tersebut? Bukan kah disana banyak orang tapi kenapa seakan-akan orang-orang disana tidak melihat apapun dan sibuk dengan dansa mereka?.
Natan sebenarnya tidak ingin ikut campur, tapi entah kenapa pandangan nya terus tertuju ke mereka, tak lama kemudian ia melihat Aamon yg menyeret tangan Gusion ke aula lantai 2, wanita yg berdansa dengan Gusion juga terlihat menjauh dari mereka.
Entah kenapa firasat Natan mengatakan bahwa ada sesuatu yg tidak baik, benar saja belum sampai 15 menit, Gusion turun dari aula lantai 2 dengan kaki yg di hentakan ke lantai,wajahnya terlihat sedang menahan amarah,ia pergi menuju pintu keluar dan kemudian meninggalkan aula tersebut.Natan yg melihat itu, reflek mengejar Gusion.
Entah karna rasa empati atau kedekatan nya dengan Gusion.Gusion berhenti di taman belakang manssion, ia menatap ke langit, hening dan sunyi.
Tidak ada pelayan atau penjaga di taman belakang manssion.
Natan yg melihat Gusion langsung menghampiri nya.Gusion yg mendengar suara langkah kaki menoleh dan kaget melihat Natan.
Belum sempat Natan bertanya apa yg terjadi, tiba" Gusion menghapiri Natan dan ia memeluk Natan sangat erat, Natan tidak risih atau pun terganggu dengan apa yg di lakukan Gusion, malah ia mengelus kepala Gusion layaknya seorang kakak yg peduli terhadap adik nya.Air mata membasahi bahu Natan.
Yah Gusion menangis di pelukan Natan.Natan tidak langsung bertanya apa yg terjadi, ia menunggu Gusion untuk menceritakan apa yg terjadi lebih dulu.
Gusion terus meneteskan air mata ia tidak bicara hanya saja suara isakan tangis yg Gusion coba tahan.Beberapa saat kemudian.
Gusion mulai tenang, ia melepas pelukan nya dari Natan.Mereka duduk di kursi taman, angin malam yg dingin dan keheningan malam menyelimuti taman itu.
Natan bertanya apa yg terjadi pada Gusion.
"Gusion ada apa? tadi ku lihat sedang bertengkar dengan kakak mu.... apa kau ada masalah? Kau tau kan aku pasti akan mendengarkan apapun yg kau ceritakan".
Gusion memasang muka kaget, bukannya menjawab pertanyaan Natan ia malah bertanya balik pada Natan."Kak... kakak melihat kejadian itu?" Wajah nya terlihat kaget dan bingung.
Natan menjawab "tentu saja aku melihat nya...Gusion tolong jawab pertanyaan ku tadi"
Gusion masih terdiam.
"Baiklah....jika kau masih tidak ingin mencer-"
Belum selesai Natan bicara Gusion memotong perkataan Natan."Kak...aku muak...aku muak terikat dengan aturan keluarga paxley..."
Gusion berbicara sembari menahan air mata nya lagi."Aku muak kak....tidak ada yg mengerti perasaan ku, aku di paksa untuk melakukan ini dan itu... aku cape, bahkan kakak ku sendiri tidak mengerti perasaan ku..."
Tanpa disadari Gusion kembali meneteskan air mata.
"Aku mencoba melakukan yg terbaik...mencoba dan terus mencoba... tapi kenapa...kenapa usaha ku selalu berakhir dengan pandangan buruk di mata keluarga ku, aturan dan aturan itulah yg mereka katakan..."Melihat Gusion yg kembali menangis, Natan mengusap air mata Gusion dengan sapu tangan yg ada di saku nya.
Gusion menyandar ke bahu Natan, ia berkata "kak... apa menurut kakak apa yg ku lakukan selama ini tidak ada gunanya".Natan hanya menggelengkan kepala dan kemudian mengusap rambut coklat Gusion dengan lembut.
.
.
.
.Dari kejauhan, ada sosok bayangan wanita yg sedang memperhatikan mereka.
Jam sudah menunjukan waktu
20:10Ini adalah waktunya makan bersama di pesta, awalnya Natan tidak ingin kembali ke pesta dan ingin menemani Gusion saja, tapi Gusion kemudian berkata bahwa ia harus pergi ke suatu tempat.
Gusion juga meminta Natan untuk kembali ke pesta, karna bisa gawat jika Natan ketahuan berdua dengan Gusion di taman, bisa-bisa nanti dikira yg aneh-aneh lagi.
Natan mengangguk dan saat dirinya ingin pergi dari tempat itu,Gusion memanggil Natan dan mengatakan sesuatu.
"Kak...jika kak Aamon tau bahwa kakak bisa melihat kejadian saat aku adu mulut dengan nya, kakak bisa dalam bahaya.
Tolong berhati-hati lah kak dan jangan dekati kak Aamon."Natan kemudian tersenyum dan mengatakan "Gusion, aku bisa menjaga diriku, aku tau apa yg harus ku lakukan dan yg tidak kulakukan." Ia kemudian berjalan kembali ke aula.
Gusion hanya diam, lalu berjalan ke sebuah ruangan saat masuk Gusion bergumam.
"Kak Natan... apa- kak Natan orang nya?"Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Obsession | Aamon Natan
Hayran Kurgusiapa yg tidak kenal dengan Aamon, anak pertama dari duke paxley sekaligus ahli waris. Sedangkan Natan hanya seorang ilmuan dan dokter, ia hanya seorang biasa yg memiliki kehidupan pribadi layaknya orang-orang. Namun itu semua berakhir setelah tanp...