Setelah mendapat telpon dari seseorang yang tidak lain adalah Taera. Baekhyun bergegas pergi ke hotel. wanita itu mengatakan kalau ia membutuhkannya.Baekhyun bersumpah kalau ia sudah tidak mencintai Taera lagi. Tapi dirinya masih tak bisa mengabaikan wanita itu. Bagaimanapun Taera pernah menjadi bagian dalam hidupnya dan sekarang wanita itu juga bagian dari keluarganya.
Lockdoor itu terbuka ketika Baekhyun memasukkan pinnya. Ia masuk ke dalam dan mencari keberadaan Taera.
Wanita itu bilang, ia terjatuh di kamar mandi dan tak bisa bangun.
"Taera?!"
"Baekhyun? Aku didalam!"
Kedua kaki Baekhyun melangkah dengan cepat menuju kamar mandi. Ia membuka pintu itu tanpa peduli yang di dalam sana memakai baju atau bertelanjang.
Baekhyun menemukan Taera tengah terduduk di lantai kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuhnya.
"Mana yang sakit?"
Taera meringis, memegangi pergelangan kakinya, "Kakiku.. sepertinya terkilir."
Tanpa kata, Baekhyun langsung membopong wanita itu dan mendudukannya di tepi tempat tidur.
"Aku akan mengopresnya dulu. Apa di sini ada es batu?"
Taera menggeleng tidak yakin, "Aku tidak tahu."
Baekhyun berdiri, lalu melangkah menuju dapur. Ia membuka kulkas dan syukurlah apa yang ia butuhkan ada di sana. Dengan cepat pria itu mengambil handuk dan membungkus es itu.
Taera menatap Baekhyun yang kini tengah mengompres kakinya dengan hati-hati. Ia mengulum senyum tipis, dirinya berhasil membuktikan kalau nyatanya Baekhyun masih peduli kepadanya. "Terimakasih, Baekhyun."
Pria itu mendongak, menatap Taera. "Kau harus lebih hati-hati." Ujarnya, lalu kembali menunduk.
Waktu berjalan hingga 15 menit terasa sangat lamban. Es batu yang dibungkus dengan handuk itu bahkan sudah mulai mencair dan membuat handuknya basah.
"Bagaimana? Apa masih sakit?"
Taera menggerakkan pergelangan kakinya dengan perlahan. Ia mengangguk perlahan, "Sedikit."
Baekhyun berdiri, kedua tangannya sudah basah akibat es yang sudah mencair, "Aku akan mengganti ini dulu." Pria itu hendak berbalik ketika Taera mencekal pergelangan tangannya. Ia menatap wanita itu.
Taera mengambil secangkir teh yang ada di atas nakas, memberikannya pada Baekhyun, "Minumlah. Itu teh kesukaanmu."
Baekhyun menatap cangkir teh itu, lalu mengambilnya dari tangan Taera. Dan langsung meminumnya tanpa memikirkan apapun lagi.
"Aku jadi menyukai teh camomile berkat dirimu." Ujar Taera. Wanita itu tersenyum ketika melihat Baekhyun meminum habis tehnya.
Pria itu lantas kembali ke dapur, dan saat tengah mengelap tangannya dengan handuk kering, kedua telinganya mendengar bel dari arah pintu. Baekhyun menoleh ke arah kamar Taera. Wanita itu tidak mungkin bisa berjalan dan membukakan pintu.
"Baekhyun, bisa kau buka pintunya. Sepertinya itu layanan kamar."
"Iya." Sahutnya.
Pria itu lantas melangkahkan kakinya menuju pintu. Seorang pria mengenakan pakaian staff membawa sebuah troli dengan beberapa makanan dan minuman di atasnya.
"Terimakasih." Baekhyun membawa troli itu ke dalam.
"Ah rupanya pesananku."
Pria itu menoleh, melihat Taera yang sudah berdiri dengan berpegangan pada gagang pintu. Lalu berjalan tertatih menghampiri Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot PA -BBH
Fiksi Penggemar[Mature] Tahap revisi Club menjadi satu-satunya pelarian Somi saat ia sedang stress. Terlebih lagi, saat ini dirinya tak kunjung mendapat pekerjaan setelah ia memutuskan untuk resign dari perusahaan sebelumnya. Hingga, kecerobohannya malam itu memba...