BAB 24

1.3K 143 7
                                    

Tatiana, Nasiro, dan Jena kini duduk melingkar sebuah meja bundar sembari menikmati teh hangat dan beberapa potong kue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatiana, Nasiro, dan Jena kini duduk melingkar sebuah meja bundar sembari menikmati teh hangat dan beberapa potong kue. Jena yang duduk di sebelah Tatiana kini memasang wajah kaku hingga membuat Nasiro yang melihatnya bergidik ngeri.

"Maaf jika kudapan yang saya siapkan terlalu biasa lady," ujarnya dengan wajah sedih.

Tatiana hanya memasang senyum simpul, "tak apa Jena, terimakasih sudah menyiapkan sesuatu untukku," ujarnya membuat Jena kembali kehilangan kendali.

"Bisakah kau tenang dulu Jena!" Tanya Nasiro mulai jengkel dengan tingkah konyol Jena.

"Berisik!" Jawab gadis itu jutek.

Tatiana terkekeh, ntah berapa lama ia tak merasakan candaan seperti saat bersama seseorang, di kediaman Duke Horte hanya di penuhi oleh orang-orang kaku atau terlalu aneh menurutnya, mulai dari Valina yang tipe wanita bicara terus terang tanpa saringan, Belle yang bersikap dingin namun teladan, dan Hans yang sangat maniak akan Vainas.

Selama ini aku hanya berada di dekat orang-orang aneh, batinnya dengan senyum paksa.

Jena dan Nasiro berdebat kecil sampai akhirnya Tatiana mengeluarkan suara seperti batuk, "maaf merepotkan mu Jena,"

"Tidak! Tidak masalah lady,"

"Baiklah, pertama aku akan mengatakan tujuanku datang ke butik mu," ucap Tatiana seraya menaruh cangkir teh miliknya ke atas meja. "Aku memerlukan beberapa helai gaun untuk menghadiri sebuah acara di istana." Tambah Tatiana dengan senyum lebat d wajahnya.

"AP-"

Nasiro melototi Jena yang hendak memekik lagi hingga membuatnya mengurungkan niat tersebut dan mengontrol dirinya, "anda mau ke istana?" Tanya Jena berusaha tenang walaupun dirinya masih saja syok.

Tatiana mengangguk, "ya, karena putri mahkota mengundang untuk menghadiri pesta teh nya," jawab Tatiana menatap lurus ke arah Jena.

"PUTR-"

"Berhentilah berteriak!" Potong Nasiro dengan wajah yang tampak kesal.

"Tapi!"

"Dengarkan dulu penjelasan lady,"

Tatiana menghela nafas berat, "maaf mengangetkan kalian tapi aku harus menghadiri pesta teh tersebut, karena aku memiliki beberapa tujuan yang tak bisa aku katakan pada kalian," ujar Tatiana memasang wajah serius.

"Tak apa lady, saya rasa mungkin ada baiknya anda datang ke istana itu," sahur Nasiro menahan mulut Jena dengan kedua telapak tangannya.

Tatiana memberikan senyum simpul melihat Nasiro yang tampak mempermasalahkan hal tersebut dsn menerimanya tanpa bertanya satu hal pun.

"Tapi lady saya sedikit kebingungan," Jena membuka suaranya setelah susah payah melepas tangan Nasiro dari mulutnya.

"Ya?"

Kisah Setelah Akhir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang