aku menggeram kesal dan menyusul mereka dengan setengah berlari.
sampai di depan kelas, aku sudah sangat lelah dan ngos ngosan. maklum, berlari dengan jarak yang dekat saja aku tidak kuat, apalagi yang jauh seperti ini. untung saja aku tidak punya penyakit asma. alhamdulillah
farzan yang sedang menuju ke pintu kelas pun melihatku tiba dengan tergesa gesa "kamu ngga apa-apa?" tanyanya. aku menoleh lalu menggeleng "ngga kok" jawabku, lalu berjalan dengan sok tenang menuju kursiku.
setelah duduk, aku menyimpan buku mutabaah dan alquran, lalu mengeluarkan buku untuk pelajaran yang selanjutnya. tapi, aku tidak melihat ruby and the gang di kelas. entahlah, mungkin mereka berada di kantin atau semacamnya, memanfaatkan waktu pergantian jam pelajaran untuk menyiapkan amunisi. haha
"re, ruby and the gang mana?" tanya dhika selaku ketua kelas
"kantin kali" jawabku dengan nada datar dan mengedikkan bahu
"padahal guru udah mau masuk, mereka belum muncul juga" keluhnya. "kenapa mereka gak sama kamu? kalian musuhan? kenapa ga langsung diajak masuk kelas?" tanyanya beruntun.
"satu, karena aku ga pengen ngantin. dua, kita ga musuhan. dan tiga, ajak aja sendiri. pengen kan?" jawabku dengan nada datar cenderung judes yang memang biasa kulontarkan dikelas. dan kalimat terakhirku tadi sukses membuat dhika sedikit salting mengingat ia memang sudah menyukai ruby dari awal masa pls (pengenalan lingkungan sekolah)
dhika berjalan ke arah pintu, mungkin ingin memanggil ruby and the gang. dan sebelum itu terjadi, mereka hampir bertabrakan di depan pintu. ala ala sinetron lagi. haduh. seluruh kelas pun tertawa puas melihat wajah dhika yang memerah karena malu.
namun dengan wibawanya, dhika tetap berdiri tegak ditempatnya dan bertanya dengan tegas kepada ruby and the gang. "kalian dari mana?" tanyanya
"kantin" jawab ruby singkat, sembari sedikit memicingkan matanya ke arah dhika. fyi, ruby adalah tipe cewek tomboi dan cuek. tapi sama cowo doang, apalagi sama cowo yang suka sama dia. tapi kalo sama cewe dan dia udah nyaman, dia bisa jadi lucu dan imut banget.
"lain kali kalau cuma pergantian jam, kalian ga boleh ke kantin lagi ya" dhika berbicara dengan lembut
"emang kenapa? masalah ya buat kamu? emang kita ngerugiin kamu?" tanya ruby dengan nada ketus, sangat berbanding terbalik dengan nada dhika
dhika menghela nafas berat "sebenarnya emang ngga apa apa, ngga masalah dan kamu ngga ngerugiin aku. tapi jelas banget kalau perbuatan kamu yang satu ini berpotensi menimbulkan masalah bagi kepercayaan guru guru terhadap pertanggung jawaban aku, dan bakal ngerugiin kelas kita dari segi kepercayaan guru terhadap kita. dan itu jelas apa apa" jawab dhika panjang lebar dengan nada yang tegas, tidak lagi lembut seperti tadi
seluruh isi kelas yang menyaksikan hal tersebut sedikit tercengang, termasuk aku. ruby and the gang hanya mampu tertunduk setelah mendengar ucapan dhika barusan. entah malu atau merasa bersalah, aku tak tahu.
"sekarang, kalian kembali ke tempat duduk kalian masing2 ya" ucapan dhika kembali melembut, sungguh kesabaran setebal kamus memahami wanita. kalian tahu itu?
yah, yang itulah
ruby and the gang kembali ke tempat mereka masing masing dengan wajah yang sedikit ditekuk dan..... merasa bersalah(?) entahlah
guru mata pelajaran selanjutnya memasuki kelas, dan segera memulai pelajaran setelah disiapkan oleh dhika
"selain hormat dan empati terhadap orangtua dan guru, kita juga harus memiliki empati dan rasa hormat terhadap kakak kelas, teman sebaya, bahkan adik kelas sekalipun. mengapa? sebab empati dan rasa hormat adalah hal yang sangat perlu ditanamkan pada generasi penerus bangsa seperti kalian. tak peduli terhadap siapapun. nah selain kepada yang ibu sebutkan tadi, rasa hormat juga wajib ada dalam diri seorang istri kepada suaminya. kenapa? ada yang tahu ayatnya?" tanya bu isyah.
namanya aisyah mutmainnnah, tapi dia cuma pengen dipanggil bu isyah aja, biar kayak anak muda katanya. padahal usianya telah mencapai kepala empat bahkan nyaris lima. dan dia telah 20 tahun lebih mengabdi di sekolah ini.
"ya? apa jawabannya, hmm farzan atau dhika nih?" tanya bu isyah melihat kedua muridnya yang antusias menjawab. farzan dan dhika saling tatap "dhika aja bu" jawab farzan lebih dulu
"baiklah, silahkan dhika" bu isyah mempersilahkan kesempatan itu kepada dhika, dhika mengangguk
"terimakasih atas kesempatannya, perintah mengenai hormatnya istri kepada suaminya disebutkan dalam sebuah hadis riwayat ahmad yang berbunyi "JIKA seorang istri melakukan shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kemaluannya dan menaati suaminya, niscaya dia akan memasuki surga Tuhannya," demikian hadits Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
nah, sebab dari wajibnya seorang istri memiliki rasa hormat kepada suaminya ini terdapat di surah an-nisa ayat 34 yang artinya 'Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar'
nah, berdasar dari ayat tersebut, laki laki atau suami hendaknya menjadi sosok yang pantas untuk dihormati dan ditaati yaitu menjadi qawwam. qawwam memiliki beberapa arti diantaranya pemimpin dan pelindung. laki laki atau suami perlu menjadi pemimpin yang tegas dan mampu membawa rumah tangganya ke jalan yang Allah ridhai. di sisi lain, laki laki atau suami harus dapat menjadi pelindung yang dapat berperilaku lembut dan baik terhadap istri atau perempuan" kami bertepuk tangan atas jawaban dhika yang amat lengkap.
"selain berpegangan pada ayat dan hadis tersebut, ibu saya juga selalu menekankan kepada saya untuk selalu berperilaku lembut kepada semua perempuan layaknya saya memperlakukan ibu saya" dhika menyelesaikan penjelasannya.
prok prok prok, aku bertepuk tangan. dan ternyata hanya aku sendiri. hahaha. hampir seluruh kelas berbalik ke arahku setelahnya. dan tentu saja aku merasa malu.
aku berbalik ke arah dhika yang kini duduk lalu ber-tos ria dengan farzan. hmm sepertinya yang barusan itu selain ajaran ibunya, juga ajaran farzan.
"maa syaa allah dhika keren banget" puji bu isyah, dhika hanya tersenyum malu2.
pelajaran pun dilanjutkan oleh bu isyah dengan menyenangkan.
dan kupikir, pantas saja dhika bisa bersikap sesabar itu. ternyata ibunya adalah alasan yang dia miliki. hebat sekali. aku selalu kagum dengan laki laki yang dekat dan menghormati ibunya, apalagi ditambah dengan saudara perempuannya.
sepulang sekolah, aku segera berlari ke kelas kak aru. hendak mengajaknya ke tempat yang kujanjikan.
Hai hai haiii
Surprise! Wkwkkw
Up lagi nih
Semoga kalian senang yaaa
Tinggalkan jejaaak🤍🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan kita
Teen Fictionsepertinya, hidupku semula tenang sebelum mengenalmu sebelum hatiku yang dungu tertarik padamu dan semua berubah semenjak saat itu terimakasih tuan, kau menghargai rasa ini kau tau, fitrah diriku adalah rasa ini dan kau bahkan meminta maaf, karena t...