2.25

377 63 54
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Ketika baru saja tangan Gu Wei akan membuka pintu kemudi, sebuah tangan kekar meliliti pergelangan tangannya. Tidak hanya itu, kalimat dengan nada yang sangat lembut pun mengalir di saluran pendengarannya.

"Biar aku yang mengemudi," ujar Chen Yu.

Pada detik berikutnya, telinga bagian dalam Gu Wei terasa gatal seperti terdapat bulu-bulu halus yang sengaja memancing rasa geli. Dia terkejut, sangat terkejut sebab Chen Yu dapat bertingkah dan berkata manis. Dia pikir hanya ada kekerasan dan kekakuan pada diri lelaki tampan itu. Mulut pedas yang menjadi ciri khas Chen Yu dengan mudah diubah berkat kekuatan cinta. Gu Wei tidak ingin tersenyum, tetapi bibir telah mengkhianati tuannya. Kedua ujung bibir terangkat tinggi-tinggi. Meski dia tersenyum tanpa menunjukkan gigi, siapa pun yang melihat pasti tahu bagaimana kebahagiaan terus menerus menghujani dirinya.

Aku benci jatuh cinta, ini membuatku terlihat seperti orang bodoh! ucap Gu Wei di dalam hati. Dia tidak ingin menjadi orang yang berbeda. Langkah utama yang harus dilakukan agar tidak mengubah diri karena cinta adalah menolak perkataan Chen Yu dengan tegas, "Aku saja."

Chen Yu tidak ingin menyerah di situ, dia tetap memaksa meskipun pihak lain tidak pernah menunjukkan tanda-tanda persetujuan. Pada akhirnya, Gu Wei menambahkan beberapa kata tanpa sadar, "Kamu pasti lelah setelah melakukan perjalanan jauh. Aku tidak ingin kekasihku semakin lelah."

Ketika sadar akan kalimat yang diucapkan, Gu Wei menampar pipinya sendiri dengan kencang. Kalimat terakhir lolos begitu saja dari bibir ranum tanpa bisa ditahan. Dia yang ingin bersikap biasa saja justru tampak seperti bagian dari kelompok orang-orang yang mudah dibodohi oleh cinta. Namun, itu bukan lagi hal yang paling penting, yang terpenting adalah tindakan menampar diri sendiri yang baru saja dia lakukan ternyata dapat mengundang kejadian-kejadian yang masih belum siap Gu Wei hadapi.

Napas Gu Wei tercekat ketika merasakan belaian lembut pada pipinya yang memanas. Begitu besar keinginan untuk menghindar, tetapi keinginan untuk merasakan belaian lagi dan lagi mampu menahan kakinya agar tidak menciptakan jarak di antara mereka.

Persetanan dengan rasa malu. Gu Wei suka disentuh oleh Chen Yu. Setiap sentuhan memberikan sengatan rasa menyenangkan yang tak tertandingi. Pada akhirnya, dia segera menabrakkan diri pada dada bidang Chen Yu dengan kedua tangan yang melingkar di pinggang lelaki tampan itu. Tidak peduli apakah setelah ini dia akan ditandai sebagai orang yang tidak punya malu, untuk sekarang Gu Wei benar-benar ingin mendekap erat tubuh Chen Yu demi melampiaskan kerinduan yang telah lama ditahan.

Chen Yu tentu merasa girang. Dia balas mendekap dengan salah satu tangan yang ditugaskan untuk mengusap lembut puncak kepala Gu Wei. Tidak dapat dipungkiri, rasa penasaran akan tindakan yang terlalu tiba-tiba itu memuncak dan dia merasa tidak tahan untuk tidak mencari tahu jawabannya. Tanpa berniat basa-basi, Chen Yu bertanya pada inti, "Apakah kamu merindukanku?"

Gu Wei tetap diam tanpa kata. Namun, rona merah yang menyebar pada pipi telah menjawab rasa penasaran milik Chen Yu. Gurat malu-malu yang meninggalkan jejak di wajah lelaki manis itu membuatnya diam seribu bahasa. Dia malu kenapa tiba-tiba memiliki sifat manja seperti itu. Dia juga tidak enak hati, takut-takut Chen Yu merasa tidak nyaman akan perubahan sifatnya yang tampak menggelikan. Beruntung Chen Yu tidak lagi memperpanjang pembicaraan seputar kerinduan, seakan-akan dia memahami setiap rasa yang mengakar di hati Gu Wei.

Setelah kerinduan berhasil terobati, Gu Wei mendorong tubuh Chen Yu tanpa aba-aba. Masuk ke dalam mobil secepat kilat, menandakan bahwa dia sedang berada dalam fase salah tingkah. Mereka telah lama berada di dalam mobil, tetapi mobil tidak juga dilajukan. Gu Wei melirik sedikit ke arah sang kekasih kecil yang ternyata selalu setia memandanginya. Dengan cepat, dia mengalihkan pandangan agar mata mereka tidak bertemu tatap dan mulai bertanya, "Kenapa kamu menatapku seperti itu?"

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang