‘Teruntuk, yang mengusahakan keadilan; Detektif Kim’
Paket di atas mejanya itu kontan membuat Younghoon mengerutkan kening, tidak merasa tengah menunggu barang yang baru saja dibeli dari toko online, pun tidak merasa punya kenalan yang sudi untuk memberinya paket.
Ketika dibuka, paket dengan kotak kecil itu hanya menampilkan foto dirinya, tengah berdiri di tengah Yongma Land, dari sudut yang sama.
Bagi detektif yang pernah mengatasi kasus stalker yang berakhir membunuh korbannya, setitik rasa takut masuk ke dalam diri Younghoon.
Siapa, dan bagaimana? Seingatnya di tempat itu hanya ada anak-anak nakal yang memanfaatkan kondisi taman bermain terbengkalai itu untuk merokok, sedikitpun tidak dilihatnya ada tanda-tanda kehidupan lain di sana.
Untuk sesaat si Detektif itu hanya bisa terdiam sembari menatap kosong lembaran demi lembaran yang menampilkan gambar dirinya, hingga sebuah kertas lusuh di dasar kotak paket itu menarik perhatiannya, membuat si Detektif dengan tergesa mengambilnya
‘Saya takjub, hasil dari kerja keras saya akhirnya membuahkan hasil. Setelah setahun, saya akhirnya menemukan orang yang cukup tertarik dengan hal yang kulakukan. Dan saya tidak terlalu terkejut bahwa orangnya adalah anda, detektif Kim.
Saya mulai bosan, jujur saja. Semua ini terlampau mudah untuk dilakukan karena tidak ada yang benar-benar peduli, dan beruntungnya saya ketika menemukan detektif dengan rajin sekali menelusuri kembali lapangan tanpa disuruh siapapun karena merasa janggal.
Saya beritahu saja, Detektif. Semua ini tidak akan sesulit itu untuk anda andaikata saya tidak ikut dibantu oleh beberapa orang-orang penting di tempat anda bekerja. Lucu, ya? Anda mati-matian berusaha menangkap saya, tetapi ternyata saya tidak akan bisa anda tangkap dengan mudah.
Saya tidak bisa sembarangan, Detektif. Saya terikat kontrak. Tetapi, kalau anda penasaran mengenai saya, pembebasan tahanan Kim Seunghan akan dilaksanakan sehari sebelum tanggal yang sama dengan kasus terakhir, bulan depan. Ketika burung hantu bernyanyi, dan bulan purnama terpantul sinarnya dari komidi putar, saya akan berada di sana dengan calon mayat lainnya.
Sampai berjumpa, Detektif Kim. Saya akan sangat mengapresiasinya jika anda bisa datang dan setidaknya memuaskan rasa penasaran anda mengenai siapa kah sosok pembunuh berantai yang tidak ada jejaknya ini.’
Helaan napas kasar adalah satu-satunya respon yang bisa dilakukan Younghoon ketika membaca surat yang ditulis tangan itu. Kendati sudah memperkirakan adanya campur tangan dari pihak kepolisian juga, Younghoon tidak mengira bahwa hukum di negeri mereka serendah ini, rela menerima uang untuk membuat kasus beku dan tidak ditangani dan terus terjadi, bahkan hingga membuat kontrak.
Menjijikkan, Younghoon meremat kuat tangannya untuk menurunkan level emosinya menyadari semua kerja kerasnya benar-benar tidak perlu, seperti kata seniornya, karena pada dasarnya apapun mengenai pembunuh itu sudah terlindungi dengan rapi.
“Detektif Kim, anda baik? Wajah anda terlihat pucat, bagaimana jika saya ijinkan ke atasan untuk pulang lebih awal, Detektif? Anda bisa beristirahat di rumah.”
Tanpa banyak bicara, ketika juniornya datang dan menawarkan untuk dirinya pulang, Younghoon hanya mengangguk setuju. Lalu dengan langkah berat dan kepala yang semakin pusing, detektif muda itu melangkahkan kaki kembali menuju indekos.
Terserah, bulan depan masih lumayan lama, Younghoon tidak perlu terlalu memusingkannya sekarang.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
• 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑒𝑐𝑡 𝐽𝑢𝑠𝑡𝑖𝑐𝑒 •
FanfictionSelama setahun, Kim Younghoon hidup dalam ketidaknyamanan akan kasus demi kasus yang terus muncul tanpa adanya bukti apapun dan berakhir menjadi kasus beku. Dalam lima tahunnya berkarir sebagai detektif, baru kali ini ditemuinya kasus yang seperti i...