Lee Seokjin merapikan tatanan rambutnya ke belakang. Rambutnya dibiarkan tidak tampil klimis malam ini usai dia diundang dalam serial televisi oleh salah seorang temannya yang kebetulan dia adalah seorang presenter sekaligus host dalam acara tersebut. Seokjin menatap penata riasnya dari pantulan cermin dengan raut hangat, "Bagaimana? Apa aku tampil memukau?" Tanyanya lebih kepada meminta pendapat atas permintaannya sendiri yang diatur sedemikian rupa.
Penata riasnya mengangguk senang. Kemudian memberikan satu sentuhan lagi pada wajah Seokjin, menyebabkan pria itu tidak berkutik dengan dengup jantung gugup. Malam ini dia akan tampil sehingga Seokjin tidak ingin mengecewakan para penggemarnya yang sudah menunggu sekian lama semenjak kabar kepindahannya perlahan terdengar hingga menghasilkan sebagian besar dari mereka berkeinginan mengadakan fanmeet dadakan seolah mereka baru saja ditinggalkan oleh Lee Seokjin.
Seokjin terkekeh tanpa ada rasa angkuh dalam relung hatinya. Dia terkekeh karena merasa gemas, bagaimana reaksi penggemarnya bisa sefantastis itu sementara dia sudah mulai dewasa sekarang. Apakah Seokjin harus selalu diperlakukan manja? Seokjin tentu terkekeh sepanjang hari hanya demi mengingat tingkah laku penggemarnya yang begitu menggemaskan, justru kemampuannya tersebut kentara alamiah sekali daripada dirinya sendiri yang sudah pasti ada beberapa hal yang memang berdasarkan teks naskah.
"Lee Seokjin," Panggil seseorang. Namanya Ah Hye. Wanita itu menepati janjinya untuk datang sebagai teman seharian Seokjin mulai dari mennemaninya pergi ke lokasi syuting, pergi ke lokasi pemotretan, sampai kepada pergi ke lokasi syuting film.
Karirnya jadi lebih baik semenjak Seokjin pindah ke Eropa yang membuatnya betah tinggal, meski ketika libur panjang tiba Seokjin berpikir untuk kembali ke Seoul. Mungkin nanti ketika semua situasinya sudah membaik dan mereka dapat berkumpul bersama. Seokjin beranjak menyambut Ah Hye, meminta wanita itu duduk disebelahnya sementara Ah Hye menurut saja lantaran dia tidak ingin mengganggu kegiatan pekerja lainnya.
Ah Hye hanya memberi gestur semangat disertai bingkisan sebagai sarapan mereka karena ini masih pukul tiga dini hari sementara Seokjin mengawali syutingnya tepat pukul empat sampai dengan pukul enam pagi. Acaranya memang acara talk show disertai undangan bintang tamu lain yang turut menjadi pendamping Seokjin nanti. Ah Hye sedaritadi tidak dapat mengalihkan pandangannya pada Seokjin beserta beberapa orang yang kedapatan menyapa pria itu ramah. Ah, betapa baiknya pemandangan mereka.
"Apakah ini temanmu, Lee?"
Lee Seokjin terperangah lalu berdiri sembari membungkuk sopan. Begitupula Ah Hye yang terkejut sewaktu bersitatap dengan netra perempuan di hadapan yang mengenakan balutan sutra mahal dengan pernak-pernik berlian. Ah Hye menunduk memperhatikan penampilannya sendiri yang jarang berganti bukan karena dia tidak mandi melainkan, Ah Hye bekerja selalu mengenakan seragam yang sama dengan tiga macam setel berbeda setiap hari. Ah Hye menemukan Lee Seokjin mengangguk mantap sebagai balasan, menyenggol pelan lengan Ah Hye untuk dapat berjabat tangan dengan teman karib Seokjin juga, namanya Winny.
"Dia bukan orang Korea asli seperti kita," terang Seokjin memperkenalkan Winny dengan rasa bangga kepada Ah Hye yang turut tersenyum ramah. Padahal Ah Hye tidak biasa memasang raut seperti itu selain daripada memasang raut datar namun dia sadar berada dalam dunia industri hiburan terkadang perlu membuat Ah Hye berubah sedikit ke arah yang lebih baik.
Ah Hye menutup mulutnya tidak menyangka lalu mengerti hanya dari cara wanita itu membalas ucapannya sesekali menggunakan bahasa internasional. "Can we connect with english?" Tanya Ah Hye dan wanita itu pun mengangguk tulus.
Ah Hye melirik Seokjin, beruntung sekali menurutnya menemukan lingkungan yang sangat positif namun tidak sarat akan kompetisi. Kemudian seolah memahami dengan baik bagaimana keseluruhan watak sahabatnya, Seokjin hanya terkekeh sembari menggandeng lengan Ah Hye keluar. Kali ini media menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENCHANTERS (ON GOING 2024)
FantasyKarena pada dasarnya, sesuatu yang terlihat tidak masuk akal pun dapat kita rasakan kehadirannya. Lantas.. apakah sesuatu yang dikategorikan sebagai kategori 'Tidak masuk akal' itu dapat mendatangkan kebahagiaan kelak? Gadis mungil bernama Song Na...