10

1.8K 240 7
                                    

Keesokan harinya renjun menjadi perhatian semua orang karena dia datang bersama dengan jaemin bahkan semuanya kaget melihat jaemin menggenggam tangan itu sedangkan renjun hanya menunduk karena dia sangat takut kalau nantinya dia akan dibully lebih parah lagi.

"Lihat itu, bukankah kemarin dia menolak Na Jaemin?"

"Dasar tak tau diri."

"Dia hanya jual mahal."

"Masih lebih cantik juga aku kemana-mana."

Renjun mendengar semuanya tapi dia hanya menundukkan kepalanya, jaemin mendengarnya dan menatap tajam semua murid itu hingga mereka diam seketika. Lalu jaeminpun membawa renjun menuju kelas mereka.

Di kelas.

Jeno yang telah berada di dalam kelas dengan Hyunjin, soobin, bomin, hanjis, ryujin dan Karina langsung menatap keduanya begitu pula dengan Haechan dan taro dengan tatapan kaget.

"Wah, yang baru jadian sepertinya dunia hanya milik berdua." Ucap soobin. Bomin langsung memukul bahu soobin membuat soobin berhenti.

"Sudahlah jangan menggodanya lagi." Ucap Hyunjin yang sebenarnya ingin menggoda jaemin tapi takut kena Bogeman dari ketua geng mereka itu. Sedangkan jeno hanya menatap jaemin dan renjun. Ntah kenapa dia jadi memikirkan perkataan sungchan saat ini.

"Kenapa perkataan sungchan sepertinya benar?" Batin jeno.

"Renjun?" Ucqp Haechan mendekat ke bangku renjun. Renjun lantas menatapnya.

"Bisa kau mengajarkanku ini, aku tak bisa mengerti." Bohong haechan agar bisa dekat dengan renjun sedangkan jaemin hanya menatap datar kearahnya.

"Hmm" angguk renjun lalu haechanpun menarik bangku kosong dan mulai memperhatikan renjun yang sedang menjelaskan. Disaat bersamaan jeno mendekat pada jaemin.

"Aku ingin bicara berdua denganmu jaemin." Ucap jeno datar dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun keluar bersama dengan jeno setelah mengkode ryujin dan Karina untuk menjaga renjun.







Jeno dan jaemin berada di rooftop sekolah saat ini, jaemin hanya diam sedangkan jeno menatap jaemin sebentar.

"Jaemin?" Sang empu lantas menatap jeno.

"Katakan padaku dengan jujur, kau jatuh cinta pada renjun bukan?" Ucap jeno.

"Apa maksudmu?" Datar jaemin.

"Tingkah mu yang terlihat sangat menjaganya dan perhatian yang hanya kau tujukan padanya sudah membuat aku yakin kalau kau menyukainya. dan bukan hanya melakukan semua ini karena ingin menang taruhan."

"Kau sepertinya salah jeno." Datar jaemin.

"Setidaknya kau harus jujur pada kami jaemin, karena jika kau jatuh cinta padanya. Kami akan menghentikan taruhan ini. Karena perasaanmu lebih penting." Ucap jeno.

"Jangan mengatakan omong kosong jeno." Ucap jaemin lalu diapun langsung pergi meninggalkan jeno membuat jeno hanya menatap punggung sahabatnya yang menghilang di balik pintu menuju rooftop itu.

"Ntah kenapa sekarang aku takut kalau dia melakukan kesalahan." Ucap jeno lalu diapun mengirimkan pesan pada Mark.

Mark Hyung.

Hyung, aku berhenti melakukan taruhan ini.

Apa kau mendengar langsung kalau jaemin memang jatuh cinta padanya?

Semuanya terlihat sangat jelas Hyung. Bahkan aku sangat yakin, kalau perkataan sungchan benar. Aku tak mau dia terluka karena renjun meninggalkannya pada akhirnya.

Ne?

Anak itu sangat tabu soal percintaan Hyung, aku memutuskan untuk berhenti. Karena aku mendukung kebahagiaan sahabatku. Lagian semua sudah sangat terlihat karena dia meminta menjaganya bahkan perhatian padanya. Dengan sangat tulus.

Baiklah. Kalau kau berhenti maka aku juga akan berhenti. Nanti kita berkumpul saja sekalian kau bawa sungchan dan jaemin.

Baik Hyung.

Lalu jenopun keluar dari rooftop dan saat kembali kekelas dijalan diapun mendengar suara seseorang yang tengah merencanakan hal jahat. Tapi, jeno tak bisa mendengar dengan jelas hingga dia hanya memutuskan merekam pembicaraan keduanya dan langsung pergi.








Kembali lagi ke kelas, renjun mengajarkan Haechan dengan sangat baik, tapi Haechan yang dasarnya hanya berbohong hanya menikmati saja karena dia sangat ingin dekat dengan renjun sebagai teman atau bisa sahabat.

"Njun?"

"Ne?"

"Makasih."

"Sama-sama."

"Aku benar-benar sangat berterimakasih karena kehidupan yang masih Aku jalani berkatmu." Ucap Haechan tersenyum membuat renjun menatap bingung dan tak mengerti perkataan Haechan itu.

"Sudahlah, aku sudah mengerti. Makasih." Ucap Haechan tersenyum lalu diapun kembali ke tempat duduknya dimana dia duduk dengan shotaro pada awalnya tapi akhirnya di pindahkan walikelas mereka bersebelahan dengan jeno. Renjun hanya mengabaikan perkataan Haechan dan diapun membuka bukunya lalu mulai melihat pelajaran yang akan dilakukan selanjutnya. Hingga diapun terkejut karena bahu sebelah kanannya yang berat seketika. Lalu diapun melihat kearah kanannya dimana saat ini jaemin tengah menyandarkan kepalanya pada bahu sempitnya.

"Biarkan aku seperti ini sebentar saja renjun."Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah merona lalu diapun kembali melihat buku sedangkan Haechan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Kuharap dia benar-benar mencintai renjun, atau dia akan mendapatkan amukan ku." Batin Haechan.



















¶¶¶¶¶

Taruhan (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang