11

5.9K 441 38
                                    

"Eughh." Lenguhan seorang pemuda yg baru saja terbangun.

"Jam berapa ini?" Tanya Azam pada dirinya sendiri, Azam melihat jam weaker di nakas terlihat sudah pukul 04.03.

"Masih pagi." Gumam Azam lalu melihat ke arah Kevin yg masih tertidur dengan mulut tersumpal pacifier.

"Lucunya." Ucap azam lalu dengan jahil menusuk nusuk pipi Kevin.

"Diem hiks." Rengek Kevin dengan mata terpejam.

Bukannya berhenti Azam malah tetap menusuk pipi Kevin bahkan sekarang dia sedang mencoba melepas pacifier dari mulut Kevin.

"Emm hiks." Gumam Kevin saat merasakan mulutnya kosong, karena masih mengantuk dia malah mengemut jempolnya.

Azam pun menarik jempol Kevin dan memasangkan pacifier itu ke mulut Kevin lagi.

"Ini beneran sahabat gue." Batin Azam gemas.

Sebenarnya Azam sangat ingin mencium pipi Kevin tapi takutnya Kevin bangun dan langsung mukul wajahnya kan gak lucu.

Azam masih saja menatap Kevin, dia ingin Kevin menjadi miliknya. mengurung nya di sebuah pulau dan hanya dia yg bisa melihat kevin. di matanya terdapat obsesi yg kuat.

"Apa yg aku pikirkan." Batin Azam lalu menggeleng kan kepala menghilang kan pikiran gila itu.

Tidak, tidak boleh melakukan itu atau nanti kevin akan membencinya. pikir Azam berusaha sadar.

Akhirnya Azam memutuskan untuk tidur lagi agar dia melupakan pikiran buruknya itu.

***

"Barusan ayah mau manggil kalian." Ujar Agra saat melihat Kevin dan Azam keluar dari lift.

"Eee Hai om." Sapa Azam gugup, didepannya adalah tuan Agra pembisnis nomor satu di Indonesia sungguh ini serasa mimpi.

"Jangan gugup kayak gitu, panggil aja ayah." Ucap Agra sambil tersenyum.

Azam pun ikut tersenyum seperti nya rumor tentang tuan Agra kejam itu tidak benar.

"Ish ayah disini ada Kevin loh." Rengek Kevin, dia merasa diabaikan.

"Hahaa iya anak ayah." Ucap Agra lalu mencium kening Kevin.

"Sarapan yuk sini, Azam juga jangan malu." Mereka bertiga memulai sarapan dengan tenang.

"Kevin berangkat ya ayah." Ujar Kevin saat sarapannya habis.

"Saya juga om."

Kevin dan Azam mencium tangan Agra bergantian lalu keluar menuju garasi.

"Sendiri atau bareng?"

"Sendiri."

"Balapan?" Tanya Azam, Kevin pun menyeringai sambil mengangguk.

"Satu, tiga" Ucap Kevin lalu menjalankan motor dengan cepat keluar dari gerbang mansion Lovis.

Sementara Azam dia malah mengerjapkan matanya bingung."emang abis satu langsung tiga." Pikir nya.

"Dasar nakal." Gumam Azam lalu dengan cepat menyusul Kevin.

"Hahaa mau aja dikerjain." Pikir Kevin dan menambah kecepatan motor nya.

Hei bisa pelan tidak

Anjing lu ya

Nak bangsat lu

Banyak umpatan umpatan yg terdengar karena Kevin tiba tiba menyalip, tapi sang empu tidak peduli dan tetap melajukan motor nya dengan cepat.

"Dikit lagi." Batin Kevin saat melihat gerbang SMA, tapi sepertinya usahanya gagal kali ini karena tiba tiba Azam menyalip dari belakang.

Cittt

Bunyi rem motor Kevin karena dia ngerem mendadak.

"You lose." Ejek Azam sambil membuka helm nya.

"Ck sialan." Ujar Kevin kesal.

Kevin binggung kenapa dia kalah kan dia tadi berangkat duluan.

"Udah gausah cemberut." Ucap azam lalu tangannya terangkat mengacak-acak rambut Kevin.

"Dih." Ucap kevin yg masih saja kesal dan melemparkan tangan Azam yg mengelus rambutnya lalu berjalan duluan menuju kelas.

Azam hanya tertawa kecil lalu menyusul Kevin.

***

"Abang turunin Aga." Rengek Agra saat dia digendong Alexy ala koala.

"Shutt diam, kelinci kecil kamu mau menggunakan ini." Ujar Alexy memberi kan pacifier yg dia ambil dari saku jas nya.

Agra pun menggeleng brutal, tidak dia tidak mau harga dirinya seperti dipertaruhkan.

"Oh benarkah?" Tanya Alexy sambil menyeringai lalu menyimpan pacifier itu di saku jas nya.

Agra bernafas lega saat melihat Alexy menyimpan kembali pacifier itu.

"Baiklah sebagai gantinya kamu harus minum susu ini." Ujar Alexy sambil mengambil susu hangat.

Agra pun meminum susu itu tanpa rasa curiga sedikit pun sementara Alexy diam diam dia menyeringai kecil.

"Kok aga ngantuk ya." Gumam Agra lalu tak lama dia tidur di pangkuan Alexy.

Alexy yg melihat itu pun tersenyum lalu mengambil pancifer dan memasukan di mulut Agra.

Dan benar saja agra lama kelamaan menyedotnya dengan kuat.

"Kelinci kecil ku makin manis saja." Monolog Alexy lalu menidurkan Agra di ruang pribadi di kantor Agra.

***

"Radit cape tuhan kenapa ini harus terjadi sama radit, radit gak kuat hiks." Ujar Radit sambil meneteskan air mata.

Dia tengah menatap dirinya sendiri di kamar mandi sekolah, terlihat ada kantong mata yg lumayan hitam di bawah matanya.

"Hiks."

"Loh radit kenapa nangis?"

Mendengar suara orang dari belakang radit pun langsung cepat cepat menghapus air matanya.

"Ihh sapa yg nangis Kevin" Ujar Radit sambil tersenyum paksa.

"Radit gausah boong, sekarang cerita atau Kevin bakal cari tau sendiri sampe akar akar nya." Ancam Kevin.

"E-enggak ada apa apa kok kevin, mendingan kita ke kelas." Ucap Radit mengalihkan pembicaraan.

"Gausah ngalihin pembicaraan radit." Tegas Kevin.

Radit hanya menghela nafas setelahnya tersenyum lembut. "nanti kalo udah waktunya pasti Radit cerita ke kalian."

Kevin pun mengangguk setuju dan mengajak Radit untuk kembali ke kelas karena sekarang masih jam pelajaran.

"Wah sepertinya adik ku yg manis akan berbuat sesuatu." Ujar Aleandra yg dari tadi memantau kejadian yg ada di kamar mandi dengan kamera pengawas.

Tenang cuma di bagian depan cermin dan tidak sampai bilik bilik tempat buat buang air.

mentang mentang dia tidak bertemu adiknya selama beberapa hari dia akan membebaskan adik manis nya, begitu?

Oh tentu tidak Ferguso, dia bahkan sudah mengecek data keempat sahabat adiknya itu, serasa tidak ada yg mencurigakan dia akan membiarkan mereka tetap berteman.

***

Gue tau loh apa yg lebih manis dari gula, baca kata pertama

Double up yey, kalo tanya mana yg satunya ya yg kemaren itu lah

SSA (suka suka author)

Gue jadi cowok!? it's oke! (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang