Jangan lupa vote dan kasih komentar. Soalnya itu bakal bikin aku semangat bikin cerita terus.
Selamat membaca para ZETA.
***
Satu kesalahan dapat melupakan seribu kebaikan. Satu kisah pahit dapat melupakan seribu kisah indah.
~Grahita Charity Cathrine***
"Yes. Akhirnya rekaman suaranya selesai. Dan tinggal kirim ke Zevan."
Dengan antusias, Grahita mengirim rekaman suara miliknya melalui room chat miliknya dengan Zevan.
ZEVAN ❤
Grahita : Zev ini rekaman suara Grahita. Soalnya Grahita pengen nyanyi judul lagu 'Bohongi hatiku' sama Zevan.
Grahita : Aku harap kamu bisa pelajari nadanya di piano kamu ya. Biar besok di pensi bagus. Love you.
Grahita menutup room chatnya dan kembali menekan satu persatu nada piano tersebut dengan lihai dan kembali bernyanyi.
***
SMA HARRISON. Dipenuhi dengan hiasan dan tenda yang berdiri dengan kokoh diatas lapangan sekolah tersebut. Masing-masing siswa menyiapkan sesuatu yang terbaik untuk di tampilkan saat acara pensi berlangsung.
Grahita. Sigadis cantik dengan gaun putih yang begitu indah di tubuhnya dan sepatu high heels, membuat seluruh kaum adam terkagum melihat penampilannya.
"Gila Grahita selalu cantik kalau ada acara sekolah," puji salah seorang siswa.
"Cantik banget anjir. Zevan beruntung banget punya cewek secantik dan sepintar Grahita."
"Waow Queen of Harrison."
Seluruh pujian terus terlontar dan membuat Grahita tersenyum, bahkan gadis bergaun putih tersebut tidak sadar bahwa dirinya sudah dipanggil sahabatnya sendari tadi.
"GRAHITA!"
"GRAHITA!!!"
Sontak Grahita kaget, dirinya mendapati Lily yang sedang meneriaki namanya. Sahabatnya pagi ini begitu elegan, dengan gaun merah dan sepatu high heels yang menghiasi jenjang kaki milik Lily. Grahita segera berlari kecil kearah sahabatnya.
"Lily. Kamu cantik banget serius deh," kagum Grahita.
"Lo juga cantik anjir. Jangan merendah untuk meroket," ucap Lily dengan nada julid.
"Enggak kok. Aku gak bohong, kamu tuh cantik banget."
"Yayayaya." Lily pasrah jika sahabatnya sudah seperti ini. "Gra, lo bakal nyanyi kan sama Zevan tahun ini?"
"Jelas dong. Kemarin aku udah kirim rekaman suaraku dan di baca sama Zevan. Cuman enggak dibalas sih."
Lily mengangguk paham dan segera menarik sahabatnya untuk mencari tempat duduk mereka. Kedua gadis tersebut akhirnya menemukan tempat duduk. Namun diantara inti Reviano Agler.
"Hai semua. Kita berdua boleh gak duduk disini?" tanya Lily dengan lembut.
"Boleh banget malahan. Masa cewek cantik ditolak," jawab Aksa terdengar genit.
Takkk
Stefanus memukul kepala milik Aksa dengan keras membuat sang empunya kepala meringis.
"Lo apa-apaan sih Van! Sakit bangsat," ucap Aksa kesal sambil menatap Stefanus dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEVANDRA
Teen Fiction[Follow dulu baru baca!] "Gua janji bakal balik, dan pegang surat ini. Untukku." "Janji." Grahita mengangkat kelingkingnya di hadapan seorang remaja laki-laki. "Udah seminggu janjinya. Suratnya masih ditanganku. Kapan baliknya?" ...