_OT_
Gemuruh motor memenuhi setiap sudut penjuru kota. Manusia berlalu lalang saling berlawanan arah entah kemana arah tujuannya. Dengan secangkir teh yang menemani, seorang pemuda dengan semangat meski langit sudah menampakkan jingga, dirinya menghias buket bunga pesanan pembeli. Bunga mawar yang di kelilingi bunga daisy nampak indah.
"Ada, notes yang ingin dituliskan?" Tanya Pemuda itu.
"Boleh nulis sendiri mas?" Tanya Pemesan bunga.
"Oh, boleh-boleh." Pemuda itu mengambilkan kertas kecil berwarna kuning dan satu pulpen lalu di berikan kepada pemesan. Pemuda itu menunggu pemesan yang sedang menulis. Tak lama pemesan memberikan notes itu. Tak tak ingin melihat apa yang pemesan tulis, pemuda itu langsung menyelipkan di sela-sela bunga. "Totalnya tujuh pulih ribu."
"Terima kasih mas, semoga di terima doi ya mas," doa Pemuda yang bekerja di toko bunga itu. Pembeli keluar meninggalkan pemuda yang masih bekerja. Pemuda itu menyeruput sisa teh miliknya.
"Zeefran, gue pulang duluan ya. Nanti jangan lupa kunci pintu saat pulang," kata teman kerja pemuda yang ternyata bernama Zeefran.
"Siap, aman pokoknya," jawab Zeefran sambil mengacungkan jempolnya.
Sebenarnya toko bunga sudah akan tutup. Barang-barang yang berada di depan toku juga sudah dimasukkan di dalam toko. Pembeli tadi termasuk pembeli terakhir di hari ini, sebelum hadirnya gadis yang ternyata hadir saat toko sudah akan ditutup.
"Mas, mau di tutup kah tokonya?" Tanya Gadis itu sedikit terengah. Sepertinya dia habis berlari.Zeefran melamun melihat gadis di hadapannya itu. "Mas?" Panggil gadis itu sambil melambaikan Zeefran. "Ah, iya mbak?" Lamunan zeefran buyar.
"Mau tutup?"
"Iya mbak, udah waktunya tutup."
"Mas jangan tutup dulu bentar, saya ingin membeli bunga," kata Gadis itu penuh harap, "Saya, mohon. Saya, sebenarnya mau ,ke sini siang tadi, tapi ternyata ada urusan yang tidak bisa di tinggal, jadi baru bisa ke sini sore ini."
"Mau beli bunga tulip orange ya mbak?" Tebak Zeefran.
"Loh, kok mas tau?" Kaget Gadis itu. Zeefran terkekeh mendengarnya. "Ayo masuk." Zeefran kembali masuk tak jadi menutup toko bunga itu.
Zeefran mengambilkan bunga tulip yang gadis itu inginkan lalu membungkusnya dengan plastik bunga. "Maaf ya mbak, saya, selalu lihat mbak ke sini setiap hari untuk membeli bunga tulip ini," jelas Zeefran, "Mbak suka sama bunga tulip?""Nggak. Bukan saya, yang suka bunga tulip, tapi almarhum ibu saya," jelas gadis itu.
Zeefran tersenyum tak enak karen telah menyinggung almarhum ibu gadis ini. "Maaf mbak, saya ga tau.""Ga papa mas. Saya, biasanya setelah ini akan ke makam ibu saya, untuk meletakkan bunga ini di sana."
"Terus mbaknya suka bunga apa?" Tanya Zeefran.
"Bunga anggrek. Saya, suka bunga anggrek. Sebenarnya saya mempunyai keinginan untuk mempunyai tanaman bunga anggrek. Tapi saya, takut tidak bisa merawatnya karena kesibukan saya."
Zeefran tersenyum dan mengangguk. "Tunggu sebentar mbak." Zeefran masuk ke dalam sebuah ruangan, tak lama dia keluar membawa pot yang sudah berisi tanaman bunga. "Ini bunga anggrek, ini termasuk bunga kesukaan saya. Saya, ingin mbak merawat bunga ini jika berkenan. Mbak mau?"
"B-buat saya?"
"Iya mbak."
"Saya, mau mas," jawab gadis itu senang, "Total semua berapa?" Tanya gadis itu sambil merogoh tas kecil miliknya.
"Saya kasih gratis buat mbak."
"Loh kok gitu mas?" Tanya gadis itu tak enak.
"Ga papa mbak, sesekali. Karena mbak juga sudah sering membeli bunga di tempat ini."
"Seriusan?"
"Iya mbak, seriusan." Zeefran memasukkan pot bunga itu ke dalam kantung plastik berwarna hitam. "Kalau boleh tau namanya siapa mbak?" Tanya Zeefran, agak modus sebenarnya.
"Saya, Chika. Mas?"
"Saya, Zeefran." Chika tersenyum mendengarnya, "Makasih ya mas. Saya permisi," ucap gadis itu. Dengan perasaan senang gadis itu keluar dari toko bunga.
Zeefran mengusap dadanya saat gadis itu sudah tak terlihat di pandangannya. Jujur saja jantung Zeefran berdetak sangat kencang tadinya. Perasaanya sangat sulit ter-arti saat melihat gadis cantik yang selalu datang ke toko bunga tempat kerjanya ini. Gadis itu selalu datang dan membeli bunga tulip berwarna orange. Sudah lama Zeefran memperhatikan gadis yang menjadi langganan setiap hari toko bunga ini. Sejak pertama kali dia mulai bekerja di sini sekitar dua bulanan, dia merasakan perasaan asing di hatinya saat pertama melihat gadis bernama Chika itu. Dia juga bingung mengapa bisa begitu.
Rasa ingin berkenalan sangat amat tinggi. Namun, dirinya tak seberani para lelaki lain yang dengan terang-terangan meminta berkenalan dengan gadis yang di idam-idamkan.
Selama ini dia hanya berani memperhatikan gadis itu dari jauh saat Chika datang. Zeefran membiarkan teman kerjanya yang melayani Chika, sementara dirinya memperhatikan dari sisi lain. Tidak tau mengapa dirinya tidak berani berhadapan langsung kepadanya.Sampai Zeefran mengetahui apa yang dia rasakan selama ini. Ini adalah perasaan cinta. Dia jatuh cinta pada gadis yang tak pernah dia ajak komunikasi secara langsung. Gadis yang bahkan tak mengenal siapa dia. Sampai akhirnya Zeefran memberanikan diri berkenalan dengan gadis itu meski harus dengan cara memberikan tanaman bunga anggrek. Seperti tadi yang kalian baca. Akhirnya setelah sekian lama Chika mengetahui siapa gadis itu. Dia Chika. Gadis yang berhasil membuat Zeefran jatuh cinta.
Yowww klo rame baru gua mo lanjut😏
Dan perlu gue ingatkan, ini cerita singkat ges. Klo di tempat lain ini namanya semacem oneshot, tapi klo di sini oneshootnya gue bkin jadi beberapa part wkwkwk.
Gua bikin ini crita karena oshi gue abis ultah sih, jadi seneng aja gitu rasanya, pen pub new story.
Jadi ini cerita cuma dikit partnya mungkin sekitar 5?
Yah jadi gitu, smoga kalian suka. Maap buat typonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Today [end]
Short StoryIni cerita tentang Zeefran seorang pemuda yang bekerja di toko bunga. Dia yang tak terduga jatuh cinta kepada gadis langganan yang di setiap harinya membeli bunga di tempat Zeefran bekerja. ~~~ "Maaf ya mbak, saya, selalu lihat mbak ke sini setiap h...