_OT_
Zeefran berdiri di sebelah lampu rambu lalu lintas. Menunggu waktu tanda pejalan kaki boleh jalan. Keadaan jalan cukup ramai, banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang di sini. Dan juga ternyata masih ada pengendara yang tidak mematuhi peraturan dalam berlalu lintas. Apa mereka tidak takut di tilang polisi?
Lampu tanda pejalan kaki berubah warna hijau, Zeefran dengan segera menyebrangi jalan. Namun, dari arah kanan dia mendengar suara klakson yang cukup keras. Mata Zeefran melebar saat ada sebuah trek yang menyalip dari belakang dan hendak melanggar peraturan lampu rambu lalu lintas. Kejadian itu sangat lah cepat. Dengan sekejap saja tubuh Zeefran sudah terhempas sampai beberapa meter. Semua orang di sana menjerit histeris melihat kejadian langsung di depan mata.
Pengendara trek pergi begitu saja tak mau bertanggung jawab. Meninggalkan Zeefran yang terkapar di tengah jalan dengan badan yang berlumuran darah. Bahkan baju putih yang Zeefran kenakan kini sudah berubah menjadi warna merah darah. Para warga berbondong-bondong menghampiri tubuh Zeefran yang tak sadarkan diri.
"Telpon polisi sekarang!"
"Ambulan ambulan telpon!"
"Cek denyut nadinya masih amam atau tidak!" Orang-orang panik segera mencari bantuan.
"Bagaimana pak?" Tanya salah satu orang pada bapak-bapak yang mengecek denut nadi Zeefran. "Sayang sekali. Korban meninggal pak, tidak tertolong," jawab bapak itu."innalillahi wa inna ilaihi rojiun."
_OT_
Di acara pernikahan Chika, entah kenapa perasaanya kini tak enak. Entah apa penyebabnya. Dia terus saja teringat oleh Zeefran. Christan sedang menyambut para temannya, sedangkan Chika duduk sendiri di tempat pengantin. Tangannya mengambil buket dari Zeefran.
Dia mengambil kertas yang terselip di sana. Saat membukanya ternyata ada sebuah bungkusan kertas lagi di dalam surat itu. Chika terlebih dahulu membuka kertas yang paling dalam, yang ternyata isinya adalah kalung. Dan ada tulisan 'di pakai ya:)' di kertas itu.Selanjutnya Chika membaca surat yang Chika yakini pasti dari Zeefran yang menulisnya. Meski hanya tulisan sederhana itu mampu menyentuh hati Chika. Dia seperti merasakan Zeefran yang berkata langsung di depannya. Chika memikirkan sepenggal kalimat yang mampu membuat Chika gelisah. Dia takut jika hal itu benar terjadi pada Zeefran. Dia tak akan rela jika itu terjadi.
Dari arah pintu seorang gadis berlari kecil ke arah Chika. Dia adalah Lala teman Chika. Lala ini cukup tau kedekatan antara Zeefran dengan Chika. Karena bisa di katakan Lala adalah saksi pertemanan yang terjadi di antara dua ingsan itu. "Kenapa lari-lari La? Di kejar hantu?" Tanya Chika berusaha menghilangkan keresahannya.
"Ini bukan waktu untuk bercanda Chik," balas Lala di sela napasnya yang tersenggal.
"Kenapa?" Tanya Chika.
"Zeefran, Chik, Zeefran!" Panik Lala.
"Zeefran kenapa?!" Tanya Chika yang ikut panik.
"Zeefran meninggal!" Jawab Lala. Chika tak percaya mendengar jawaban dari Lala. Tak mungkin Zeefran meninggal. Baru saja lelaki itu dari sini memberikan buket padanya. "Kamu jangan bercanda La. Ini ga lucu! Zeefran baru aja dari sini ngasih buket ini ke aku."
"Tapi faktanya gitu Chik! Zeefran meninggal barusan, karena kecelakaan di jalan raya. Dia korban tabrak lari. Tapi sayang nyawanya tak tertolong saat kejadian. Aku, tadi perjalanan ke sini terus liat ramai-ramai. Dan itu Zeefran korbannya Chik. Dia di bawa ke rumah sakit," jelas Lala. Seketika dunia Chika terasa berhenti berotasi. Dia tak percaya dengan apa yang dia dengar. Mengapa takdir begitu kejam? Baru saja dia mendapatkan kebahagiaan baru tapi sekarang di waktu yang bersamaan dia mendapat kabar duka. Terlebih ini menimpa sang lelaki yang dia sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Today [end]
Short StoryIni cerita tentang Zeefran seorang pemuda yang bekerja di toko bunga. Dia yang tak terduga jatuh cinta kepada gadis langganan yang di setiap harinya membeli bunga di tempat Zeefran bekerja. ~~~ "Maaf ya mbak, saya, selalu lihat mbak ke sini setiap h...