Only Today

917 163 18
                                    

_OT_

Meski Chika sudah bertemu dengan Zeefran tadi pagi, tapi dirinya masih belum puas. Rasa bersalah masih menghinggap pada dirinya. Apa lagi dia tau apa penyebab Zeefran sampai sakit itu karena menunggu dirinya di tengah guyuran hujan. Sedangkan dia tak jadi datang karena ada urusan bersama keluarga pacarnya itu.

Sore hari meski keadaan langit cukup gelap karena mendung kembali menampakkan dirinya, Chika tetap pergi kembali mendatangi rumah Zeefran sendirian. Kali ini tanpa pacarnya yang menemani.
Sudah beberapa kali Chika mengetuk pintu rumah Zeefran. Tangannya cukup pegal karena membawa buah tangan untuk Zeefran. Chika mengadah melihat ke atas, rintik air hujan mulai terjatuh mengenai kulitnya.

Tok tok tok~

"Zeefran, ini Chika. Tolong bukain," kata Chika.

"Zeefran," panggil Chika lagi.

Tak lama pintu terbuka lebar, menampakkan Zeefran yang masih terbalut selimut yang sama seperti tadi pagi. "Mau apa lagi?" Tanya Zeefran dengan dingin.

"Izinin aku masuk tolong," pinta Chika memelas. Zeefran yang melihat keadaan luar mulai turun hujan, akhirnya mempersilahkan Chika untuk masuk. Lagi pula Zeefran tak akan tega jika melihat Chika kehujanan, apa lagi karena ulah dirinya.

Zeefran sedang meringkuk di sofa miliknya. Menutupi tubuhnya dengan selimut, menyisakan kepalanya yang menyembul keluar. Sedangkan Chika sedang menyiapkan buah yang dia bawa juga air hangat untuk mengompres agar demam Zeefran cepat menurun. Tangan Chika dengan telaten memeras handuk kecil yang sudah dicelupkan ke dalam air hangat. Kemudian kain itu dia letakkan di kening Zeefran. Tak ada penolakan dari Zeefran, dia sudah cukup lemas. Kepalanya berasa berputar. Jadi diam lebih baik bagi Zeefran.

Semua sudah Chika jelaskan dan dia meminta maaf pada Zeefran karena tak menyampaikan kejelasan tentang pasangan kepasa Zeefran lebih awal. Karena dia kira itu tidaklah penting. Selama Chika berteman dengan lelaki lain dia tak pernah menceritakan tentang pasangannya. Baru kali ini Chika menjelaskan tentang pasangannya kepada teman lelakinya. Zeefran berusaha menerima kenyataan bahwa mungkin benar dia tak akan bisa memiliki Chika. Hubungannya dengan Chika hanya bisa sebatas teman tidak lebih. Zeefran harus menerima itu. Zeefran berusah ikut senang sekarang asal Chika pun bahagia. Dia akan berusaha untuk ikhlas.

"Zeefran, sekali lagi maafin aku," kata Chika dengan tangannya yang sesekali memijat kepala Zeefran.

"Hemm, tak apa. Aku juga minta maaf jika tadi pagi terlihat seperti marah, bahkan mengusir-mu. Aku hanya terkejut dan belum bisa menerima fakta. Tapi kamu tenang aja. Sekarang aku udah ikhlas, semoga hubungan kamu dengan pacar kamu selalu bahagia," balas Zeefran, "Chika...aku, ingin meminta satu permintaan. Aku mohon kamu mau menuruti itu. Satu saja, yang terakhir," pinta Zeefran.

"Apa? Aku akan selalu menuruti apa yang kamu mau Zeefran, seperti kamu yang selalu menuruti apa mau aku. Apa yang kamu ingin kan?" Tanya Chika.

"Aku ingin kamu menghabiskan waktu sama aku, hanya sehari saja. Itu permintaan terakhir aku. Setelah itu aku akan berusaha supaya tidak meminta hal yang aneh-aneh lagi ke kamu," jelas Zeefran.

"Aku bisa. Besok pagi aku akan ke sini, kita habiskan waktu berdua."

"Tanpa orang lain yang menganggu?" Tanya Zeefran. Dia benar-benar ingin mengabiskan hari hanya berdua saja, tak ingin ada yang menganggu kesenangan yang mereka ucapkan besok.

"Tak ada yang mengganggu, hanya kita berdua," jawab Chika. Zeefran tersenyum senang mendengarnya.

_OT_

Pagi tiba, seperti yang Zeefran inginkan Chika menuruti hal itu. Hari ini mereka akan menghabiskan waktu hanya berdua. "Hanya hari ini... mari kita habiskan waktu berdua," kata Zeefran. Meski keadaanya belum sepenuhnya sembuh, dia tetap memaksa untuk menguatkan tubuhnya.

Only Today [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang