Setelah kejadian beberapa menit yg lalu dimana Hanan tiba-tiba datang dengan keadaan yg bisa dibilang berantakan, pasalnya dia datang dengan badan yg sudah basah kuyup karna hujan malam ini, Anandara bergegas menyuruh Hanan untuk masuk dan duduk di sofa kostnya. Anandara pergi meninggalkan Hanan sebentar dan kembali dengan membawa baju ayahnya yg tertinggal di kost'annya minggu lalu. Dia menyerahkan baju milik ayahnya pada Hanan dan menyuruhnya untuk segera berganti baju.
Hanan sudah selesai berganti dan ia duduk berdiam diri di sofa milik Anandara. Tempat inilah yg selalu jadi tempat tujuan disaat dia jatuh, tempat dimana dia akan mendapatkan ketenangan, tempat yg tak terlalu besar mungkin bisa dibandingkan dengan kamar mandi Hanan, tempat ini lebih kecil daripada kamar mandi miliknya dirumah. Namun tempat kecil inilah yg selalu dapat membuat Hanan merasa nyaman dan aman, dan ada Anandara adalah orang yg selalu bisa membuat ia tenang.
Anandara datang dengan membawa teh hangat dan handuk kecil ditangannya. "Pake ni handuk dikepala lo, dan ini diminum cepet keburu dingin" Anandara menyodorkan gelas dan handuk pada Hanan, dan pria itu menerimanya.
Setelah beberapa lama mereka hanya terdiam dan tak ada yg memulai percakapan, Anandara pun mengeluarkan suaranya. "Kenapa? lo udh bisa cerita belum? kalo belum gue bakal nunggu sampe lo bisa ceritain semuanya" ucap Anandara dengan nada yg lembut yg berhasil membuat Hanan tersenyum, entahlah mengapa ia tersenyum dengan pertanyaan Anandara. Karna pertanyaan yg keluar dari mulut Anandara terdengar khawatir dan Hanan senang, ia merasa hangat ada seseorang yg khawatir padanya.
"Orang tua gw berantem lagi, gue cape sama mereka" Perkataan Hanan langsung bisa dipahami oleh Anandara, dia sekarang paham mengapa Hanan seperti ini. Hanan menyenderkan kepalanya pada sofa dan sedikit mendongak melihat langit-langit kos'an Anandara sebelum ia lanjut bercerita. Sedangkan Anandara setia menunggu Hanan bercerita lagi.
"Setelah gw nganterin lo pulang tdi, gw langsung pulang. Belum sempat gw masuk dri luar udh kedengeran suara mereka yg lagi adu bacot. gw muak sama mereka ndaa, gabisa apa sekali aja mereka ga ribut di rmh? walaupun gw ikut campur buat misah mereka, itu pasti percuma. yg ada gw dihajar lgi sama bokap gw kayak dlu disaat gw tiba-tiba datengin lo dengan keadaan muka gw yg penuh luka." Lelaki itu seketika ingat dimana dia tiba-tiba datang ke taman dimana disana Anandara berada. Dia berlarian mencari Anandara, untungnya dia bertemu ibu kost yg memberi tahu bahwa gadis yg ia cari ada di taman yg tak jauh dari tempat nya tinggal. Hanan berlari dengan perasaan yg sangat berantakan, ia ingat dimana pipinya mendapatkan tamparan yg kerasnya bukan main, dan wajahnya yg terus dihajar oleh ayahnya karna Hanan ingin melerai kedua orang tuanya yg sedari tadi ribut.
"Waktu itu gw gasadar kenapa gw nyariin lo disaat gw ngerasain sakit dan sesek didada gw. disana lo panik dan khawatir sama keadaan gw, dan disanalah gw ngerasa gw dapet rasa sayang dri org, dan rasanya itu enak bngt ndaa, gw merasa di dunia ini masih ada yg bisa khawatir sama gw, yaitu lo Anandara" Hanan langsung menoleh dan menatap Anandara yg berada disamping nya, pria itu tersenyum manis. Laki-laki itu hendak menangis, namun ia tahan dihadapan Anandara.
"Gw boleh peluk lo?" Pertanyaan itu seketika membuat Anandara panik, ia tak percaya Hanan mengatakan hal itu. Ekspresi Anandara bisa terbaca oleh Hanan, ia tau bahwa Anandara tidak mau dipeluk lelaki manapun karna Anandara sangat ingin menjaga perasaan kekasihnya, walaupun kekasihnya tidak akan tau sebab pacarnya Anandara adalah virtual.
Hanan tersenyum memandang wajah cantik milik Anandara. "Gapapa, gw tau alasan lo gamau meluk gw, karna lo udh cwo yg lo sayang, dia beruntung punya perempuan kayak lo ndaa" Anandara tetap diam, dia tak bisa berbicara apa-apa. Dia merasa tak enak, namun dia jg tetap ingin menjaga perasaannya hanya untuk Wilson, kekasihnya itu.
Hanan tiba-tiba menyenderkan kepalanya dibahu kanan milik Anandara. Anandara terkejut, ia hendak bergeser namun ditahan oleh Hanan. "Kalo gw gabisa peluk lo, gini aja udh cukup ndaa. gw mohon jangan ngehindar." Akhirnya terpaksa Anandara diam dan membiarkan kepala Hanan bersender di bahunya.
"Hari ini pasti berat buat lo, tpi tetep lo jngn nyerah yaa, kehidupan didepan masih panjang. terus ulangi kehidupan lo sampai lo bener' pergi nanti, nikmati alurnya, dan terus percaya kalo semua ini bersifat sementara ya?" Perkataan Anandara benar' bisa membuat hati Hanan hangat, dia berbicara pada hatinya sendiri, andai perempuan ini menjadi miliknya, dia tidak bisa membayangkan betapa dia akan sangat bahagia.
Anandara tiba-tiba menyanyikan lagu yg berjudul Repeat until death Lagu milik novo amor, dan hal itu membuat Hanan tersenyum, benar-benar tenang perasaan lelaki itu saat ini.
Ohh.. I can't seem to let myself leave you
but i can't breathe anymore..
I can't seem to not need to need you
but i can't breathe anymore.Mohon dukungan kalian yaa, ini cerita pertama gue, semoga kalian yg baca suka yaa! Jangan lupa vote sama komen oke? terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ostensible (ON GOING)
RomanceGaada yg namanya cinta itu ga nyata hanya karna menjalinya dalam hubungan yg disebut hubungan virtual. Anandara Beyrieza salah satu manusia yg percaya bahwa suatu saat nanti dia akan bertemu dengan lelaki yg ia cintai walaupun dia menjalin hubungan...