Mantion of ppoppo muah
.
Kalo kalian tanya apa yang terjadi setelah jisung dibuat kesel Jeno atau mereka akhirnya berhenti dimana?. Jawabannya ga ada apa-apa dan mereka terakhir berhenti di sekolah pas bel pulang udah bunyi.
Yang ada Jeno bikin kesel jisung terus selama perjalanan.
Dan hari ini. Hari tournament diadakan. Jisung jadi nervous berat, tangannya sampe gemeter. Karena memang ini adalah perlombaan pertama dia selain lomba tatap-tatapan sama dinding di rumah chenle taun lalu.
Di sebelah dia ada sungchan yang emang selain temen sepantaran. Juga ni anak pesti disuruh si knele buat ngurusin jisung kalo dia nanti tiba-tiba pingsan sebelum lomba. Padahal mah ga sampe segitunya.
"Sung, lo kalo nervous tu ngapain?" Jisung menggeleng pas si tiang lebih tiang itu nanya. Ya mana jisung tau. Aneh bet orang nervous kok di tanya. Padahal niat diakan ngebantu siapa tau ada caranya.
"Gu gue ke toilet dulu deh" entah sejak kapan ngomongnya berubah gagap gitu. Sungchan mngedikan bahunya melihat jisung pergi dari tempatnya.
Bagai Dejavu pas jisung buka pintu masuk jisung melihat Jeno lagi menggosok mukanya kasar dengan air.
Tambah deg-degan lah dia.
"Lo juga nervous ya kak?" Tanya jisung mendekat. Menyalakan keran mengabil air lalu mengusapnya kewajahnya agar lebih tenangan.
Jeno menengok. Matanya mengamati bagaimana jisung dengan lembut menyiram kulit mukanya dengan tangan lentik itu. Ni sangking fokusnya Jeno mengamati jisung sampai Air sebesar biji jagung mengalir dari kening sampai kedagu aja dia liat. Apalagi pas sedikit air keluar dari bibir pink itu saat mengambil nafas layaknya baru keluar dari dalam air.
Dan sangking candunya wajah jisung di pandang. Jeno sampai ga sadar menelan ludahnya karena tenggorokan yang tiba-tiba terasa kering.
Jisung tu cantik, lebih cantik dari siapapun.
"Iya gue nervous" jisung mengangguk. "Dan baru aja gue nemu cara buat ngilangin nervous gue"
"Oh iya? Gimana tuh?" Tangannya yang hendak menggapai tisu di samping nya di jegat oleh Jeno. Membuat jisung mengkerutkan keningnya.
"Begini" ujarnya di depan bibir jisung sebelum menempelkan bibir basah jisung dengan miliknya.
Satu kecupan
Jisung membulatkan matanya mengedip tiga kali, dengan refleknya yang sialnya malah buat Jeno makin tergoda.
"Buktiin kalo Lo beneran seme" ucap Jeno seolah menantang jisung dengan apa yang pernah ia ucapkan dulu. Dan di oke in jisung dalam hati. Ini saatnya jisung membuktikan kalo dia beneran dominan.
"Lo mau jadi ukenya?" Jisung balik tantang ucapan Jeno.
"Coba aja"
Ragu-ragu jisung mendekatkan kembali bibir mereka. Menutup matanya, buat Jeno terkekeh melihat itu. Pas udah nempel jisung malah ga berani gerak sama sekali. Anatara gaenak sama takut dia.
Yang lebih tua kembali terkekeh. Membuat jisung kembali membuka matanya. Yang ia dapat Jeno langsung nerkam bibir jisung bagai orang yang kelaparan. Mata jisung tambah membulat saat Jeno tak cuman melumat tapi juga menyedot bibir pink itu seolah ingin minum dari sana. Sampai suara yang tercipta begitu keras menggema saat bibir mereka terlepas sebentar.
Tapi candu. Jisung mau lagi. Tapi dia gengsi.
Jeno menatap manik coklat jisung. Yang sepertinya sudah mulai menyipit. Dadanya naik turun mengatur nafas. Buat Jeno tambah bernafsu.