💜1.Email💜

117 19 3
                                    

Aku baru saja pulang dari mengajar dengan berjalan kaki karena lokasinya tak terlalu jauh. Pulang pukul satu siang, setelah mengajar tiga kelas. Sementara masih ada orang lain yang akan mengajar sampai nanti jam lima sore. Aku akan kembali pukul enam selepas magrib, untuk satu kelas terakhir. Ada anak-anak yang berada di kelas 3 sampai 6 SD yang mengikuti kelas.

Saat berjalan ponselku berdering, suara kodok yang akui jadikan ringtone cukup membuatku jadi bahan perhatian beberapa orang. Segera aku mengambil ponsel dari saku tas. Kubuka layar gelap yang kurang pencahayaan, dengan memicingkan mata aku mencoba menekan-nekan agar bisa mengatur kecerahan. Adakah yang juga sering mengalami? Saat harus memicingkan mata karena tak bisa melihat apa yang ada pada layar ponsel saat siang hari? Atau hanya aku saja yang seperti ini?

Setelah layar terbuka, aku melihat notifikasi. Ada sebuah email ....

"Apa ini kok bahasa korea?"

Ak u bergumam, jangan heran, karena aku sering seperti ini memang. Aku membuka email, ada dua bahasa di sana yaitu inggris dan di bawahnya korea.

"Anda terpilih untuk mengikuti ...." Aku membaca bahasa inggris sementara yang terucap adalah bahasa indonesia. Ini adalah skill pecinta drama. Kalian mendengarkan bahasa kore, membaca translate bahasa inggris, kemudian mengartikan bahasa indonesia dalam otak. Di sana kadang aku merasa jenius. Hehehe ....

"We Got Married? Tunggu ...."

Aku memtuskan untuk ke rumah Indah, jaraknya tak juh dari rumahku. Ini aneh, padahal aku batal mengirimkan email. Apa ini penipuan?

Sampai di depan rumah Indah, aku melihatnya yang kini tengah menyuapi putrinya, Zhi. Aku berjalan dengan cepat, kemudian duduk di samping Indah yang kini menatap dengan tatapan heran.

"Ngapain sih buru-buru kayak gitu bep?" tanyanya.

Ak mennyerahkan ponsel, kemudian mengambil piring makn Zhi. "Liat deh ada email penipuan."

Indah membaca sementara aku gantian menyuapi Zhi. Zhi anak dari Indah dan usianya masih empat tahun. Anak itu tengah duduk seraya bermain dengan boneka di tangannya.

"Anjir, mantep." Inda berseru senang dan menyerahkan ponsel kembali padaku.

"Kok mantep bep? Ini pebipuqan tau. Gue kan enggak jadi kirim." Ku coba mengingatkan kalau aku batal mengirimkan data diri tempo hari.

Ia melirikku dengan tatapan yang menyeblkan.n "Jadi kok, kan gue yang kirim."

"Heh?!"

"Iyas lagian lo udah upload semua, setifikat kebahasaan juga udah lo upload. Gue kan lihat ada di draft email lo. Ya gue kirim aja. Selamat ya Bep! Ya ampun temen gue bakal ke Korea."

"Kok lo kirim? lagian gue enggak tau apa Suga ikut apa enggak. Gimana kalau enggak?"

"Emang rugi? Namjoon, Jhope, Jin, Tetet, Juki, Parkimin, kalau mereka yang ikut lo rugi?" tanya Indah lagi.

"ya enggak sih, enggak bakal rugi siapapun yang ikut juga."

ya memang tak ada yang kerugian sama sekali. Mau siapapun yang akan ikut nanti, aku akan tetap utung besar. Ya, pura-pura jadi istri BTS gitu?! Ini sih bukan lagi mimpi ketiban bulan, tapi ketiban galaksi dan alam semesta. Aku sepertinya sudah menghabiskan hokiku selama beberpa puluh tahun ke depan deh.

"Ya udah, kenapa ragu?"

Aku ingat pemikiran lain yang membuat aku ragu. "Lo inget ga sih, kalau acara WGM itu bakal ada cium-cium. Lah gue malu dama jilbab."

"Enggak usah mikir," kata Indah lagi.

"Dosa anjir."

"Lo aja sama mantan lo pegang-pegangan tangan sama cipika-cipiki."

"Iya cuma kan enggak dilihat sedunia," protesku.

Indah menatap, kemudian mengambil piring dari tanganku. "Allah tetep lihat lo mau lo cipika-cipiki di lubang kuman sekalipun. Udah jangan mikir aneh-aneh. Gue yakin akan ada pertimbangan. Sekarang lo jalanin dulu. Karena kita enggak tau gimana nantinya kan?"

Benar aku tak perlu terlalu memikirkan ini. Anggap saja ini keberuntungan yang belum tentu besok akan terjadi lagi dalamn hidupku. Dan sepertinya aku harus menguras tabungan selama enam tahun ini untuk mempersiapkan semua.

"Makasih ya bep!" seruku kemudin memeluk Indah. dan menciumi seluruh wajah sahabatku itu.

Indah mendorong tubuhku, lalu memukkul tanganku. "Iyee! udah makan belum bep? Makan sanam, gue bawa teok dari resto."

"Masyaallah, baik amat ci. Udah di bantuin kirim email, sekarang aku ditawariin makan."

Indah menatap dengan tatapan kesal. "Jangan sampe botol minumnya Zhi melayang nih."

Aku memuskan untuk pulang untuk membaca semua ketentuan yang ada. Aku diminta menghubungi email yang tertera di sana. Dimnta mengirimkan nomor ponsel dan beberapa data lain. Di sana disebutkan kalau mereka bekerja sama dengan Surya Cendani televisi sebagai tim yang akan membantuku. Jelas ini akan banyak membantu karena semua beratti akan ditangani oleh Surya Cendani sebagai pihak ke tiga.

Aku merebahkan tubuh, menatap ke dinding kamar.Ada poster Min Yoongi di sana. Meski nanti bukan dia yang mengikuti acara tersebut, tapi aku berharap akan bisa bertemu dengannya secara langsung. Meski menaap dalam beberapa detik saja.

Ah, bucinnya aku sama Yoongi ....

We Got Married (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang