***Reya POV**
Hari ini jadwal untuk datang ke gedung televisi yang akan menayangkan acara We Got Married. Pagi-pagi sudah bangun dan segera merias diri. Di tadi malam rekan dari Indonesia sudah tiba.
Jadi aku berada di sini bersama empat orang kru yang salah satunya adalah Mbak Naya, orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Korea. Mbak Naya yang akan membantu kami di sini. Jadi menyenangkan, karena bisa memiliki teman mengobrol lebih banyak.
Ini adalah sarapan pertama kami di Korea. Hari ini aku akan datang ke studio perusahaan untuk melakukan foto session. Setelah sarapan, aku dirias pakaian pun juga dipilihkan yang terbaik. Karena tetap mengambil gambar saat menunggu, tentu saja Ini untuk menunjang penampilanku. Jadi ini rasanya menjadi artis?
"Jadi nanti kita itu nggak boleh masuk, jadi cuma bisa nunggu kamu di depan. Kamu bawa GoPro nya aja, jadi nanti ngambil gambar tipis-tipis buat dokumentasi." Mas Adi memberikan instruksi.
"Oke Mas," jawabku.
Cuaca di sini masih dingin, Aku bahkan memakai baju berlapis-lapis. Pagi tadi juga dibelikan jamu sachet, bentuknya seperti tolak angin dan rasanya pun mirip. Cukup menghangatkanku. karena salah satu komposisinya adalah ginseng merah.
Aku sampai di tempat pemotretan, namun sebelumnya disuruh menunggu di ruangan untuk menjalani beberapa wawancara tanya jawab. Aku duduk menunggu, cukup sulit karena membawa gitar. Selalu sengaja aku letakkan di belakang tembok.
Sepi sekali di ruangan ini, hanya ada aku sendiri. Sebenarnya pertemuannya masih pukul sembilan nanti, aku datang lebih cepat setengah delapan sudah sampai di sini.
Aku mengambil gambar, sekaligus menatap wajahku yang terlihat cantik di kamera. Tata rias Mbak Tata tidak diragukan lagi, pakainya dipilih pun sangat cantik bernuansa biru dan putih. Saat sedang merekam, seorang masuk ke dalam, segera saja aku matikan karena rasanya tak terlalu percaya diri.
Aku berdiri dan memberi salam. "Annyeonghaseo," sapaku tak lupa membungkukkan tubuh.
"Nde, annyeonghaseo." Sapa pria itu.
Aku tak tau siapa, tapi suaranya besar dan dalam. Aku menatap beberapa saat kau masih belum akhirnya mengalihkan panjang yang. Sejujurnya postur tubuh dan suaranya sedikit mirip Yoongi, tapi sepertinya tidak mungkin kan Suga berada di sini saat ini?
Aku melihatnya bergerak sepertinya mencoba untuk melawan dingin yang dirasakan. kemudian aku membuka tas mengambil bantalan penghangat yang diberikanbak Naya tadi sebelum ke sini tadi.
"Maaf, apa kau mau ini?" tawarku.
Pria itu sepertinya memperhatikanku. Namun aku sama sekali tak bisa melihatnya. Mengenalkan pakaian hitam-hitam, topi dan juga masker. Sama sekali tak bisa melihat karena matanya tertutup oleh topi baseball.
"Nde, gomawo," jawabnya sambil menerima pemberian dariku.
"Nee," sahutku.
Ia terlihat gelisah, sepertinya tak nyaman menunggu. Sejak tadi juga belum ada staf yang datang. Jujur saja aku juga merasa tanyaman di sini bersama orang asing.
"Apa itu gitarmu?" Dia bertanya sambil menunjukkan arah gitar yang tersandar di tembok.
Aku menoleh lalu mengangguk. "Nde."
"Ah, kau bisa bermain gitar?" tanyanya lagi.
"Nee, sedikit, aku bisa bermain sedikit."
Pria itu menganggukkan kepalanya lagi. Jujur semuanya benar-benar mirip Suga BTS. Apa dia benar suga? Tapi tak mungkin kan?
"Kau bisa bahasa Korea dengan baik." Dia memuji.
"Ah, nde sedikit."
"Ani, Ani, pengucapanmu juga bagus. Kau belajar sendiri?"
"Ne, aku belajar dari buku yang kubeli dan menonton drama."
"Aahh, Good," katanya sambil menunjukkan ibu jarinya.
Saat itu ponselnya berdering, pria itu lalu berdiri dengan sebelumnya berpamitan padaku dan akhirnya keluar dari ruangan. Aku menunggu lagi sendirian di ruangan ini.
****
**Yoongi POV**
Pagi-pagi sudah berdebat dengan member lain, karena acara yang akan kami lakukan sebelum wajib militer. Perusahaan meminta kami untuk mengikuti acara we got married.
Sejujurnya itu menarik namun tak bisa semua member ikut. Hanya akan ada empat orang yang ikut. Itu semua ditentukan.oleh staff produksi.
"Jadi Hyung kau ikut, Jin Hyung, aku dan Jungkook." Tae mengatur, karena memang belum diputuskan siapa yang ikut untuk acara tersebut. Mereka meminta kami yang memutuskan.
"Aku akan ikut, karena tak ada project." Aku sengaja ikut, sepertinya ini menarik dan menyenangkan. Lagipula aku ingin merasakan oengalam baru.
"Aku tidak bisa ikut, Hyung kan tahu kalau aku akan ada project baru." Jungkook protes, sejak tadi dia menolak karena memang akan ada kerja sama lain.
"Jimin saja," kata Namjoon pada Jimin yang sedang sibuk menikmati sarapan paginya.
Yang dipanggil terkejut, Jimin menatap ke arah Nam joon dengan bingung. "Aku?"
"Nde, kau. Project-mu cukup singkat, jadi bisa mengikuti acara itu. Lagi pula ini menarik, kita akan mengikuti acara dan berinteraksi dengan ARMY." Namjoon katakan lagi, membujuk.
"Okay," ucap Jimin setuju.
"Okay, kalau begitu yang ikut Jin Hyung, Tae, Jimin dan Yoongi Hyung." Namjoon tidak lupa bertepuk tangan setelah selesai berbicara. Sepertinya dia senang karena tak harus mengikuti acara itu.
"Kalau begitu aku akan datang ke sana pagi ini, Jin-hyung sudah mengatakan, kalau pagi ini akan menjalani pemotretan satu persatu."
Aku tahu hari ini yang lain ada pekerjaan lain yang tak bisa diganggu. Sementara memang belakangan aku memilih untuk beristirahat setelah cedera tanganku. Mengambil beberapa pekerjaan ringan dan tidak terlalu melelahkan.
"Baiklah, aku akan ke sana mengikuti jadwal foto dan wawancara bersama Jimin besok." Tae mengatakan diikuti anggukan oleh Jimin.
Setelah sarapan segera mandi dan berpakaian, seperti biasa aku kenakan pakaian yang tidak bisa dilihat oleh orang. Setelahnya berangkat bersama Sejin Hyung.
Perjalanan dari apartemen kami tak terlalu jauh titik menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit sampai akhirnya kami tiba di sana. Aku berjalan masuk dari pintu belakang, di pintu depan sudah ada beberapa wartawan menunggu. Tidak tahu bagaimana namun mereka bisa mengetahui kegiatanku. Bahkan aku sama sekali tidak merencanakan hal ini sebelumnya.
Masuk ke dalam ruangan sudah ada seorang gadis di sana. Dia duduk menggunakan pakaian biru putih, aku duduk di hadapan ya. Aku berpikir mungkin dia adalah salah satu wanita yang akan mengikuti acara tersebut.
Hari ini cukup dingin, aku berusaha menahan dingin di ruangan yang bahkan dengan sengaja menyalahkan pendingin, bodoh. Beruntung gadis itu menawarkanku penghangat, setidaknya akan menghangatkan untuk sementara waktu.
Kami melakukan obrolan singkat yang aku ketahui bahwa ia bisa bermain gitar. Aku berjalan keluar untuk segera melakukan pemotretan dan wawancara, tidak terlalu lama karena harus menyelesaikan beberapa hal lagi.
"Tadi itu fansmu," kata staf acara.
"Yang di dalam ruangan itu?" tanyaku.
"Nde, dia dari Indonesia." Jawabnya lagi.
"Ah, begitu. Dia bisa bermain gitar?" Tanyaku lagi, penasaran.
"Nde, dia bisa bermain gitar, keyboard, dan bernyanyi. Hanya saja bertubuh gemuk, kau tau kan dimanapun orang tak proposional tak bisa diterima di dunia hiburan?" Sangat staff mengatakan sampai sedikit tertawa melecehkan.
"Hentikan tawamu."
Sejujurnya aku tak menyukai itu, bahkan kemampuan yang dimiliki Gadis itu belum tentu dikuasai olehnya. Rasanya menyebalkan melihat orang sombong seperti ini.
****
Cek ombak
Apakan ada yang baca
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married (MYG)
FanfictionTiga member BTS mengikuti acara reality show WGM We Got Married bersama dengan fans internasional 😱😱 Bagaimana kisah mereka??