Chapter 11

9K 852 80
                                    

Mendengar jawaban Sekar, Ardan hanya mengangguk. Biarlah nanti waktu yang menjawab semuanya.

Saat ini, yang paling penting adalah menghentikan air mata sang putri.

"Sekar, sayang tidak apa-apa kamu tidak ingin cerita sekarang. Tapi jangan nangis terus ya?"

"Sekar lapar kan? Ayo makan dulu ya sayang?"Bujuk Ardan sambil mengelus punggung Sekar menenangkan.

"Hmm, iya"Jawab Sekar dengan suara nya yang mulai serak.

"Sini ayah suapin"Tawar Ardan setelah mendudukkan Sekar di kursi sofa di kamar miliknya.

"Enggak, Sekar bisa makan sendiri ayah"Tolak Sekar a.k.a diana dan mulai memakan makanannya.

Setengah perjalanan menghabiskan makanan nya Sekar terhenti untuk meminum air sejenak.

Lalu dengan santai ingin melirik ke arah Ardan.

Akan tetapi......

"Pfft-"Sekar dengan tidak elit nya menyemburkan minumannya ketika mata nya melirik ke arah Ardan yang ternyata memandanginya sedari tadi.

Kaget!

Benar benar Kaget!

Sekar merasa kaget dengan Ardan yang memperhatikannya.

"Kau tidak apa-apa nak?"Tanya Ardan khawatir.

"A... Ayah?" Panggil Sekar berusaha mengatur ekspresi wajahnya sambil menahan malu.

"Iya nak?"

"Da... Dari tadi ayah ngeliatin Sekar makan?"Tanya Sekar memandang Ardan bertanya.

Dan dengan polosnya Ardan menganggukan kepalanya membuat Sekar merasa akan tersedak lagi di saat berikutnya.

Lalu Sekar menunduk kan kepalanya menatap ke piring makanan yang tidak di sentuh sama sekali.

Mengangkat piring itu Sekar segera menyerahkan nya ke Ardan.

"Ayah! Makan!"Serah Sekar ke Ardan cepat dan di terima baik oleh Ardan.

"Jangan natap natap Sekar Mulu ayah fokus makan jangan sampai gak di habisin makanannya, ayah harus makan tepat waktu" Nasehat Sekar sambil memandang tajam Ardan setajam tajamnya.

Walaupun dalam pandangan mata Ardan pandangan tajam sang putri sangatlah imut seperti Kucing kecil yang menggaruk hatinya. (Cuman istilah ya)

"Baiklah, ayah makan kok ini"Jawab Ardan menyuapi dirinya sendiri makanannya.

Dan akhirnya kedua ayah dan anak ini berdamai dengan harmonis nya.

🌱🌱🌱

Keesokkan harinya.

Mentari menyapa sepasang ayah dan anak yang tidur sambil berpelukan.

Membuat Sekar anak yang sedang di peluk ayahnya kini membuka matanya merasakan silau nya sinar mentari pagi.

'Ayah pasti sudah bangun!'Batin Sekar menatap wajah ayahnya yang setampan dewa Yunani.

Dengan Rahang tegas, hidung mancung dan bibir seksi dan jangan lupakan mata hitam nya yang setajam elang.

Puk.

Dengan pelan telapak tangan Sekar menepuk Pipi Ardan.

"Yah... Bangun! jangan pura pura bobo"Panggil Sekar menepuk gemas pipi Ardan.

Langsung saja Ardan membuka matanya menampilkan iris hitam pekatnya yang tidak menampilkan tanda mengantuk sedikitpun.

"Sekar mau ke kamar mandi ayah lepasin pelukan ayah dulu ya"Ucap Sekar lembut.

Become The Male Protagonist's Favorite ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang