t i g a

74 12 2
                                        

Pagi ini Ziel sedikit kesiangan karena semalam ia mengerjakan tugas yang menumpuk dan mengharuskan ia begadang semalaman, akhirnya Ziel dihukum untuk hormat ke tiang bendera hingga jam pelajaran ketiga dimulai.

Setelah melaksanakan hukumannya, Ziel kembali ke kelas. Ia mendudukkan dirinya pada tempat duduknya, entah mengapa perutnya terasa seperti sedang diremas kuat dan juga pasokan oksigen yang menipis. Dengan panik Ziel mencari obat di tasnya lalu meminumnya tanpa air mineral, setelah meminum obatnya ia merasa sedikit mendingan karena sakit diperutnya dan sesaknya kian menghilang.

Shaka hanya melihat gerak-gerik Ziel yang ada disebelahnya, dia merasa kalau Ziel benar-benar sakit, tapi dia tidak tau Ziel sakit apa. Mungkin jika dia bertanya kesannya seperti tidak sopan, jadi dia diam saja sambil sesekali melirik kearah teman sebangkunya.

Sepanjang pelajaran hingga bel istirahat berbunyi, Ziel hanya tidur dikelas. Tidak ada yang menegurnya, karena meskipun ia tidur di kelas nilainya tidak turun.

Shaka berniat untuk membangunkan Ziel dan mengajaknya ke kantin karena kemarin dia tidak ke kantin, tapi dia tidak tega untuk membangunkannya. Akhirnya Shaka pergi ke kantin sendirian, hanya bermodalkan mental dan perutnya yang lapar.

Shaka telah menemukan kantin setelah dua kali tersesat, untung saja ada orang baik yang memberitahunya letak kantin itu. Sesampainya di kantin, Shaka membeli dua roti dan dua minuman. Dia akan memberikan Ziel makanan dan minuman itu, karena ia yakin kalau perut Ziel belum terisi apapun, terlebih lagi tadi Shaka melihat Ziel sedang sakit perut.

Shaka berjalan menuju kelas, ia melihat keramaian di depan kelasnya. Entah ada apa di sana hingga banyak murid yang bergerombol untuk melihat ke dalam kelas.

Saat memasuki kelas, Shaka dikejutkan dengan Ziel yang terkapar di lantai dengan hidung yang mengeluarkan darah. Sontak saja Shaka menjatuhkan apa yang dibelinya tadi, kemudian menghampiri Ziel dan menggendongnya menuju UKS.

Di jalan menuju UKS, Shaka mendengar Ziel sedang bergumam. Ziel sangat kesusahan untuk menarik nafas karena menahan rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya.

"Tahan sebentar," beruntung tadi Shaka tersesat dan sempat melihat letak UKS. Jadi dia tidak perlu tersesat untuk mengantar Ziel ke sana.

Sesampainya di UKS, Shaka langsung membaringkan tubuh Ziel lalu memberi ruang untuk dokter memeriksa keadaan temannya. Saat menunggu pemeriksaan tiba-tiba pintu UKS dibuka dengan keras, lalu menunjukkan anak laki-laki dengan nafas tersengal menatap ke orang yang terbaring di kasur.

Oknum itu adalah Keenan, kakak Ziel. Shaka menatap orang itu dengan tanda tanya dikepalanya, "siapa orang ini? Kenapa dia terlihat panik?" Itu yang ada di pikiran Shaka.

"Lo yang bawa Ziel kesini?" Tanya Keenan pada Shaka yang masih mematung.

"Iya, lo siapa?" Shaka kembali bertanya.

"Gue Keenan, kakaknya Ziel," Shaka membulatkan mulutnya, Shaka baru tau jika Ziel memiliki kakak.

"Oh maaf, kak. Gue gak tau kalo lo kakaknya Ziel," Shaka meminta maaf karena sudah tidak sopan kepada kakak kelasnya.

"Santai aja," setelah mengucap itu, Keenan langsung mengecek kondisi Ziel yang terbaring di ranjang UKS.

"Saya tadi sudah telfon ambulans di rumah sakit tempat Ziel dirawat sebelumnya," ucap Keenan pada dokter penjaga UKS.

"Ya sudah kalau begitu," dokter penjaga UKS itu hanya memasangkan masker oksigen pada Ziel.

Shaka hanya bisa diam mendengar percakapan antara dua orang didepannya ini, "jadi Ziel sakit? Tapi dia sakit apa? Kok sampe masuk rumah sakit segala." Shaka bingung sendiri memikirkan Ziel.

Setelah ambulans datang, Ziel langsung dibawa ke rumah sakit bersama Keenan dan Shaka. Kenapa Shaka bisa ikut? Karena Keenan ingin tau bagaimana bisa adiknya sampai seperti ini.

Sesampainya di rumah sakit, Ziel segera dilarikan ke IGD, Keenan langsung menanyakan penyebab Ziel seperti ini.

"Jadi tadi Ziel ngapain aja kok sampe pingsan?" Tanya Keenan to the point.

"Tadi Ziel telat, terus dihukum hormat ke bendera sampe jam pelajaran ketiga. Pas masuk kelas dia langsung tidur sampe jam istirahat, pas gue balik dari kantin tuh gue liat di depan kelas ada rame-rame. Karena gue kepo jadi gue trobos tuh, pas udah di dalem kelas gue liat Ziel udah pingsan sambil hidung sama mulutnya ngeluaarin darah." Shaka menjelaskan dengan sejujur-jujurnya.

"Oh gitu ya, makasih deh infonya. Maaf bikin lo kerepotan gini sampe gue suruh ikut ke rumah sakit, btw gue baru liat lo hari ini."

"Gue baru pindah kemarin. Kebetulan sekelas dan sebangku sama Ziel," Shaka sangat canggung dengan Keenan. Dengan Ziel saja masih sedikit canggung, apalagi dengan kakaknya.

Setelah dokter keluar dari IGD, Keenan bertanya mengenai kondisi adiknya itu.

"Ziel, habis ini langsung dibawa ke ruang Hemodialisa. Harusnya setelah melakukan Hemodialisa, Ziel harus istirahat total dan tidak melakukan hal-hal yang membuatnya collabs. Jadi sekarang kondisinya drop dan harus Hemodialisa lagi untuk memulihkan dirinya, nanti juga saya beri vitamin tambahan agar badannya tidak mudah lelah. Pastikan setelah cuci darah hari ini, Ziel beristirahat total tanpa melakukan apapun." Ucap dokter ber-name tag Satrio.

"Baik, dok. Terima kasih atas bantuannya," dokter Rio meninggalkan Keenan dan Shaka yang masih berada di depan IGD. Shaka hanya bisa termenung mendengar penuturan dokter, Keenan yang sadar dengan kebingungan Shaka langsung menunutun Shaka untuk duduk.

"Kak, gue gak salah denger kan?" Tanya Shaka dengan tatapan kosong. Keenan hanya bisa tersenyum sambil mengusap punggung teman adiknya itu.

"Sejak kapan, kak?" Shaka bertanya dengam matanya yang berlinang air mata.

"Sejak kecil, makanya Ziel gak punya temen. Soalnya mereka takut direpotin pas Ziel kambuh kayak gini." Jelas Keenan, Shaka hanya menunduk mendengar penjelasan Keenan. Pantas saja di kelas Ziel duduk sendirian, hanya satu dua orang saja yang bercengkrama dengannya.

























"Tenang, Zi. Aku bakal jadi sahabat yang selalu ada di sebelahmu, bahkan saat kamu sakit pun aku akan tetap menemanimu."



To be continued...

Sebenernya aku agak insecure bikin cerita ini, soalnya karya ku gak sebagus orang-orang T_T

Sahmura | JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang