Misi penyelamatan J7 selesai pada pukul setengah enam sore menjelang malam hari.
Han Sooyoung sudah lama tertidur sambil duduk di kursi putar ketika Dokja menyelesaikan pemantauan misi dan mengirim laporan terperinci pada kantor kemiliteran pusat, jadi setelah mematikan semua sambungan, Kim Dokja menggeser kursinya mendekati Han Sooyoung.
Wajah yang tertidur itu damai dan cantik, beberapa poin dapat ditambahkan ketika dia tidak membuka mulutnya yang berbisa.
Menyentuh puncak kepalanya dengan lembut, Kim Dokja mengelus berkali-kali, namun Sooyoung sepertinya tidak terganggu dan malah semakin terlelap.
Tersenyum kecil, Kim Dokja melepas kacamata hologram futuristik dan mengangkat Han Sooyoung ke punggungnya dengan hati-hati. Dia memutuskan mengantar wanita kecil itu kembali ke kamarnya secara langsung.
Ruang kontrol camp masih ramai dipenuhi staf dan inspektur kemiliteran, bahkan mereka tidak berkurang dan semakin bertambah seiring pertempuran yang terjadi dimana-mana dalam waktu bersamaan. Tatkala Dokja berjalan keluar sambil membawa Han Sooyoung di punggung, beberapa orang yang berani terus menawarkan bantuan dan ketika dengan ramah Dokja menolak, beberapa akan mulai mendesak yang lain untuk ikut menawarkan diri. Mereka semua tahu tentang cedera parah tuan muda yang seakan dunia akan ikut terkubur ketika dia benar-benar berhenti bernapas, tidak berani lalai membiarkannya membawa beban berat.
“Tuan Muda Kim, gedung perawatan militer cukup jauh dari sini. Setidaknya izinkan saya mengemudikan mobil dan mengantar Anda sampai ke sana.” Usul seorang sersan kepala setengah pasrah selepas ditolak berkali-kali, yang disetujui sekumpulan orang di sana dengan anggukkan kepala serempak.
“Baiklah, kalian semua sangat baik. Terimakasih.”
Jawaban positif Kim Dokja yang disertai senyum lebar itu mengundang helaan napas lega dari semua orang. Mereka akhirnya dapat meregangkan otot dan jantung yang sebelumnya waspada. Bayangan psikologis betapa kacaunya seisi camp militer ketika Tuan Muda Yoo yang mengerikan itu sangat marah saat Dokja terluka masih membekas dengan jelas dalam ingatan mereka, mempengaruhi dengan tekanan kuat.
Jangan sampai hal itu terulang, atau mungkin camp militer tidak memerlukan Korea Utara untuk bisa menghancurkan camp lagi dan malah dilakukan sendiri oleh Tuan Muda Yoo yang bermartabat itu.
Saat Kim Dokja telah sepenuhnya keluar dari ruangan, beberapa staf yang telah selesai bertugas mulai bergosip.
“Tuan Muda Kim terlihat sehat hari ini, bagus, sangat bagus. Dia masih harus berdiri memimpin kita selama mungkin, dia harus. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana camp ini dipimpin oleh jenderal lain atau Tuan Muda Yoo yang hanya bisa membunuh itu, meskipun Tuan Muda Yoo adalah kekasihnya dan berada dalam didikan guru yang sama, keahlian mereka sangat berbeda!”
Yang satunya mematikan proyeksi 3D dengan lambaian tangan cepat dan menanggapi, “Kau benar. Tanpa mengurangi rasa hormatku kepada para jenderal berpangkat resmi disini, menurutku tuan muda sangat hebat dalam segala aspek, dia pantas memimpin kita, bahkan saat ini pun komando utama secara tidak langsung telah berada dalam genggamannya. Aku menunggu dia mendapatkan pangkat resminya sampai detik ini. Siapa saja tolong katakan kapan dia akan digelari pangkat???”
“Mengesankan untuk mengetahui orang semacam ini, dilengkapi dengan dukungan Dirjen Lee, akan sangat sempurna. Pangkat bahkan tidak berarti, hey, aku malah sudah berpikir dialah pemimpin disini ketika pertama kali datang untuk bertugas!”
Seorang pria dengan sebotol kopi mengangguk dengan semangat, “Bahkan jika dia tidak berpangkat resmi, tak ada seorangpun disini yang akan meremehkannya. Adalah nyata untuk membiarkan dia memimpin, kita semua tahu dia memang layak. Apa ada yang akan menyanggah kalimatku? aku yakin tidak ada.”
KAMU SEDANG MEMBACA
M16 || Jongdok
Fanfic"Rubah bahkan kalah licik, senyum manis macam apa itu, yang kau berikan padaku?" "Hanya sebuah senyum pemikat untuk menggodamu." Kim Dokja menatap dengan kesembronoan yang tampak penuh hasrat, jenis tatapan ekspresif mendalam dimana telah terukir is...