Chaeyoung turun dengan seragam sekolah lengkap. Pagi ini mungkin akan menjadi pagi yang selalu di inginkan Chaeyoung selama ini, tapi sepertinya tidak lagi untuk sekarang.
Tepatnya sejak Chaeyoung yang ingin merayakan ulang tahunnya yang ke dua belas bersama orang tuanya, namun tidak bisa karena mereka harus kembali keluar negeri setelah mendapat kabar Lisa kambuh. Padahal di sana sudah ada orang kepercayaan yang menjaga Lisa, tidak bisakah sebentar saja mereka meluangkan waktunya untuk putrinya ini, ia juga masih anak mereka bukan. Pikir Chaeyoung.
Jadilah Chaeyoung yang berakhir sendiri ditengah pesta yang ia siapkan sedemikian rupa. Padahal ini perayaan ulang tahun pertama dengan orang tuanya. Tapi lagi-lagi semuanya pupus karena 'Lisa'.
Dan semenjak saat itu Chaeyoung tidak pernah lagi merengek meminta orang tuanya kembali sekedar untuk melepas rindu. Terserah mau mereka kembali kapan saja Chaeyoung sudah tidak peduli. Rasanya sudah cukup selama ini ia merengek, toh tak ada hasilnya.
Chaeyoung benar-benar merasa jadi anak yatim piatu. Punya orang tua hanya sebagai orang yang melahirkan nya kedunia dan membiayai hidupnya, dan Chaeyoung mengucapkan terima kasih untuk itu semua.
"Hey nak kemarilah, kita belum melepas rindu" Tuan Park langsung memeluk Chaeyoung yang masih di ujung tangga.
Chaeyoung hanya tersenyum tipis dan membalas pelukan itu ala kadar saja.
"Maaf sayang, kemarin papa gak sempat nemuin kamu. Papa langsung ke kantor untuk ngecek di sana. Pulangnya kamu udah tidur" Lanjut tuan Park. Chaeyoung hanya membalas dengan gumaman.
Bukan karena ia tidak senang orang tuanya kembali, namun ia menyembunyikan isakannya yang kalau banyak bicara akan keluar. Chaeyoung sangat senang dengan keadaan ini, namun kembali lagi ia terus bertengkar dengan hatinya yang saat ini merasa senang, sedih, kecewa, benci semua menjadi satu.
"Ayo kita sarapan bersama" Ajak tuan Park.
"Gak usah pa, aku sarapan di sekolah aja nanti" Tolak Chaeyoung.
"Udah ayo, papa pengen sarapan sama putri papa pagi ini" Tubuh Chaeyoung dituntun papa nya menuju meja makan. Hati Chaeyoung menghangat ketika mendengar kata 'putri' terlontar dari mulut papanya untuknya.
"Morning sayang"
"Morning Chaeyoung ku"
Chaeyoung memilih duduk di kursinya dan tak merespon sapaan mama dan adiknya yang juga sudah memakai seragam sekolah yang sama dengannya. Lisa mulai bersekolah hari ini, tentu proses nya cepat karena ia bersekolah di sekolah milik ayahnya.
"Siniin piringnya biar mama yang ambilin nasi sama lauknya, kamu mau apa" Pinta nyonya Park setelah selesai mengurus makanan Lisa.
"Terserah mama" Balas Chaeyoung singkat.
"Nih" Chaeyoung menerima sodoran piring yang sudah terisi makanan dari mamanya.
Jika saja hati Chaeyoung tidak keras mungkin saat ini ia akan merasa sangat bahagia dengan keadaan ini.
Kegiatan sarapan keluarga itu terus berlanjut dengan Lisa yang terus saja mengoceh ini itu dan mendapat kekehan dari kedua orang tuanya, tapi tidak dari Chaeyoung. Ia sarapan dalam diam, terus mengunyah makanan yang terasa pahit baginya. Sepertinya sampai sekolah nanti ia harus ke tempat biasa dahulu untuk melepas perasaan yang semenjak tadi dirasanya.
"Kalian berangkat bareng ya, papa udah nyiapin mobil sama supir untuk nganter kalian" Ucap tuan Park setelah selesai sarapan.
"Lisa aja yang berangkat bareng supir, aku berangkat sendiri aja kayak biasa" Chaeyoung bangkit dari duduknya hendak berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story From Chaeyoung
Teen FictionChaeyoung merasa gagal dalam segala hal di hidupnya «Bahasa campur aduk» Jangan lupa mampir:)