Persembahan

159 14 0
                                    

Kisah ini terinspirasi dari kisah "Layla Majnun" yang ditulis oleh seorang Pujangga Persia tiada lain tiada bukan ialah Nizami Ganjavi,lalu di tambah dengan Sajak, Pantun,Syair,Gurindam dan Puisi karya saya sendiri.

Dua di antaranya:
Tiada yang di cintai Layla selain Qois Al Ganjavi Mulkasa.
Garis khatulistiwa bisa membelah Bumi menjadi dua.
Garis senyum Qois membuat seolah-olah Layla belajar kimia.
Supaya bisa mengetahui kandungan gula di senyumannya.

"Hujan berawal dari gerimis
Hatiku hancur saat melihat Layla menangis"

Dan awal mula kisah ini terinspirasi dari kutipan atau Quote Buya Hamka
"Cinta itu punya banyak pintu dan pintu yang terbaik adalah lewat rasa kasihan"
-Buya Hamka-

Ditambah saya juga menempatkan latar kisah ini pada awal abad 16 di Nusantara.
Tujuan saya adalah supaya orang orang tidak melupakan sejarah
Dan mengambil Hikmahnya.
Seperti Perkataan Sang Proklamator Indonesia Presiden Bung Karno.

"Jas merah ,Jangan sekali kali melupakan sejarah"
-Presiden Soekarno-

Layla & Qois (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang