FIRST

336 52 33
                                    

A.n:
Balik lagi yap, hope you like it aja lah ya. Disini bakal ada flashback. Flash backnya yang di italic ya. Ini part yang pendek abisss, fyi. Part ini agak gaje. Maaf kalo banyak typo. Garing. Jayus. Deelel Yaudah semoga suka, enjoy!

Vomment kalo suka ya! Thanks!
------
6 Juni 2013
"Shera"

"Hmm"

"Jadi gimana?"

"Gimana apaan?"

"Lo mau bantuin gue kan?"

Engga Shera lo harus nolak

"Iya, Ge. I-Y-A"

Bego

"Beneran, Ra?"

Tarik kata kata lo barusan Shera!

"Iya Gean! Gausah ngulang-ngulang pertanyaan yang sama, capek tau ga dengernya"

Double bego Shera

"Waaah, Thanks Ra!"

Shera tersenyum.
Matanya beralih melihat tangan Gean yang menggenggam tangannya. Kalau boleh, Shera ingin terus menggenggamnya. Kalau boleh, tangan ini tak boleh lepas dari genggamannya.

"Jir, Shera lepasin!

"Woy!

"Shera tangan gue sakit-

SHERA!"

Shera terlonjak kaget mendengar suara menggelegar Gean. Lamunannya terpecah belah. Matanya melotot kaget melihat tangannya yang membalas genggaman tangan Gean kuat-kuat.

Bukannya melepas genggamannya Shera malah meremas tangan Gean lebih kuat lagi. "Jir, Shera sakit Nyet!"

"Itu, karna lo selalu maksa gue ikutin segala kemauan lo" cetus Shera sinis dan melepas geng--remasan tanggannya dari tangan Gean.

Kepalanya menunduk, kesal karena dirinya sendiri. Kesal karena setelah ini Shera akan menjadi bayangan Gean. Mengikuti apa mau Gean.

'Dan bodohnya gue setuju buat ikutin segala kemauan lo' Batin Shera

"Lo tau gak, Ra?" tanya Gean. Yang membuat lamunan Shera buyar.

"Tau, Gue cantik? Emang Gean. Gue emang cantik, gak perlu lo jelasin juga gue udah tau" kata Shera, tawanya berderai melihat mimik wajah Gean dihadapannya. Mimik muka jijik Gean memang sangat lucu.

"Hehe becanda, Ge. Jadi tadi lo mau ngebacot apa?" kata Shera lagi, yang masih menyisakan senyum lebar di wajahnya

"Lo tau?"

"Tau"

"SHERA! dengerin gue dulu nyet"

"Apa Geaaaan"

"Awal pertama gue ketemu lo, gue pikir lo itu dia. Abis suara lo dan penampilan lo hampir mirip sama dia," Shera membalas tatapan Gean masih dengan senyum lebarnya

"Waktu itu gue gak sengaja meluk lo, abis gue pikir lo dia,"

"Makin kesini gue tau apa perbedaan lo sama dia,"

"Suara lo serak-serak jelek gitu, sementara dia merdu banget,"

'Jir, nancap' batin Shera seraya menghilangnya senyum lebar di wajahnya.

"Penampilan lo agak acak-acakan, sementara dia rapiii banget,"

"Gean gu-"

"Lo sadis, sementara dia feminim banget,"

"Lo nyela gu-"

"Lo nyolot, dia sabar,"

"Lo nyela bayar gocengggg-"

"Lo gesrek, dia pemalu,"

"Ih Gea-"

"Lo nyebelin, dia ngangenin,"

"Bayar goceng gak?!"

Shera masih mengomel menghentakkan tangannya di meja sehingga menimbulkan bunyi gaduh,

"Gue sayang banget sama dia," ocehan Shera perlahan terhenti.

"Tapi gue juga sayang sama lo, Shera," Shera melotot

"Gue sayang sama lo sebagai Adek gue yang tercintahhh" sambung Gean sambil mencubit pipi Shera pelan. Shera tersenyum kecut

Seharusnya Shera sudah tau apa yang akan Gean katakan, Shera berusaha mengerti. Tapi hatinya tidak pernah bisa mengerti.

Shera tersenyum kecil sangat kecil, hingga mungkin orang yang melihatnya mengira Shera tak tersenyum. Ia cukup bahagia. Gean. Masih terus. Ada disekitarnya

-------

"Semenjak hari itu, gue dan Gean makin deket, hal yang paling gue takutin saat itu cuma satu,

Gue takut kalo gue makin jatuh dan lupa cara buat bangkit lagi."
Gadis itu-Shera-menunduk dalam, isakkan tangisnya mulai terdengar. Membuat lelaki yang ada di sampingnya mengusap lembut kepala Shera. Berusaha menenangkan gadis disampingnya

-------

Lo tau?
Hal yang gue takutin adalah jatuh cinta sama lo.
Karena sebelumnya gue tau kalau hati gue jatuh buat orang yang salah

Lo tau?
Hal lain yang gue takutin adalah saat dimana gue ga bisa nolak permintaan lo.
Karena sebelumnya gue tau kalo gue bakal terjebak dikesalahan yang gue buat sendiri.

UNCHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang