Author POV
Shera buru-buru memejamkan matanya, kemudian membaringkan tubuhnya cepat. Suara langkah kaki semakin mendekat. Senyum geli Shera terukir. Tak ada suara ketukan pintu sama sekali, tapi terdengar suara kenop pintu terbuka ditelinga Shera. Shera mulai menetralkan wajahnya.
'Ngerjain dikit dosanya setengahkan ehehe' batin Shera, sambil menahan napasnya. Langkah kaki itu terhenti disamping tempat tidur Shera.
"Sher,"
Shera masih tak bergeming
"Sheraaaa lo ga napas?!" kata suara itu lagi. Tangan orang itu mulai mencolok-colok, menekan, menggoyang-goyang hidung Shera.
'Anjir, kak Velin emang laknat. Terlalu polos tapi lebih banyak ke oon-nya ya. Eh maapin Shera kak.'
Orang itu-Velin-mulai menutup Seluruh tubuh Shera dengan selimut, "Innalillahi wainaillahi rojiun, secepet ini lo ninggalin gue Shera,"
Shera mulai bernapas lagi saat selimut itu menutupi seluruh tubuhnya. Kepala Shera terhempas cepat saat kakaknya mengambil bantal yang ada dibawah kepalanya.
'Ini lo mau ngapain sih Kak Velin,' batin Shera lagi.
"Tapi gue seneng kok, gue ga sedih," kata Velin, ceria.
'Jir, seneng banget lo Kak, saatnya gue bales'
1
2
Ti--
Dug.
'Anjir'
'Sakit man!'
'Ini Kak Velin powernya full amat sih'
"Gue udah tau lo bakal nakut-nakutin gue Shera,"
Shera memegang hidungnya, ia masih meringis, "Ya tapi pukulan lo sadis amat, Kak!"
Velin mendekat dan duduk disamping Shera, "Kan cuma pake bantal hehe"
'HEHE?!'
Shera mencebikkan bibirnya, kembali berbaring dan memunggungi Velin.
"Cieee marah cieee, gausah jail makanya. Udah tau gue takut kalo lo ngaget-ngagetin, maaf ya gue tadi powerfull banget," kata Velin lagi. Shera membalikkan tubuhnya kehadapan Velin. Ia menatap Velin senyum Shera terukir, Velin tampak cantik sekarang dengan balutan dress putih selututnya dan make-up natural diwajahnya
"Lo abis pulang dari mana, Kak?"
"Abis jalan bareng Gean,"
Shera tersenyum tulus,"Cieee" Ia menoel-noel pipi Kakaknya yang bersemu merah.
"Mentang-mentang dua-duanya abis lulus langsung nge-date,""Gue mau cerita boleh?" Tanya Velin yang dibalas anggukan oleh Shera.
"Tadi Gean sweet banget, Sher," Shera menatap Velin, terlihat sekali Velin sangat bahagia. Rona merah diwajahnya sangat kontras terlihat. Senyumnya selalu terukir setiap ia menceritakan Gean.
"Bukannya Gean selalu sweet?" tanya Shera, senyum geli Shera terukir mengingat cerita Velin sebelumnya karena Gean selalu melakukan hal norak untuk Velin.
"Tadi dia lebih sweet lagi Sher, Dia ngajak gue makan dideket danau yang udah dia set lucu gitu, nyanyiin gue lagu, cerita tentang keluarganya, dan--" Velin menunduk dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Teen FictionGue takut Takut kalo gue semakin jatuh dan lo malah menjauh Gue takut Saat semua yang gue anggap benar adalah kesalahan besar dalam hidup gue Lebih baik seperti ini gue cukupkan sebagai penanti bukan pejuang seperti orang bilang. Karena semenyakitka...