An: sambil denger fix a heart-Demi Lovato yap!
--
7 Juni 2013Shera POV
Hari ini aku dan Gean akan pergi berdua, bukan bersenang-senang atau apa tapi ada hal menyangkut Velin yang mengharuskan aku ikut bersamanya sekarang. Berduaan dengan Gean merupakan sebuah kesalahan, jantungku tak henti berdegup kencang. Untung saja mulut Gean terus mengoceh asal, menyamarkan degup jantungku yang mungkin akan terdengar dalam mobil ini.
Aku mulai menyalakan radio yang langsung mendapat protes dari Gean, "Kenapa dinyalain radionya," kata Gean sambil tersenyum menatapku.
"Suka-suka gue lah dan gausah senyum-senyum, sok ganteng tau ga," ucapku sarkastik, mengalihkan pandanganku ke kaca mobil merupakan hal terbaik. Mengingat senyum Gean tak pernah hilang sepanjang jalan, cukup membuatku senang. Setidaknya membuatku sedikit merasa baik-baik saja.
"Lo mau bawa gue kemana sih? Lama amat ga nyampe-nyampe,"
Gean menoleh "Sebentar lagi say,"
Aku berdecak keras "Sayang-sayang ga inget Kak Velin lo, hah?" aku sangat menyadari tidak ada nada bercanda dalam ucapanku tadi.
"Maksud gue sayton Ra," Gean menatapku geli, aku menatapnya balik dengan pelototan tajam. Derai tawa Gean membuat emosiku perlahan hilang. Tatapanku melembut, agak sedih mengetahui bahwa setelah ini aku akan kehilangan Gean sepenuhnya. Mungkin beberapa hari bersama Gean harus benar-benar aku nikmati, tanpa ada bayang-bayang Velin di dalamnya.
"Ra, lo dari tadi meluk-meluk badan lo mulu, kode?"
"Kode apaan?" ucapku bingung.
"Ck udah jomblo, ga ngerti kode, gapunya gebetan. Bener-bener sempurna, Ra"
"Enak aja! Gue punya gebetan tau,"
"Masa?"
"Iya,"
Bodo," kata Gean, aku menatapnya lewat ekor mata, tampak ia tertawa kencang. Membuatku semakin cin--kesal.
"Haha-haduh muka lo tadi ngakak asli, betewe emang siapa? Lo ga pernah cerita," kata Gean sambil mendorong-dorong pundakku, dengan sebelah tangannya.
Aku menepis tangannya mencoba mengalihkan pembicaraan "Nyetir yang bener,"
"Gebetan lo satu sekolah?" tanya Gean mulai menginterogasi. Aku mendengus lalu mengganguk malas.
"Berarti gue juga harusnya kenal," katanya lebih kepada dirinya sendiri. Aku tersenyum kecut.
"Seangkatan?"
Dia seangkatan Kak Velin," tembakku.
"Berarti angkatan gue juga dong Ra?" aku mendengus kesal lalu mengangguk.
"Imbalan lo pas semuanya udah beres, gue comblangin deh,"
Aku menatap Gean sambil tertawa kecil "Ga perlu nanti lo lagi yang jadian,"
Gean tertawa, "Yakali, Jadi siapa?"
'Namanya Gean Ratendya, lo kenal?'
"Adalah dan lo gaperlu tau," Aku menunduk dalam, apa harus Ge, aku bilang kalo dia adalah Gean Ratendya. Apa yang bakalan terjadi kalo aku bilang dia itu kamu? Apa semuanya bakal baik-baik aja atau makin buruk? Dan jelas sekali bahwa jawabannya, semua akan memburuk. Lebih baik seperti inikan? menyebunyikannya lebih baik dari pada kamu pergi menjauh saat tau apa kebenarannya.
----
Author POV"Ayo Ra! Gercep dong!" Gean menarik tangan Shera mencoba mempercepat langkahnya. Gerakkan Shera melemas mengetahui kemana Gean membawanya. Sebuah reklame besar terpampang dihadapannya 'Nesa Boutique'.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCHANGED
Teen FictionGue takut Takut kalo gue semakin jatuh dan lo malah menjauh Gue takut Saat semua yang gue anggap benar adalah kesalahan besar dalam hidup gue Lebih baik seperti ini gue cukupkan sebagai penanti bukan pejuang seperti orang bilang. Karena semenyakitka...