PROLOG

74 7 2
                                    

"Haa?"

Nina sontak menutup mulutnya ketika suara tawanya tidak dapat ditahan.

"Serius, Na!"

Kedua temannya langsung menyentak Nina agar menghentikan tawa dan kembali serius pada permainan mereka.

"Ortu mana yang sok asik ngasih nama Romeo ke anaknya! Lawak gila!" bisik Nina yang perutnya masih terasa geli sendiri. Ia menepuk-nepuk pahanya untuk melepaskan rasa gregetnya.

"Lo juga Nina bobo namanya!"

Sebuah handphone kini tersodorkan pada Nina. Dengan rasa penasaran ia mengambil handphone itu dan ingin tau foto seseorang yang bernama Romeo.

"Sembarangan!"

Gadis berkuncir dua yang duduk disamping Nina kini menepuk pundak Nina agar bersemangat menyelesaikan misinya. "Gas, Na!"

"Ya tapi gak gini juga!"

Nina mendesah lesu seraya berpikir puluhan kali. Ia menyimpan handphone temannya setelah ia menimbang-nimbang tantangan gila kedua temannya.

***

"Eum harus seperti itu?" tanya Romeo yang menampakan wajah polosnya. Ia membenarkan letak kacamata bulatnya lalu mempersiapkan diri untuk berdiri di belakang Nina.

"Peluk doang, kok!" ujar Nina menoleh pada gerak-gerik kaku pemudanya.

"Jangan kaku, nanti kelihatan kayak cowok bayaran!"

"Okay!"

Perlahan Romeo membungkukkan sedikit tubuhnya dan kedua tangannya segera melingkari perut Nina.

Mereka memfokuskan kedua pasang mata itu pada lensa kamera handphone Nina sampai satu jepretan foto berhasil terabadikan di dalam galeri.

"Makasih juga bunganya!" ucap Nina setelah mereka kembali berjarak. Ia mengambil dan memperlihatkan bunga mawar yang Romeo bawakan untuknya malam ini.

***

"Gue nemu yang lebih dari dia!" sorak Nina yang rame sendiri.

"Siapa?"

"Abangnya!" pekik Nina yang tidak bisa menahan diri untuk tidak menghentakan kedua kakinya pada lantai cafe dengan rusuh. Kedua tangannya mengepal gemas saat otaknya mengulas bayangan indah pertemuannya dengan calon kakak ipar.

"Goblok, Nina!" gadis dengan rambut sebahu kini menepuk kepala belakang Nina dengan cukup kencang. Ia memperlihatkan wajah datarnya ketika Nina mengaduh dan bersungut kesakitan.

"Misi lo begimana nanti?"

Nina menciut mendengar pertanyaan itu. Rasa-rasanya ia benar-benar terperangkap ke dalam permainannya sendiri.

***

"Final permainan kalian cuman sampe sini, kan?"

"Tapi gue berubah pikiran sekarang..."

"Maksudnya?"

***

Kedua bola mata gadis berambut sebahu kini memutar sebal setelah mendengar pengakuan gila dari temannya, Nina. "Ya kejar aja, coba!" celetuknya seraya mengaduk jus berwarna merah yang dirinya pesan.

"Kalo gak direspon?"

"Derita lo, lah!" imbuh gadis berkuncir dua. Sebenarnya ia malas ketika Nina mengajak mereka berkumpul hanya untuk mendengarkan celotehan tak bermutu. Padahal ia sudah tidak mengungkit permainan mereka, namun Nina terjebak cukup jauh di dalam sana.

Jadi salah siapa?

***

"Kayaknya kita harus nonton bareng biar lo teredukasi!"

Sebuah laptop yang dipangkuan gadis ini kini sudah menampilkan halaman web. Satu toples makanan ringan telah Nina berikan juga pada Romeo untuk cemilan mereka.

"Engga, nanti kita kelepasan!" tegur pemuda ini ketika ratusan video muncul bersamaan setelah Nina mengetikan beberapa kata pada kolom pencarian.

"Ya bagus, dong!" Nina tersenyum sambil melirik kekasihnya.

Posisi duduk mereka kini semakin merapat, Nina membenarkan selimut pada tubuh mereka dan lampu untuk menerangi kamar kini sengaja di matikan. Nina siap menikmati tontonannya malam ini diatas kasur mereka.

"Kesepakatan gue sama Riza cuman sampe nikah sama lo!" Romeo mencibir dengan suara rendah namun cukup terdengar oleh kedua rungu milik Nina.

"Maksudnya? Lo maen ToD juga?"

Romeo mengangguk.

Suhu tubuh Nina semakin memanas karena emosi. Ia seperti ingin mengacak-acak wajah polos pemuda disampingnya dan mematahkan kacamata itu menjadi beberapa bagian.

"Sarappp!!!!" pekikan itu dengan cepat dibungkam oleh kedua tangan Romeo. Ia menarik Nina untuk tenggelam dalam selimut mereka karena takut mendapat kecaman dari kamar sebelah.

"Gue emosi! Aaaa...."


TBC





Sebenernya bagian prolog kali ini udah mencakup alur dan ending, harusnya udah ketebak sih.... tapi kalo mau lanjut baca, dengan senang hati gue tetep ketik sampe selesai. jan lupa ketik *123*next# buat nyuruh update....

byebye.... TAMPOL BINTANGNYA, BWANK!

Sepi vote+komen, gue hapus ges! 😏

🔞 Perhatian
Untuk menjaga keamanan, kayaknya gk bakalan se-barbar cerita tahun kemarin, ges! Paling cuman "mengarah" aja. Gue yg nulis aman, kalian yang baca juga aman. Okey sepakat 🤝
(Edisi malas ngetik yang alurnya pemanasan, inti dan klimaks.... Ehh)

Tapi bucin-bucinannya kenceng, kok ✌

Met menunggu chap.1 😗

Mau nambahin pemanis tapi kok gagal, ya... Fotonya gak ke kirim 😭




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRAPPED | HUANG RENJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang