"Misa."
"Ya?"
Almisa menoleh kearah Leonard yang sedang membawa koper dirinya. Hari ini adalah kepergian Almisa ke Korea. Padahal waktu liburannya kesini, perempuan itu bilang akan cukup lama disini. Namun, karena perempuan itu seorang model. Ada sesuatu yang harus dia lakukan dengan secepat mungkin.
"Aku-"
"Ada apa?"
"Aku, aku---" Leonard mengulum bibirnya gugup. Apa dia harus mengatakan sejujurnya? Tapi dia juga tidak ingin kehilangan perempuan cantik di hadapannya.
"Kau ingin berbicara sesuatu?" Tanya Almisa, seketika Leonard mengangguk, "aku juga."
"Kau ingin berbicara sesuatu?"
"Ya," ucap Almisa cukup cemas.
"Kita duduk dulu."
Mereka berdua berjalan kerah sofa dengan perasaan panik di hati masing-masing.
"Misa, ak-aku.."
Almisa tertawa lirih, "aku sudah tau."
"Kau tau?" Almisa mengangguk dengan wajah yang memerah, "apa yang kau tau."
"Soal hubunganmu dengan gadis itu," ucap Almisa. Perempuan itu tak bisa lagi membendung air matanya, "aku tau jika kau Dati gadis itu akan menikah bulan depan."
"M-menikah?"
Almisa mengangguk kembali, "tadi malam setelah kau pergi dari meja makan, kak Mike ngatakan semuanya. Kau dan gadis itu telah di jodohkan satu Minggu sebelum aku kesini. Dan bulan depan kalian akan menikah."
"Misa.." saat Leonard ingin memegang tangan Almisa perempuan itu mengempeskannya, "maaf."
"Tidak papa. Meski aku kecewa tapi ini juga bukan keinginan mu, aku tidak ingin menjadi pengganggu untuk kalian berdua dimasa depan. Aku akan kembali hari ini, dan hari ini pula kita selesai, Leo."
"Maaf."
"Aku memaafkanmu," ucap perempuan itu sambil mengusap air matanya.
Almisa beranjak dari duduknya dan mengambil koper yang berbeda di samping Leonard.
"Leo."
"Ya?" Leonard berdiri, menghadap Almisa.
"Apa aku boleh, untuk terkahir kalinya merasakan pelukan mu?" Tanpa jawaban apapun, Leonard langsung memeluk Almisa erat. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya di pelukan Leonard, ini adalah perpisahan yang cukup menyakitkan bagi keduanya. Karena setelah ini, semuanya selesai. Momen-momen itu akan hilang dibawa kenangan yang membusuk.
"Tentu."
Mereka berpelukan cukup lama disana, tanpa mereka sadari bahwa ada seseorang yang mengira mereka menangis karena akan berpisah lagi. Namun bukan berpisah hubungan mereka, tapi jarak yang memisahkan.
Ratih, gadis itu ikut menangis. Memegang dadanya yang terasa sesak sekali. Ia juga ingin mendapatkan pelukan itu, dan menangis sejadi-jadinya didalam dekapan Leonard. Tapi, itu semua hanyalah kesemogaan yang entah terjadi atau tidak.
"Tapi Almisa, jujur, aku tidak ingin kehilangan dirimu," ucap Leonard dengan mengusap rambut Almisa.
"Sebenarnya aku juga tidak ingin. Tapi kau-"
"Ucapan Mike salah, aku bukan akan menikah tapi sudah."
Almisa melepaskan pelukan mereka, "Leo kau-"
"Maaf," ucap Leonard menunduk, "aku akan menceraikan gadis itu. Aku tidak mencintainya, aku hanya mencintaimu, Misa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Serayu | Berlanjut
SpiritualSegudang luka yang di alami seorang gadis berusia 18 tahun. Saat nenek dan kakek yang mengurus nya sejak lima tahun lalu ketika orang tuanya pergi untuk selamanya, membicarakan keinginannya untuk menjodohkan ia dengan cucu sang nenek, di sanalah pen...